Pengertian Kemampuan Menjelaskan

Pengertian Kemampuan Menjelaskan - Istilah kemampuan mempunyai banyak makna. Broke mengemukakan bahwa kemampuan merupakan citra hakikat kualitatif dari sikap guru atau tenaga kependidikan yang tampak sangat berarti. Pendapat lain mengenai kemampuan dikemukakan oleh Charles E. Jhonsons et al. (1974:3), yaitu kemampuan merupakan sikap yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Secara etimologis kata “menjelaskan” bermakna membuat sesuatu menjadi jelas. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian informasi secara sitematis sehingga yang mendapatkan klarifikasi mempunyai citra yang terperinci ihwal korelasi informasi yang satu dengan yang lainnya. Menjelaskan berarti menyajikan informasi ekspresi yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan memperlihatkan hubungan.

Guru memakai istilah menjelaskan untuk penyajian ekspresi didalam interaksi edukatif. Dalam kehidupan sehari – hari istilah menjelaskan diartikan sama dengan menceritakan. Contoh : guru menjelaskan pengalamannya pergi ke Jakarta, melihat Taman Mini, Keong Emas, dan Taman Impian Jaya Ancol. Pada kesempatan berikutnya guru lain menjelaskan : pada hari – hari raya Natal dan Idul Fitri, harga barang kebutuhan sehari – hari naik, lantaran banyak orang berbelanja untuk pesta. Kedua guru tersebut memakai istilah menjelaskan, tetapi mempunyai pengertian yang berbeda. Yang pertama mempunyai pengertian melukiskan citra keadaan dan insiden sewaktu di Jakarta, sedang yang kedua mempunyai pengertian “ mengungkapkan sebab” kenaikan harga yang terjadi dipasar. Kedua istilah menjelaskan yang digunakan yaitu merupakan informasi ekspresi yang diberikan guru kepada anak didik. Pada klarifikasi yang kedua, guru mengorganisasi materi pelajaran, sehingga anak didik diberi sajian materi pelajaran yang telah direncanakan dan dikontrol sikuennya. Semua itu yaitu merupakan ciri umum yang penting untuk mekanisme menjelaskan.

Proses interaksi edukatif menuntut keterlibatan kemampuan kognitif anak didik untuk pemahaman. Karena itu tidak semua kisah sanggup disebut menjelaksan. Kedua guru di atas yaitu menceritakan, tetapi hanya guru yang kedua yang mempunyai arti menjelaskan. Pengertian menjelaskan disini yaitu kontribusi informasi secara ekspresi yang diorganisasi secara sistematis untuk memperlihatkan adanya korelasi lantaran akibat, antara yang sudah dialami dan yang belum dialami, antara generalisasi dengan konsep, antara konsep dengan data, atau sebaliknya. Keberhasilan guru menjelaskan ditentukan oleh tingkat pemahaman yang ditentukan anak didik.

Penyampaian informasi yang berkala dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Dalam Taksonomi Bloom’s dari kategori proses kognitif yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.

Menjelaskan sendiri terdapat pada kategori memahami pada tingkat yang ke tujuh Secara umum sanggup menangani materi dan duduk kasus baru, ia sanggup menentukan teknik yang sempurna untuk digunakan baik bersifat fakta, prinsip dan prosedur. Hal itu, merupakan hasil berguru dalam berguru dan dalam taksonomi Bloom, istilah ini disebut kemampuan dan katerampilan intelektual. Seni atau keterampilan + pengetahuan = kemampuan.


2. Indikator Kemampuan Menjelaskan
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan sikap yang sanggup diukur/diobservasi yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam taksonomi Bloom ranah kognitif menjelaskan sendiri berada pada tingkatan yang kedua yaitu pemahaman. Pada dimensi proses kognitif (Anderson dan Krathwohl 2001) kategori mengerti yaitu membangun makna dari pesan pembelajaran. Diharapkan siswa sanggup menganalisis dan menyimpilkan materi yang ada sehingga sanggup menjadi suatu klarifikasi yang jelas. Isi pesan yang dipilih dan disusun harus dijelaskan secara sistematis disertai pola – contoh. Indikator kemampuan menjelaskan diantaranya, memahami, mengartikan, meberikan contoh, mengklasifikasi, menyimpulkan, menduga, dan membandingkan.

3. Ruang Lingkup Menjelaskan
a. Tujuan Menjelaskan
Pemberian klarifikasi merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas.
Tujuan kontribusi klarifikasi dalam pembelajaran yaitu :
1) Membimbing siswa untuk sanggup memahami konsep, hukum, dalil,fakta, dan prinsip secara objektif dan bernalar
2) Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memacahkan duduk kasus –masalah atau pertanyaan.
3) Mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dengan untuk mengatasi kesalahpahaman siswa.
4) Membimbing siswa untuk menghayati dan menerima proses kebijaksanaan budi dan memakai bukti – bukti dalam memecahkan masalah.
b. Komponen – komponen Menjelaskan
Komponen – komponen dalam keterampilan menjelaskan (explaining skills) yaitu sebagai berikut:
1) Merencanakan
Kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang terancana. Guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu membuat perencanaan, baik itu berupa silabus maupun RPP. Dalam
pelaksanaannya semua kegiatan tersebut memerlukan keterampilan menjelaskan dari seorang guru. Oleh lantaran itu, klarifikasi yang dilakukan guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi materi dan acara siswa itu sendiri. Yang berkenaan dengan isi materi meliputi analisis duduk kasus secara keseluruhann, penentuan jenis hubungsn yang ada diantara unsur –unsur yang berkaitan dengan penggunaan rumus, hukum, dalil, generalisasi yang sesuai dengan korelasi yang telah ditentukan. Mengenai yang berafiliasi dengan siswa hendaknya diperhatikan perbedaan individual siswa baik itu usia, kiprah perkembangan, jenis
kelamin, kemampuan, inters, latar belakang sosial budaya, bakat, dan lingkungan berguru anak.

2) Penyajian Suatu Penjelasan
Penyajian suatu klarifikasi sanggup ditingkatkan kesudahannya dengan memperhatikan hal – hal berikut ini :
a) Kejelasan
Penjelasan hendaknya diberikan dengan memakai bahasa yang gampang dimengerti oleh siswa. Kelancaran berbicara juga merupakan hal yang penting dalam menjelaskan. Kebiasaan ucapan
ibarat ah, uh, em, ..., atau memutarbalikkan kalimat atau penggunaan kalimat kira – kira, umumnya, biasanya, seringkali, danistilah istilah yang tidak dimengerti anak didik, sebaiknya
dihindari lantaran kan mengganggu perhatian anak didik. Kejelasan bahasa juga harus secara eksplisit ditampakkan. Pemilihan istilah yang sempurna dan sesuai dengan kemampuan berpikir anak didikadalah perlu.
Hal yang harus dihindari dalam menjelaskan antara lain penggunaan :
(1) Kata – kata perhiasan negatif, ibarat tidak terlalu, tidak tenang, tidak sering
(2) Kata ragu – ragu, contohnya kurang lebih, hampir semua, jenis ini, kira – kira, hampir
(3) Jumlah yang tidak pasti, contohnya seonggak, beberapa, sejumlah, segerombol, kira – kira
(4) Kelompok barang, contohnya jenis, aspek – aspek, faktor – faktor, barang – barang.
(5) Kemungkinan, ibarat tidak begitu perlu, kadang – kadang,sering – sering, itu mungkin
(6) Petunjuk yang meragukan(mempunyai arti lebih dari satu), semuanya ini, barang – barang itu, jenis barang – barang itu.
(7) Asal saja, contohnya mereka bilang demikian,membuat kisah panjang pendek, bagaimanapun

b) Penggunaan Contoh dan Ilustrasi
Penggunaan pola harus spesifik, jelas, dan konkret. Temukan pola situasi yang sempurna dan cocokyang bervariasi baik yang dikerjakan oleh guru ataupun yang diminta anak didik, membuat
klarifikasi lebih menarik dan lebih efektif. Suatu pola atau proses di mana pola dihubungkan dengangeneralisasi merupakan serpihan yang penting pada efektivitas penjelasan. Memberikan klarifikasi sebaiknya memakai pola – pola yang ada hubungannya dengan sesuatu yang sanggup ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari – hari

c) Pemberian Tekanan
Penekanan yaitu keterampilan penyajian yang meminta perhatiana anak didik terhadap informasi yang esensial atau penting. Dengan kata lain, untuk membantu berguru anak didik memusatkan perhatian secara terperinci pada serpihan – serpihan yang mendasar dari suatu duduk kasus dan pada waktu yang bersamaan sanggup mengurangi serpihan – serpihan yang kurang penting atau mengganggu. Dalam
memperlihatkan guru harus memusatkan perhatian siswa kepada duduk kasus atau topik utama dan mengurangi informasi yang tidak terlalu penting. Cara memberi pengutamaan sanggup dilakukan dengan :
(1) Memberi variasi dalam gaya mengajar guru. Misalnya, dengan bunyi yang bervariasi, dengan gerakan anggota tubuh atau dengan memakai media dan materi pelajaran.
(2) Menstruktur materi pelajaran, misalnyadengan memberi ikhtisar dan ulangan, dengan menyusun kembali kata – kata respon anak didik, dan dengan memberi tanda – tanda atau isyarat. Penekanan dalam menjelaskan sanggup dilakukan dengan ucapan eksklusif dalam bentuk :
(a) Kata – kata : pertama, kedua, dasar, esensial, kritis, fundamental, dll
(b) Ungkapan : yang nomor satu, kita mulai dengan, lain kita kembali, ini yaitu yang perlu diketahui, jangan lupa ini, dll.

Penekanan dengan memakai ucapan verbal akan lebih baik bila dikombinasikan dengan variasi suara.

d) Penggunaan Balikan
Menjelaskan yang dikaitkan dengan harapan atau kesenangan akan sanggup menarik perhatian anak didik, dan sanggup memberi sumbangan pikiran kepada anak didik lainnya untuk membentuk
generalisasi. Guru hendaknya memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertian siswa saat klarifikasi itu diberikan

c. Prinsip – Prinsip Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan harus dikuasai oleh seorang guru semoga siswa memperoleh pemahaman yang utuh dan terperinci ihwal materiyang disampaikan guru. Berkenaan dengan keterampilan menjelaskan ini , ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru, yaitu:
1) Keterkaitan dengan tujuan. Apapun yang dilakukan guru dalam menjelaskan materi pelajaran harus bermuara pada pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2) Relevan antara klarifikasi dengan materi dan karakteriktis siswa, klarifikasi guru harus sesuai dengan materi yang diajarkan, hindari improvisasi yang berlebihan sehingga ke luar konteks materi yang diajarkan. Materi yang dijelaskan oleh guru harus sesuai dengan karakteristik akseptor didik, baik itu usia, kiprah perkembangan, tingkat kesukaran dan sebagainya.
3) Kebermaknaan. Apapun yang dijelaskan guru harus bermakna bagi siswa baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang.
4) Dinamis. Guru sanggup memadukannya dengan tanya jawab, atau memakai media pembelajaran, semoga klarifikasi lebih menarik dan sistematis, klarifikasi harus gampang dipahami oleh siswa dan tidak verbalisme.
5) Penjelasan dilakukan dalam kegiatan dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan kegiatan penutup.

d. Penggunaan dalam Kelas
Keterampilan menjelaskan dibutuhkan dalam pengajaran pada hampir semua topik yang terdapat dalam kurikulum. Menjelasan yang dilakukan oleh guru harus sanggup menjawab pertanyaaan “ mengapa” (why) dan dijawabnya sedemikian rupa sehingga menjadikan pemahaman bagi mereka yang mendengarkan. Menjelaskan tidak hanya sekedar mengopi apa yang terdapat pada silabus, melainkan lebih dari itu. Guru mengajar dengan menjelaskan semoga anak didik berpikir secara logis, estetis, dan moral. Dalam menjelaskan, perbedaan pendapat ihwal kebaikan penggunaan pengajaran deduktif dan induktif sanggup diabaikan.

Keterampilan menjelaskan mendominasi penyajian pengajaran secara verbal oleh guru. Tak terhitung pertanyaan yang sanggup diajukan sehari –hari dikelas dalam keterampilan menjelaskan. Ada beberapa pola pertanyaan, contohnya : mengapa desain sayap kapal terbang sangat penting untuk sanggup terbang? Mengapa tembakau sangat baik tumbuh di tempat Besuki?

Respon atau pertanyaan tersebut memerlukan alasan atau lantaran yang harus dijelaskan, dan melepaskan dari kepentingan guru. Menjelaskan menekankan rasional pemahaman dan mengurangi indroktinasi. Respon memerlukan bukti – bukti yang sanggup digunakan sebagai dasar kontribusi alasan. Pengalaman anak didik atas klarifikasi guru secara benar akan meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan bebas bila menghadapi duduk kasus dan meningkatkan kepercayaan diri.

e. Faktor yang Mempengaruhi
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil berguru digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu :
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam siswa , yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internl ini meliputi : kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.


2) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri akseptor didikyang mempengaruhi hasil berguru yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga kuat terhadap hasil berguru siswa. Keluarga yaang morat – marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami –istri, perhatian orang renta yang kurang terhadap anaknya, serta keebiasaan sehari – hari berperilaku yang kurang baik dari orang renta dalam kehidupan sehari – hari kuat dalam hasil berguru akseptor didik.

Menurut Dunkin dalam Wina Sanjaya (2006:51), terdapat sejumlah aspek yang sanggup mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru :
a) Teacher formative experience,meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Yang termasuk ke dalam aspek ini diantaranya tempat asal kelahiran guru termasuk suku, latar belakang budaya, dan sopan santun istiadat.
b) Teacher pembinaan experience, meliputi pengalaman – pengalaman yang berafiliasi dengan acara dan latar belakang pendidikan guru, contohnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan, dan pengalaman jabatan.
c) Teacher properties, segala sesuatu yang berafiliasi dengan sifat yang dimiliki guru, contohnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran termasuk didalamnya kemampuan dalam merencanakan dan penilaian pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi.


Sumber http://makalahahli.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Pengertian Kemampuan Menjelaskan"

Posting Komentar