Matematika Membangun Huruf Bangsa
Oleh : Bambang Hidayat
Problematika yang sedang dihadapi bangsa Indonesia ialah merosotnya moralitas. Seolah dunia pendidikan kita tak bisa menjawab tuntutan & tantangan jaman. Pendidikan berkaitan dekat dengan sekolah dan perguruan tinggi tinggi. Jika dilihat dari kuantitas lulusan sekolah dan perguruan tinggi tinggi maka kita tidaklah kalah dengan negara-negara lain. Coba bayangkan hampir setiap tahun universitas menelurkan sarjana-sarjana muda dari banyak sekali disiplin ilmu. Namun, sehabis mereka menduduki jabatan atau amanah di banyak sekali instansi baik itu pemerintahan maupun non-pemerintahan ternyata mereka kehilangan idelisme sebagai insan yang berbudi pekerti luhur. Kesuksesan pendidikan tidak hanya dinilai dari majunya teknologi dari hasil olah ilmu pengetahuan.Namun juga, ditandai dengan kehidupan yang higienis dari kata korupsi, kongkalikong dan nepotisme. Jika para sarjana kita telah kehilangan jati dirinya berarti negera ini telah berada diambang kehancuran. Maka sebelum semuanya terlambat dan menimbulkan penyesalan yang berkepanjangan, sudah seharusnya kita benahi diri kita guna mewujudkan bangsa yang berkarakter luhur. Disadari atau tidak, ternyata matematika mengajari perihal sifat-sifat mulia menyerupai : konsisten (Istiqomah), jujur (Siddiq), sanggup mengemban amanah (Amanah) dan kreatif.
1. Konsisten (Istiqomah)
Konsisten berarti teguh pendirian. Konsisten pula sanggup diartikan berjalan di atas aturan yang telah disepakati bersama. Bukan malah mengubah aturan untuk kepentingan dan laba individual atau golongannya sendiri. Matematika sudah terang mengajarkan sifat konsisten ini, sebagai pola sederhana dalam penulisan notasi. Jika semenjak awal kita memakai simbol p dan q untuk menotasikan proposisi 1 dan proposisi 2 maka dalam penulisan selanjutnya harus tetap sama (tidak boleh berubah).
2. Jujur (Siddiq) dan Amanah
Bagaimana matematika mengajarkan sifat jujur kepada manusia, sebagai pola Budi menyampaikan kepada Anto bahwa “0,131313... ialah bilangan rasional”. Tentu Budi sudah pertanda terlebih dulu bahwa memang 0,131313... ialah bilangan rasional sebelum beliau mengatakannya kepada Anto. Sebab, jikalau tidak maka Budi sanggup dikatakan membual atau dusta.
3. Kreatif
Dalam matematika seringkali kita diminta untuk berpikir kreatif dalam menuntaskan suatu masalah. Misalnya dalam mencari akar-akar persamaan kuadrat : x^2+4*x+1=0. Untuk mencari akar-akarnya kita harus mengetahui terlebih dahulu apakah akar-akarnya sama dan real, atau akar-akarnya beda dan real ataukah akar-akarnya imajiner, gunakan rumus determinan (D=b^2-4*a*b=0 (sama & real), D= b^2-4*a*b>0 (beda dan real), D= b^2-4*a*b<0 (imajiner).
Semoga bermanfaat dan sanggup diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Amin yaa Rabb ...
Rujukan :
Manfaat, Budi.2010. Membumikan Matematika : dari kampus ke kampung.Eduvision Publishing:Cirebon.
Sumber http://gemarmatematika21.blogspot.com
0 Response to "Matematika Membangun Huruf Bangsa"
Posting Komentar