Aspek Religiusitas
Religiusitas atau keberagamaan diwujudkan dalam aneka macam sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi saat seseorang melaksanakan acara lain yang mendorong oleh kekuatan supranatural. Dan bukan hanya yang berkaitan dengan acara yang tampak dan sanggup dilihat mata, tapi juga acara yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang.
Hal senada juga dikemukan oleh Ahyadi yang menyebutkan bahwa struktur keberagamaan insan meliputi struktur aktif, konotif, kognitif dan motorik. fungsi aktif dan konotif terlihat dalam pengalaman ketuhanan, rasa keagamaan dan kerinduan terhadap Tuhan, fungsi motorik tampak dalam perbuatan dan gerak tingkah laris keagamaan. Sedangkan fungsi kognitifnya tercermin dalam sistem kepercayaan ketuhanannya dalam kehidupan sehari-hari fungsi tersebut.
Menurut Glock dan Strak membagi religiusitas ke dalam lima dimensi yaitu dimensi keyakinan, ritual, eksperimental atau pengalaman, konsekuensial, dan intelektual. Dimensi keyakinan, intelektual dan ekperensial atau pengalaman yaitu aspek personal behavior, sedangkan dimensi ritual dan konsekuensial yaitu aspek sosial behavior.
1. Aspek Idiologi atau Keyakinan
Dimensi idiologi atau keyakinan diartikan sebagai tingkatan sejauh mana individu mendapatkan kebenaran dari anutan agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran mendasar atau bersifat dogmatik, Dimensi ini menjelaskan Tuhan, alam, insan dan hubungan diantara mereka. Kepercayaan in sanggup berupa makna yang menjelaskan tujuan Tuhan dan perasaan insan dalam mencapai tujuan tersebut (purposive beliefer).
Kepercayaan terakhir sanggup berupa pengetahuan hening perangkat tingkah laris yang dipandang baik oleh agama. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diperlukan akan taat. Isi dimensi ini menyangkut keyakinan terhadap Allah, Malaikat, Nabi atau Rasul, Al Kitab, Qodo dan Qodar.
2. Aspek Ritual
Dimensi ini menunjuk pada ritus-ritus keagamaan yang dianjurkan oleh agama dan dilaksanakan oleh penganutnya. Dimensi ini dilakukan orang untuk mengatakan kesepakatan terhadap ajaran-ajaran agamanya. Manifestasi dan praktek-praktek keberagaman diwujudkan dalam dua aspek yaitu ritual dan ketaatan. Ritual mengacu kepada seperangkat ritus-ritus tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci yang semuanya mengharapkan biar para pemeluk melaksanakannya.
Dalam kebersamaan sesama umat Islam sebagian dari penghargaan ritual diwujudkan dalam bentuk pengajian di masjid di peringatan hari-hari besar Islam dan lain sebagainya. Sedangkan ketaatan dalam Islam diwujudkan melalui seperangkat tindakan persembahan dan kontemplasi personal yang relatif spontan, informal dan khas pribadi, menyerupai pelaksanaan sholat, puasa, zakat. Haji bila bisa membaca al-Qur'an, berdoa dan lain sebagainya.
3. Aspek eksperensial atau pengalaman
Dimensi ini bersihkan dan menunjukkan fakta bahwa semua agama mengandung penghargaan-penghargaan tertentu meski tidak sempurna bila dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subyektif dan pribadi mengenai kenyataan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supranatural).
Dimensi ini merupakan bab keagamaan yang bersifat afektif yaitu keterlibatan emosional dan sentimental terhadap pelaksanaan anutan agamanya. Inilah perasaan keagamaan yang sanggup bergerak dalam empat tingkatan, yaitu: konfirmatif (merasakan kehadiran Tuhan terhadap apa saja yang diamatinya), responsif (merasakan bahwa Tuhan menjawab kehendak atau keluhannya), eskatif (merasakan hubungan yang bersahabat dan penuh cinta antara Tuhan, insan dan alam semesta) dan partisiperty (merasa menjadi bagian, kawan, kekasih atau wali dan mengerti akan melaksanakan karya ilahi).
Di dalam Islam, hal ini meliputi perasaan dekat dengan Allah, dicintai Allah, doa-doa sering dikabulkan, perasaan tentram dan bahagia, bertawakkal dan bersyukur kepada Allah dan lain sebagainya.
4. Aspek Konsekuensial
Dimensi yang merujuk pada seberapa tingkat seseorang dalam berperilaku oleh anutan agamanya di dalam kehidupan sosial.
Dalam Islam hal ini sanggup ditunjukkan melalui sikap suka menolong, berderma, menegakkan kebenaran dan keadilan, berlaku jujur, memaafkan, menjaga amanat, menjaga lingkungan, tidak mencuri, berjodi, menipu, sikap secual, mematuhi norma-norma Islam, berjuang untuk hidup sukses dan lain sebagainya.
5. Aspek Intelektual
Dimensi ini mengacu kepada keinginan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak mempunyai sejumlah pengetahuan dan pemahaman mengenai dasar-dasar keyakinan, ritual, kitab dan tradisi-tradisi agamanya. Dalam Islam hal ini sanggup diwujudkan dalam pengetahuan seseorang menyangkut isi al-Qur'an pokok-pokok anutan harus di imani, aturan Islam, sejarah dan lain sebagainya.
Sumber http://makalahahli.blogspot.com
Hal senada juga dikemukan oleh Ahyadi yang menyebutkan bahwa struktur keberagamaan insan meliputi struktur aktif, konotif, kognitif dan motorik. fungsi aktif dan konotif terlihat dalam pengalaman ketuhanan, rasa keagamaan dan kerinduan terhadap Tuhan, fungsi motorik tampak dalam perbuatan dan gerak tingkah laris keagamaan. Sedangkan fungsi kognitifnya tercermin dalam sistem kepercayaan ketuhanannya dalam kehidupan sehari-hari fungsi tersebut.
Religiusitas dalam Sholat |
1. Aspek Idiologi atau Keyakinan
Dimensi idiologi atau keyakinan diartikan sebagai tingkatan sejauh mana individu mendapatkan kebenaran dari anutan agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran mendasar atau bersifat dogmatik, Dimensi ini menjelaskan Tuhan, alam, insan dan hubungan diantara mereka. Kepercayaan in sanggup berupa makna yang menjelaskan tujuan Tuhan dan perasaan insan dalam mencapai tujuan tersebut (purposive beliefer).
Kepercayaan terakhir sanggup berupa pengetahuan hening perangkat tingkah laris yang dipandang baik oleh agama. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diperlukan akan taat. Isi dimensi ini menyangkut keyakinan terhadap Allah, Malaikat, Nabi atau Rasul, Al Kitab, Qodo dan Qodar.
2. Aspek Ritual
Dimensi ini menunjuk pada ritus-ritus keagamaan yang dianjurkan oleh agama dan dilaksanakan oleh penganutnya. Dimensi ini dilakukan orang untuk mengatakan kesepakatan terhadap ajaran-ajaran agamanya. Manifestasi dan praktek-praktek keberagaman diwujudkan dalam dua aspek yaitu ritual dan ketaatan. Ritual mengacu kepada seperangkat ritus-ritus tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci yang semuanya mengharapkan biar para pemeluk melaksanakannya.
Dalam kebersamaan sesama umat Islam sebagian dari penghargaan ritual diwujudkan dalam bentuk pengajian di masjid di peringatan hari-hari besar Islam dan lain sebagainya. Sedangkan ketaatan dalam Islam diwujudkan melalui seperangkat tindakan persembahan dan kontemplasi personal yang relatif spontan, informal dan khas pribadi, menyerupai pelaksanaan sholat, puasa, zakat. Haji bila bisa membaca al-Qur'an, berdoa dan lain sebagainya.
3. Aspek eksperensial atau pengalaman
Dimensi ini bersihkan dan menunjukkan fakta bahwa semua agama mengandung penghargaan-penghargaan tertentu meski tidak sempurna bila dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subyektif dan pribadi mengenai kenyataan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supranatural).
Dimensi ini merupakan bab keagamaan yang bersifat afektif yaitu keterlibatan emosional dan sentimental terhadap pelaksanaan anutan agamanya. Inilah perasaan keagamaan yang sanggup bergerak dalam empat tingkatan, yaitu: konfirmatif (merasakan kehadiran Tuhan terhadap apa saja yang diamatinya), responsif (merasakan bahwa Tuhan menjawab kehendak atau keluhannya), eskatif (merasakan hubungan yang bersahabat dan penuh cinta antara Tuhan, insan dan alam semesta) dan partisiperty (merasa menjadi bagian, kawan, kekasih atau wali dan mengerti akan melaksanakan karya ilahi).
Di dalam Islam, hal ini meliputi perasaan dekat dengan Allah, dicintai Allah, doa-doa sering dikabulkan, perasaan tentram dan bahagia, bertawakkal dan bersyukur kepada Allah dan lain sebagainya.
4. Aspek Konsekuensial
Dimensi yang merujuk pada seberapa tingkat seseorang dalam berperilaku oleh anutan agamanya di dalam kehidupan sosial.
Dalam Islam hal ini sanggup ditunjukkan melalui sikap suka menolong, berderma, menegakkan kebenaran dan keadilan, berlaku jujur, memaafkan, menjaga amanat, menjaga lingkungan, tidak mencuri, berjodi, menipu, sikap secual, mematuhi norma-norma Islam, berjuang untuk hidup sukses dan lain sebagainya.
5. Aspek Intelektual
Dimensi ini mengacu kepada keinginan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak mempunyai sejumlah pengetahuan dan pemahaman mengenai dasar-dasar keyakinan, ritual, kitab dan tradisi-tradisi agamanya. Dalam Islam hal ini sanggup diwujudkan dalam pengetahuan seseorang menyangkut isi al-Qur'an pokok-pokok anutan harus di imani, aturan Islam, sejarah dan lain sebagainya.
0 Response to "Aspek Religiusitas"
Posting Komentar