√ Pembagian Terstruktur Mengenai Industri

Bagaimana Klasifikasi Industri itu ? - Secara umum, acara industri menghasilkan barang jadi. Proses yang berlangsung dalam acara industri ada yang sederhana dan ada yang kompleks. Kegiatan industri yang kompleks membutuhkan peralatan mesin. Contoh industri perakitan atau asembling mobil, sepeda motor, dan televisi.

Berbagai jenis industri sanggup diklasifikasikan menurut kriteria tertentu. Klasifikasi industri berikut ini didasarkan modal dan tenaga kerja, barang yang dihasilkan, tempat pemasaran, lokasi, investasi-investasi dan tenaga kerja, serta departemen perindustrian.

a. Industri Berdasarkan Modal dan Jumlah Tenaga Kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja dan modal yang dipakai dalam perjuangan industri, industri sanggup dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:

1) Industri Rumah Tangga

Dari namanya saja, sudah sanggup dibayangkan besarnya modal dan tenaga kerja yang dipakai dalam industri rumah tangga. Perhatikan gambar di samping! Pada gambar mengatakan industri rumah tangga yang menghasilkan tahu. Jika kau menemui industri ini amatilah proses produksinya, jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan peralatan yang digunakan. Tanyakan pula berapa modal yang digunakan. Dari jawaban-jawaban yang diperoleh sanggup kau gunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui ciri-ciri industri rumah tangga.

Industri rumah tangga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a) Modal yang dipakai relatif kecil.

b) Tenaga kerja yang dipakai tidak lebih dari 4 orang, biasanya dari anggota keluarga.

c) Peralatan yang dipakai sederhana dan bukan mesin.

d) Bertujuan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2) Industri Kecil

Industri kecil membutuhkan modal dan tenaga kerja yang lebih banyak dibanding industri rumah tangga.

Industri kecil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a) Modal yang diperlukan lebih besar daripada industry rumah tangga.

b) Jumlah tenaga kerja 5 hingga 19 orang.

c) Menggunakan teknologi sederhana.

d) Biasanya hanya merupakan perjuangan sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Industri kecil biasanya bergerak di bidang makanan dan kerajinan.

Contoh industri makanan ialah industri makanan kecil, kecap, kerupuk, dan sebagainya. Contoh industry kerajinan ialah industri batik, anyaman, mebel kayu, dan sebagainya.

3) Industri Sedang

Apabila dibandingkan dengan dua jenis industry sebelumnya, industri sedang merupakan industri yang membutuhkan lebih banyak modal dan jumlah tenaga kerja.

Ciri-ciri industri sedang sebagai berikut.

a) Modal lebih besar daripada industri kecil.

b) Tenaga kerja berjumlah 20 hingga 99 orang.

c) Sudah menggunakan teknologi yang cukup tinggi tetapi masih banyak menggunakan tenaga manusia.

d) Sudah menerapkan manajemen meskipun masih sederhana.

e) Sudah ada pembagian kerja, contohnya bab keuangan, administrasi, produksi, dan pemasaran.

Contoh industri sedang antara lain industri konveksi (pakaian jadi), sepatu dan tas, alat olahraga, serta industry percetakan.

4) Industri Besar

Berdasarkan modal dan jumlah tenaga kerja, industri besar mempunyai tingkatan yang paling tinggi.

Industri besar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a) Membutuhkan modal besar.

b) Tenaga kerja yang diperlukan lebih dari 100 orang.

c) Menggunakan mesin-mesin berat dan modern.

d) Lebih banyak menggunakan tenaga mesin daripada tenaga manusia.

e) Produk yang dihasilkan untuk kebutuhan dalam negeri dan sebagai komoditas ekspor.

f) Manajemen perusahaan sangat rapi.

g) Pembagian kerja sudah jelas, contohnya direktur, bab produksi, pemasaran, administrasi, keuangan, personalia, dan sebagainya.

Contoh industri besar antara lain industri semen, tekstil, kendaraan bermotor, mobil, pupuk kimia, dan sebagainya.

b. Industri Berdasarkan Barang yang Dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri sanggup diklasifikasikan menjadi empat, yaitu industri rumah tangga/ industri kecil, industri ringan, industri sedang, dan industri besar.

1) Industri Rumah Tangga/Industri Kecil

Industri kecil yang termasuk dalam kelas ini contohnya industri kerajinan. Ada banyak industri kerajinan, antara lain kerajinan tenun, batik tulis, goresan kayu, payung, anyaman, logam, tanah liat, dan kulit.

2) Industri Ringan

Industri ringan menggunakan materi baku atau materi mentah dalam jumlah sedikit dan ringan. Barang yang dihasilkan tidak terlalu berat. Proses pengolahan cenderung lebih higienis dan sedikit menghasilkan polutan. Industri yang termasuk dalam industri ringan ialah industri makanan dan minuman, industri pakaian, industri tekstil, dan industri elektronik.

3) Industri Sedang

Ciri-ciri industri sedang hampir sama dengan industri ringan, hanya dalam penggunaan materi mentah lebih banyak. Contoh industri sedang ialah industri konveksi, industri percetakan, dan industri penggergajian kayu.

4) Industri Berat

Industri berat dicirikan oleh penggunaan materi mentah dalam jumlah banyak dan mesin-mesin berukuran besar. Barang-barang yang dihasilkan juga banyak dan besar. Industri berat cenderung membutuhkan lahan yang luas dan sanggup mencemari lingkungan.

Contoh industri yang termasuk industri berat ialah industri besi dan baja, industri kapal, serta industri pesawat terbang. Industri Besi dan Baja sebagai Suatu Sistem Industri besi dan baja sanggup dilihat sebagai suatu sistem. Produk baja sanggup dibentuk dalam pabrik besi dan baja yang terpadu. Proses terpadu menghasilkan produksi baja yang lebih efisien dengan biaya lebih rendah. Masukan (input), proses, dan produk yang dihasilkan (output) oleh pabrik besi dan baja yang terpadu ditunjukkan menyerupai sketsa di samping.

c. Industri Berdasarkan Daerah Pemasaran

Berdasarkan tempat pemasaran, industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri dasar dan industri lokal.

1) Industri Dasar (Basic Industry)

Merupakan industri yang produksinya ditujukan untuk ekspor atau dipasarkan ke luar negeri.

2) Industri Lokal (Non-Basic Industry)

Industri lokal, yaitu industri yang hasil produksinya dipasarkan di pasar lokal (dalam negeri).

d. Industri Berdasarkan Orientasi

Berdasarkan orientasi, industri dibedakan menjadi empat sebagai berikut.

1) Industri Berorientasi Pasar (Market Oriented Industry)

Industri yang dibangun dengan tujuan lebih mendekatkan kepada konsumen atau pelanggan. Jarak lokasi industri dengan konsumen menjadi salah satu pertimbangan dalam membangun industri. Selain itu, kualitas barang hasil industri, yang terkait dengan mutu, model, keawetan, dan kegunaan barang besar lengan berkuasa pada banyak sedikitnya konsumen barang hasil industri tersebut.

2) Industri Berorientasi Permintaan (Supply Oriented Industry)

Industri yang dibangun dengan tujuan menyediakan barangbarang kebutuhan konsumen. Apa yang diperlukan konsumen menjadi dasar pertimbangan didirikannya suatu industri. Selain itu, akomodasi pendukung menyerupai jalan, listrik, dan telepon juga dipertimbangkan.

3) Industri Berorientasi Tenaga Kerja (Power Oriented Industry)

Industri ini dibangun dengan tujuan mendayagunakan tenaga kerja. Lokasi industri berada di tempat yang tersedia banyak tenaga kerja.

4) Industri Berorientasi Bahan Mentah (Raw Material Oriented Industry)

Industri yang dibangun dengan tujuan memanfaatkan materi mentah yang tersedia. Lokasi industri ini berada di tempat yang menyediakan materi mentah. Alasan pembangunan industri di wilayah yang mempunyai materi mentah banyak, antara lain alasannya ialah volume materi mentah yang berat atau besar maupun kondisi materi mentah yang cepat rusak, sehingga harus cepat diolah.

e. Industri Berdasarkan Intensitas Modal dan Pemakaian Tenaga Kerja

Berdasarkan penjabaran ini, industri sanggup digolongkan menjadi dua sebagai berikut.

1) Industri Padat Karya (Labour Intensive)

Merupakan industri yang sanggup menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak.

2) Industri Padat Modal (Capital Intensive)

Merupakan jenis industri yang menggunakan modal yang besar, dipakai dalam industri yang menggunakan mesin-mesin, pemrosesan barang maupun hasil produk mutakhir dan canggih.

f. Industri Menurut Departemen Perindustrian

Menurut Departemen Perindustrian, industri di Indonesia sanggup dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.

1) Industri Dasar (Hulu)

Industri ini mencakup industri mesin-mesin, logam dasar, dan industri kimia dasar. Industri ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta meperkukuh struktur ekonomi. Contoh industri ini antara lain industri mesin pertanian, alatalat konstruksi, mesin-mesin listrik, kendaraan bermotor, kereta api, kapal, pesawat terbang, besi-besi konstruksi, besi baja, dan sebagainya.

2) Industri Hilir

Industri hilir berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Contohnya industry tekstil, kimia, alat-alat listrik, logam, materi bangunan, dan industri pangan.

g. Penggolongan Industri Berdasarkan Bahan Dasar yang Digunakan

1) Industri Dasar

Merupakan industri yang menghasilkan materi dasar untuk industri yang lain. Contoh, pabrik peleburan besi dan bauksit.

2) Industri Konveksi

Industri yang menciptakan pakaian jadi, menyerupai kaos, celana, dan kemeja.

3) Industri Agraris

Industri yang mengolah hasil-hasil pertanian, baik secara pribadi maupun tidak langsung.

4) Industri Perakitan

Industri ini melaksanakan perakitan mesin-mesin untuk memproduksi barang jadi, contohnya industri perakitan mobil, barang-barang elektronik, dan pesawat terbang.

5) Industri Trafik

Bahan mentah dari industri trafik semuanya diimpor, alasannya ialah di dalam negeri tidak tersedia, contohnya minuman anggur, bir, dan perajutan wol.

h. Penggolongan Industri Berdasarkan Jenis Usahanya

1) Industri Ekstratif

Industri ini materi bakunya pribadi dari alam, menyerupai pertambangan, pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, dan sejenisnya.

2) Industri Nonekstratif

Merupakan industri yang mengambil materi bakunya dari tempat lain yang disediakan oleh industri lain. Contoh, industri penerbit dan percetakan.

3) Industri Fasilitatif/Industri Jasa

Kegiatan dari industri ini ialah menjual jasa untuk keperluan lain. Contoh, industri perdagangan, perbankan, transportasi, dan komunikasi. Selain faktor-faktor tersebut, masih banyak faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi industri. Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut ikuti pemaparannya berikut ini.

Versi materi oleh Eni A dan Tri H

Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru: