Penanganan Air Limbah

Penanganan Air Limbah


Hai sahabat bangkusekolah.com! Kamu niscaya sudah gak abnormal lagi dengan limbah bukan? Air limbah berasal dari limbah domestik (perumahan, perdagangan, rekreasi) dan limbah industry mengandung aneka macam padatan, zat berbahaya, dan materi organik yang sanggup menurunkan system akuatik kalau eksklusif dibuang ke lingkungan. Air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu. Pengolahan air limbah melibatkan proses kimia, proses fisika, maupun proses biologi. Berikut ini pola sketsa penganganan limbah yang memakai konsep redoks dan konsep elektrolit di dalam proses kimianya. Berikut ini sketsa pengolahan air limbah. Coba perhatikan dengan secama ya!


 Kamu niscaya sudah gak abnormal lagi dengan limbah bukan Penanganan Air Limbah

Dari sketsa di atas, sanggup dijelaskan sebagai berikut ini:


1. Perlakuan Awal

Tahapan perlakuan awal mencakup berikut ini:

a. Pemisahan benda abnormal dalam limbah menyerupai potongan kayu dan bangkai binatang. Hal ini sangat perlu dilakukan biar benda abnormal sanggup diambil.

b. Kemudian, lakukan pemisahan pasir dan kerikil.

c. Setelah itu, lakukan penggilingan sisa partikel-partikel biar tidak merusak peralatan dalam system pengolahan limbah menyerupai pompa.

d. Pencampuran limbah biar laju anutan dan konsentrasi partikel konsisten sehingga tidak terlalu menghipnotis parameter operasi.


2. Tahap Primer (pengendapan awal)

Pada tahap primer, partikel-partikel ringan, partikel-partikel berukuran koloid, dan suspensi dipisahkan dari air limbah dalam tangki pengendapan menyerupai berikut ini:

a. Partikel-partikel ringan yang mengambang dan partikel yang berukuran suspensi yang mengendap dipisahkan dan dialirkan ke digester.

b. Partikel-partikel berukuran koloid dalam air limbah sanggup diendapkan dengan penambahan elektrolit. Contoh elektrolit yang sanggup dipakai yaitu FeCl3, FeCl2, Al2(SO4), dan CaO. Elektrolit di sini berfungsi menetralisir muatan-muatan koloid sehingga sanggup bergabung atau mengumpul dan mengendap. Endapan dikirim ke digester sedangkan air limbah dialirkan ke tangki aerasi (tahap sekunder).


3. Tahap Sekunder (Aerasi dan Pengendapan)

Pada tahap sekunder, partikel-partikel terlarut dipisahkan dengan memakai metode lumpur aktif. Metode ini memakai mikroorganisme untuk mengurai partikel-partikel materi organik dalam air limbah menjadi bentuk yang lebih ramah lingkungan. Mikroorganisme yang dipakai terdiri dari 95% basil dan sisanya protozoa, rotifer dan jamur. Ada dua proses dalam tahap sekunder, yaitu sebagai berikut ini:

a. Aerasi

Aerasi yaitu penambahan oksigen (O2) ke dalam air limbah yang sudah dicampur dengan lumpur aktif. Oksigen (O2) diharapkan mikroorganisme dalam lumpur aktif untuk tumbuh dan berkembang. Dengan agitasi yang cukup, mikroorganisme dalam lumpur aktif sanggup melaksanakan kontak dengan materi organik dan anorganik dalam limbah untuk selanjutnya mengurainya. Proses aeras juga menimbulkan lepasnya senyawa organik yang gampang menguap menyerupai H2S dan NH3 sehingga akan mengurangi amis limbah.

b. Pengendapan

Air limbah yang mengandung lumpur aktif selanjutnya masuk dalam tangki pengendapan di mana lumpur aktif akan mengendapkan sebagian endapan lumpur aktif tersebut dialirkan ke tangki aerasi. Sedangkan sisanya dibuang ke digeser bersama buih yang mengambang.


4. Tahap Tersier (Pilihan)

Air limbah terkadang masih mengandung zat-zat yang tidak ramah lingkungan, menyerupai senyawa nitrat dan fosfat, materi organik yang sulit terurai dan padatan anorganik. Kandungan ini sanggup merusak system akuatik kalau dibuang eksklusif sehingga perlu dipisahkan lebih lanjut. Beberapa pola proses pemisahan zat-zat tersebit yaitu sebagai berikut:

a. Nitrifikasi /denitrifikasi

Nitirfikasi yaitu konversi ammonia (NH3) atau dalam air sebagai ion NH4 menjadi nitrat (NO3) dengan dukungan basil aerobik.

2NH4 + 3O  2 NO2 + 2H2O+ 4H

2NO2 + O2  2NO3

Denitrifikasi yaitu reduksi nitrat (NO3-) menjadi gas nitrogen bebas menyerupai NO2, NO, N2, dengan dukungan basil anaerobik.

Senyawa NO3  gas nitrogen bebas

b. Pemisahan Fosfor

Fasfor sanggup dipisahkan dengan penambahan zat penggumpal (koagulan) menyerupai garam Al dan Ca ke dalam air limbah.

Endapan fosfor yang terbentuk sanggup dipisahkan dengan penyaringan.

c. Adsorbsi oleh karbon aktif

Karbon aktif sanggup menyerap zat pencemar, pewarna, dan amis tidak sedap dari air limbah.

d. Penyaringan mikro

Partikel-partikel kecil menyerupai basil dan virus sanggup dipisahkan dengan penyaringan mikro.

e. Rawa buatan

Rawa buatan mengandung mirkoorganisme yang sanggup mengurai materi organik dan anorganik yang masih terdapat dalam air limbah tahap sekunder.


5. Disinfektan

Disinfektan dipakai untuk memusnahkan mikroorganisme menyerupai virus dan materi organik penyebab baud an warna. Contoh disinfektan yaitu Cl2. Dalam air, Cl2 akan bereaksi dengan air Cl2 + H2O  HOCl + H + Cl

Air limbah dari tangki disinfektan selanjutnya sanggup dibuang ke system akuatik yang kemudian dipakai untuk irigasi atau keperluan industri.


6. Pengolahan padatan lumpur digester

Padatan lumpur dari proses pengolahan air limbah yang dialirkan ke digester sanggup diurai lebih lanjut oleh basil aerobic atau anaerobik. Penguraian tersebut menghasilkan gas CH4 dan biosolid. Gas CH4 sanggup dipakai sebagai materi bakar sedangkan biosolid sebagai pupuk.


Itulah sahabat klarifikasi mengenai pengolahan air limbah. Untuk menambah pemahamanmu mengenai pengolahan air limbah kerjakan soal berikut!


Elektrolit Al2(SO4)3 dan FeCl3 sanggup mengendapkan partikel-partikel berukuran koloid dalam air limbah. Sedangkan MgSO4, CaSO4, dan NaCl tidak sanggup dipakai untuk mengendapkan partikel-partikel berukuran koloid dalam air limbah, mengapa?



Sumber https://bangkusekolah.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Penanganan Air Limbah"

Posting Komentar