Masyarakat Gunungsari, Lombok Barat



BAB II
PEMBAHASAN
Tradisi Desa Gunungsari

A.    Tradisi atau Adat Kebiasaan
Dusun Lendang Bajur ialah serpihan dari Desa Gunungsari yang berada di kabupaten Lombok barat, bisa dikatakan sebagai wilayah perkampungan di pinggir jalan raya. Kurang lebih ada 200 KK dan ribuan warga yang menetap disana. Kehidupan masyarakatnya dalam segi korelasi dengan orang lain (tetangga) bisa dikatakan tidak mengecewakan harmonis.  Apabila ada seorang warga mengalami kesulitan, kesusahan, berdukacita, maka warga yang lain ikut membantu untuk meringankan beban yang dirasakan. Kebiasaan atau tradisi yang sering dilakukan oleh warga Lendang Bajur ialah :
           Adat atau kebiasaan yang dilakukan dikala orang meninggal :
a.  Ketika ada salah satu warga sedang berdukacita maka warga yang lain sebenarnya membantu menyiapkan segala keperluan yang diharapkan untuk keperluan pemakamannya, para warga juga menyumbangkan uang untuk diberikan kepada keluarga yang sedang berdukacita.
b.    Zikiran atau Tahlilan selama 9 hari 9 malam mulai dari hari meninggalnya sampe 9 hari 9 malam berikutnya.
c.     Ada juga kebiasaan yang masih dipertahankan hingga sekarang, yaitu tradisi memberikan atau menyiapkan masakan untuk orang meninggal, warga beranggapan bahwa 9 hari sehabis meninggalnya salah seorang keluarga, arwahya akan pulang dan mencari makanan, katanya arwah itu akan menghisap sari masakan yang sudah disiapkan.
d.   Ngangkat Pelayaran. Adapun yang dimaksud dengan Ngangkat Pelayaran ini ialah sehabis 9 hari meniggal diadakan kembali rowah (pelayaran) selama 4 kali dalam sebulan, dimana pelaksanaan pelayaran ini pada hari meninggalnya, contohnya dikala seseorang meninggal pada hari senin maka pelaksanaan pelayarannya ini pada hari senin juga, hal inilah yang disebut dengan istilah “Ngangkat Pelayaran”.
      Apabila ada salah seorang warga pria yang menikah dengan perempuan yang bukan berasal dari sana, biasanya para cukup umur dan orang tua, khususnya keluarga yang menikah mengadakan nyongkolan, pengantin dan para cukup umur berdandan dengan memakai kebaya dan jalan kerumah pengantin perempuan dengan iringan kecimol atau gendang beleq. Hal ini merupakan salah satu akhlak untuk menyambung silaturrahmi antar keluarga mempelai pria dan perempuan.
        Biasanya dalam aktivitas pernikahan, aqiqah, peringatan meninggalnya seseorang, atau syukuran, warga masyarakat LendangBajur mengadakan rowah. Pihak keluarga yang mengadakan rowah biasanya mengundang warga masyarakat untuk tahlilan dan makan bersama. Makanan yang biasa dihidangkan ialah ares, sate, serbuk, rawon, jajan wajik, pangan dll.  Biasanya semua keluarga besar berkumpul dalam aktivitas itu. Dan perlu diketahui bahwa jikalau ada seorang anak yang di aqiqah dengan kambing atau sapi maka pihak dari orang renta maupun anak tersebut dihentikan merasakan atau memakan masakan tersebut lantaran mereka beranggapan masakan itu hanya boleh di sedekahkan kepada orang lain.
            Seiring perkembangan zaman, sebagian masyarakat LendangBajur yang dahulunya masih percaya dengan benda-benda (keramat) atau melaksanakan ritual-ritual yang seharusnya tidak dilakukan. Sekarang sudah mulai di tinggalkannya. Tetapi masih ada juga yang melakukannya, seperti:
a.  Ketemuq, adapun Ketemuq bisa disebabkan oleh dua hal yaitu Ketemuq dengan sesuatu yang gaib dan Ketemuq dengan orang yang sudah meninggal. Adapun Ketemuq oleh hal yang mistik disebabkan lantaran orang yang Ketemuq tersebut dikala mengunjungi atau melewati tempat-tempat yang dikatakan angker, tidak permisi terlebih dahulu. Sedangkan Ketemuq oleh orang yang sudah meninggal disebabkan lantaran orang yang Ketemuq tersebut lupa atau tidak pernah mendoakan orang yang sudah meninggal, misal anggota keluarganya sendiri sehingga mendapat tenguran dari arwah yang meninggal, hal inilah yang disebut dengan istilah “Ketemuq”. Adapun Ketemuq tidak bisa diobati secara medis ibarat minum obat, akan tetapi Ketemuq bisa diobati dengan cara “Peretuk”. Adapun yang dimaksud dengan peretuk ialah menarik beberapa kumpulan helai rambut yang terletak di ubun-ubun kepala atau dalam bahasa sasak dikenal dengan istilah “Semanget” hingga mengeluarkan suara “tok”.
b.    Apabila membeli motor atau suatu barang maka barang tersebut harus didoakan dengan cara mendoakan dengan air kembang dan menyiramnya kemotor atau barang tersebut dan memotong ayam hitam sebagai tumbal. Warga berharap dengan begitu motor dan yang menggunakannya akan terhindar dari marabahaya.
c.      Apabila ada orang sakit dan sembuhnya lama, sebagian warga sering menganggap bahwa orang itu sudah diganggu oleh makhluk halus, dan memanggil dukun kampung untuk mengusirnya dengan cara menyiram dengan air yang sudah dido’akan di rumah orang yang sakit tersebut.
d.   Apabila ada bayi yang sering menangis, biasanya orang renta bayi tersebut memanggil dukun kampung untuk mengusir makhluk halus yang berada di rumah, ada yang mengusirnya dengan cara memukulkan lidi di tembok-tembok rumah.
5.                                                               Penerangan pada malam hari dengan memakai “Dile Jojor”.
Adapun penerangan dengan memakai Dile Jojor ini dilakukan pada simpulan bulan Ramadhan, tepatnya pada salah satu tanggal-tanggal ganjil yang terdapat pada simpulan bulan ramadhan, contohnya tanggal 25, 27, dan 29. Penerangan dengan memakai Dile Jojor bertujuan untuk menyambut sekaligus memuliakan malam Lailatul Qadar.

B.     Kehidupan Sosial
Dusun LendangBajur berada di daratan rendah, maka kehidupan masyarakat dalam segi ekonomi, kebanyakan masyarakat LendangBajur bekerja sebagai pedagang dan tukang bangunan, ada juga pekerjaan lain yaitu, sopir, guru, pegawai dll. 
Penghasilan yang mereka dapatkan dari berdagang dan menjadi tukang bangunan, mereka rasakan sudah tidak mengecewakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Walaupun kehidupan masyarakat LendangBajur bisa dikatakan makmur, tetapi masih banyak bawah umur yang masih berusia sekolah tidak bisa melanjutkan sekolahnya lantaran aneka macam faktor, yaitu : 
1. Mampu tapi malas untuk melanjutkan, lantaran faktor pergaulan
                        2. Orang tuanya tidak bisa membiayai sekolahya kerena di anggap terlalu mahal   
                                         3.Sakit yang berkepanjangan 
                        4. Lebih menentukan bekerja dari pada sekolah, lantaran mereka merasa dengan mereka bekerja, mereka bisa mendapat uang dan tidak menyusahkan orangtua lagi.
Dusun LendangBajur dipimpin oleh seorang kadus, warga masyarakat sangat menghormatinya. Mereka berharap dengan adanya kadus sanggup sedikit membantu kesulitan yang dirasakan. Namun pada kenyataanya, bukannya membantu masyarakat akan tetapi menambah beban masyarakatnya, apapun yang dilakukan  selalu mendapat imbalan. Hingga akhirya warga pun sudah tidak sanggup mempercayai para pemimpin lagi.Warga lebih percaya kepada para orangtua, apabila ada permasalahan, mereka lebih menentukan menuntaskan dengan para orangtua. Orangtua sangat di hormati dan disegani.
Masyarakat LendangBajur, mengalami perubahan yang bisa dikatakan tidak mengecewakan pesat, yang duhulunya banyak masyarakat yang menjadi pengangguran, kini sudah banyak yang bekerja. Baik membuka perjuangan sendiri di rumah dengan cara berdagang (menjual masakan ringan), dipasar (menjual tape, daun sirih dan lauk pauk) atau bekerja dengan orang lain. Dahulunya banyak rumah yang tidak layak huni, namun kini seiring perkembangan zaman banyak rumah yang bisa dikatakan layak huni. Masyarakat yang kaya dan masyarakat yang kurang mampu, hidup saling berdampingan. Tidak ada sekat pemisah di antara mereka, dan mereka saling menghargai satu sama lain.
        Sosialisasi yang pernah di lakukan kepada warga LendangBajur ialah :
1. Sosialisasi perihal pemilu, lantaran banyak warga yang belum bisa atau tidak tahu cara untuk memilih, maka pemerintah mengadakan sosialisasi bagaimana cara menentukan dengan benar
2. Sosialisasi perihal peralihan dari minyak tanah ke gas elpiji, Karena warga tidak mengerti bagaimana cara memakai bahkan memasang tabung gas dengan benar. Maka di sosialisasikan perihal cara penggunaan gas elpiji dengan benar.
3. Sosialisasitentang KB, Karena KB dirasa penting untuk menekan jumlah anak, maka diadakanlah sosialisasi perihal bagaimana pentingnya dan penggunaan KB dengan baik dan benar.
4. Sosialisasi perihal penanaman obat-obatan herbal, supaya warga sanggup memanfaatkan obat-obatan herbal,  maka diadakanlah sosialaisasi perihal bagaimana cara menanam obat dan kegunaanya.
Banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mensejahterakan warga, yaitu:
  1. Di adakannya posyandu, supaya masyarakat bisa hidup sehat.
  2. Banyak aktivitas yang dilakukan, seperti:
a)      BALSEM
b)      PKH (untuk ibu dan anaknya, yang bisa dipakai untuk berobat, sekolah)
c)       PNPM (bantuan warga untuk membuka usaha). Dengan pemberian peminjaman modal dari pemerintah, warga melaksanakan usaha, ibarat pembuatan tape, keripik dll.
d)      Jamkesmas
e)      Perbaikan rumah yang rusak, warga diberikan materi bangunan untuk memperbaiki rumahnya yang rusak.
f)         Perbaikanin frastruktur jalan dan sumur untuk warga.



Sumber http://salampythagoras2605.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Masyarakat Gunungsari, Lombok Barat"

Posting Komentar