Instrumen Penelitian: Pola Dan Penjelasannya

Instrumen penelitian yakni alat bantu yang dipakai oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Pada artikel blog kali ini saya akan mengulas beberapa instrumen penelitian dalam riset sosial. Pengalaman saya terlibat dalam beberapa penelitian sosiologi serta riset interdisipliner lainnya memperlihatkan bahwa pada prinsipnya, instrumen penelitian yang dipakai sangat tergantung pada jenis data ibarat apa yang dibutuhkan. Data ibarat apa yang akan dipakai ditentukan oleh apa rumusan persoalan penelitian yang diajukan.


Beberapa poin yang akan saya jelaskan di bawah ini yakni koleksi banyak sekali jenis instrumen penelitian sosial yang bisa digunakan. Perlu diingat bahwa tidak semua instrumen relevan, namun dalam riset sosial termasuk sosiologi, hanya memakai satu diantara beberapa instrumen berikut ini menciptakan data yang diperoleh tidak optimal. Apa saja pola instrumen penelitian sosial yang jamak digunakan?


Baca juga:

Metode Penelitian Kuantitatif

Metode Penelitian Kualitatif






Contoh-contoh instrumen penelitian sosial


Kuesioner atau angket


Angket atau kuesioner pada umumnya dipakai sebagai instrumen penelitian survei atau riset yang memakai pendekatan kuantitatif. Kuesioner bisa terdiri atas dua pertanyaan; pertanyaan yang bersifat tertutup dan terbuka. Kuesioner dengan pertanyaan tertutup memberi opsi responden untuk menentukan tanggapan yang sudah tertulis dalam kuesioner. Pertanyaan terbuka memberi kesempatan pembaca untuk menuliskan jawabannya sendiri.


Tidak ada standar baku perihal struktur kuesioner. Namun demikian, kuesioner sedikitnya harus melibatkan pertanyaan perihal identitas dan pertanyaan penelitian. Perlu dicatat bahwa identitas responden tidak harus identitas sebenarnya. Bakhan pada beberapa penelitian, penulisan nama responden tidak diharapkan demi menjaga kerahasiaan responden dan menegakkan watak riset. Identitas responden yang umumnya dicatat adalah, umur, jenis kelamin, tahun lahir, dan variabel lain yang mempunyai kegunaan untuk analisis.


Instrumen penelitian yakni alat bantu yang dipakai oleh peneliti untuk mengumpulkan dat Instrumen Penelitian: Contoh dan Penjelasannya


Panduan wawancara


Penelitian sosial yang melibatkan wawancara sebagai teknik pengumpulan data umumnya membutuhkan panduan wawancara atau istilah Inggrisnya interview guide. Interview guide disusun sebelum peneliti turun lapangan dan bertemu eksklusif narasumber. Panduan wawancara biasanya dibutuhkan pada awal turun lapangan. Seiring waktu, peneliti biasanya sudah terbiasa dan hafal diluar kepala struktur wawancara sehingga tidak memerlukan lagi interview guide.


Penelitian yang memakai interview guide biasanya penelitian dengan pendekatan kualitatif, apalagi yang menuntut wawancara mendalam sebagai salah satu cara mengumpulkan data. Sama ibarat angket, struktur pemikiran wawancara sangat tergantung pada kebutuhan penelitian akan tanggapan pertanyaan serta kenyamanan dalam proses wawancara. Saya pernah mewawancari beberapa traveller ketika penelitian lapangan. Kebanyakan dari mereka merasa nyaman ketika wawancara dimulai dengan menceritakan pengalaman travellingnya. Oleh alasannya yakni itu, dalam wawancara berikutnya saya meletakkan pertanyaan perihal pengalaman travelling di bab awal.







Buku catatan atau buku harian


Peneliti sebaiknya mempunyai buku catatan penelitian atau buku harian untuk menuliskan apa yang menarik dan berafiliasi dengan fokus penelitian. Proses penelitian berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Pada kurun waktu itu, sering kali wangsit atau insiden terjadi diluar dugaan atau diluar kendali peneliti. Buku catatan mempunyai kegunaan untuk mendokumentasikan momentum penting yang kita tidak tahu datangnya. Penelitian sosial berbeda dengan penelitian non-sosial. Peneliti selalu berada pada sudut pandang insan alasannya yakni peneliti yakni manusia. Buku harian bisa merekam alur atau kronologi proses penelitian dari kacamata subjektif.


Manfaat buku harian sebagai instrumen penelitian biasanya gres terasa pada tahap analisis data. Tahap analisis melibatkan proses screening untuk menilai bagaimana kualitas data yang sudah terkumpul. Menentukan kualitas data tidaklah mudah, alasannya yakni peneliti kadang lupa bagaimana konteks sosial yang terjadi ketika data itu muncul. Pada ketika itulah, catatan dalam buku harian bisa membantu peneliti mengingat kembali konteks sosial yang mendasarinya. Kalau perlu, ditulis dalam catatan kaki. Penelitian etnografis, etnometodologis, dan fenomenologis memakai buku harian sebagai instrumen yang wajib digunakan.






Alat rekam


Alat rekam bisa terdiri dari kamera, video, atau perekam suara. Sebagai instrumen penelitian, alat rekam mempermudah peneliti melaksanakan pengumpulan data. Misalnya, ketika wawancara, peneliti bisa mendapat narasi detail melalui transkrip apabila wawancara direkam. Tentu saja, watak penelitian tetap harus diperhatikan dengan cara meminta ijin terlebih dahulu sebelum mulai merekam.


Namun, pada beberapa penelitian, penggunaan alat rekam juga beresiko mendistorsi kesan natural fenomena sosial yang diteliti. Narasumber bisa saja menjawab pertanyaan dengan hati-hati sehingga kurang natural alasannya yakni tahu kalau direkam. Pada titik ini, peneliti harus jeli melihat apakah kualitas data akan lebih baik kalau direkam atau tidak. Foto dan video merupakan bentuk lain hasil rekaman. Alat rekam mana yang diharapkan tergantung pada desain penelitian. Penelitian perihal sosiologi visual, antropoligi visual, sejarah visual dan semacamnya, membutuhkan data visual yang berkualitas dan lebih banyak. Tentunya kamera foto atau video sangat diperlukan.


Buku tes


Buku tes bisa dipakai sebagai instrumen penelitian, terutama riset yang bersifat eksperimen. Eksperimen sosial banyak memakai buku tes alasannya yakni bisa merekam data eksperimen yang dibutuhkan. Misalnya, penelitian perihal pengaruh homeschooling terhadap daya kritis siswa. Peneliti bisa memperlihatkan buku tes untuk diisi oleh mereka yang homeschooling kemudian dilihat perkembangannya, atau dibandingkan dengan mereka yang tidak homeschooling.


Riset sosial-psikologi juga sering memakai buku tes sebagai instrumen penelitian. Pilihan memakai buku tes, lagi-lagi sangat tergantung pada pertanyaan penelitian. Pada dasarnya, buku tes berfungsi ibarat dengan kuesioner atau polling. Bedanya, buku tes memang benar-benar ditujukan untuk tes, dalam artik menguji kemampuan informan. Pemilihan buku tes mana yang dipakai juga tidak bisa sembarangan. Buku tes yang tidak kredibel merendahkan kualitas hasil penelitian.







Peneliti


Instrumen penelitian terakhir yang bisa saya paparkan disini yakni peneliti itu sendiri. Dalam penelitian sosial, termasuk penelitian sosiologi, tugas peneliti sangat signifikan, khususnya riset dengan pendekatan kualitatif. Salah satu sosiolog yang menegaskan hal ini yakni Max Weber. Menurut Weber, peneliti harus melaksanakan interpretasi terhadap tindakan sosial yang dilakukan oleh subjek penelitian yang diteliti. Interpretasi di sini mengandung makna adanya unsur subjektivitas penelitian.


Sosiolog Perancis, Pierre Bourdieu juga beropini bahwa sosiolog harus memperlihatkan worldview atau pandanganya perihal dunia sosial yang ditelitinya. Penelitian sosial kualitatif memandang penting sudut pandang peneliti dalam memperlihatkan citra perihal dunia yang ditelitinya. Peneliti sebagai instrumen penelitian menekankan pentingnya perspektif subjektif peneliti.


Sebagai contoh, penelitian perihal perkembangan komunitas urban farming di Indonesia. Peneliti melaksanakan wawancara mendalam dengan para pegiat urban farming dan menemukan bahwa mereka ikut dalam komunitas itu alasannya yakni ingin mengubah kotanya dari beton menjadi hijau dan berkelanjutan. Peneliti kemudian memberi pandangan bahwa ada semacam resistensi dari para pegiat urban farming terhadap kondisi kota yang ditinggalinya sehingga mereka ingin terlibat dalam perubahan. Resistensi merupakan interpretasi peneliti atau pandangan peneliti terhadap dunia sosial (fenomena urban farming) yang ditelitinya.


Perlu ditegaskan kembali, instrumen penelitian yakni alat bantu untuk mengumpulkan data penelitian, bukan alat bantu untuk proses yang lain, ibarat analisis data misalnya. Kita bisa menyebut SPSS atau Atlas.ti sebagai alat, tetapi alat bantu pengolahan data, bukan sebagai instrumen penelitian.


Baca juga: Contoh Metode Penelitian



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Instrumen Penelitian: Pola Dan Penjelasannya"

Posting Komentar