Uji Regresi: Pola Soal Regresi Linier Sederhana - Bab Ii
Baca Bagian I uji regresi: Uji Regresi: Contoh Soal Regresi Linier Sederhana - Bagian I. Di Bagian II saya akan menampilkan output uji regresi linier sederhana dari hasil uji sebelumnya.
Dari output yang diperoleh diatas, maka didapatkan analisis regresi sebagai berikut:
1. Pada output Descriptives Statistics, menunjukkan bahwa rata-rata (Mean) Nilai Ujian dengan jumlah data 15 buah ialah 82.83 dengan Standar Deviasi 7.396.
2. Pada output Descriptives Statistics, menunjukkan bahwa rata-rata (Mean) Skor Test Kecerdasan (Mean) dengan jumlah data 15 buah ialah 70.42 dengan Standar Deviasi 7.821.
3. Korelasi atau hubungan antara kedua variabel ialah 0.929. Korelasi sanggup dilihat pada output Correlations à Pearson Correlations. Hal ini mengatakan hubungan yang sangat erat (mendekati 1) antara Nilai Ujian dengan Skor Test. Arah hubungan positif (tidak ada tanda negatif pada angka 0.929) mengatakan semakin tinggi Skor Test Kecerdasan siswa, semakin tinggi pula Nilai Ujian siswa. Dan juga sebaliknya, semakin tinggi semakin rendah Skor Test Kecerdasan siswa, semakin rendah pula Nilai Ujiannya.
4. Tingkat signifikansi koefisien hubungan satu sisi, yaitu Sig. (1-tailed) yang dilihat pada output Correlations (diukur dari probabilitias) menghasilkan angka 0.000. Karena tingkat probabilitas berada jauh di bawah 0.05, maka hubungan antara Nilai Ujian dengan Skor Test Kecerdasan siswa ialah sangat nyata.
Analisis:
1. Output Variables Entered/Removed menunjukkan variabel yang dimasukkan ialah Skor Test dan tidak ada variabel yang dikeluarkan (removed). Hal ini disebabkan metoda yang digunakan ialah single step (Enter) dan bukan stepwise.
2. R-square sebesar 0.862 atau 86,2% yang mengatakan bahwa model regresi sanggup menjelaskan atau menggambarkan sikap data sebesar 86,2% dan sisanya dipengaruhi variabel lain atau dengan kata lain variabel nilai ujian sanggup dijelaskan dengan variabel skor tes kecerdasan sebesar 86,2%, sisanya sebesar 13,8% dijelaskan oleh variabel-variabel independen lain yang tidak digunakan dalam kasus ini. Nilai R-square sanggup dilihat pada output Model Summary --> R Square.
3. Standard Error of Estimate pada output Model Summary ialah sebesar 2.879 (satuan yang digunakan ialah variabel dependen, yaitu nilai ujian). Pada analisis sebelumnya, standar deviasi Nilai Ujian pada Descriptives Statistics adalah sebesar 7.396, dimana angka standar deviasi jau lebih besar daripada standard error of estimate yang hanya sebesar 2.879. Karena lebih kecil daripada standar deviasi Nilai Ujian, maka model regresi lebih cantik dalam bertindak sebagai prediktor nilai ujian daripada rata-rata nilai ujian itu sendiri.
(Klik gambar untuk memperbesar)
Analisis:
1. Nilai F (F hitung) sebesar 62.574 dan (tingkat signifikansi) sig = 0.000. Untuk melihat nilai tingkat signifikansi, maka sanggup dilihat pada output Anova atau F test pada nilai Sig. Jika dilakukan pengujian hipotesis maka:
Ø H0 = model regresi tidak layak digunakan.
Ø H1 = model regresi layak digunakan.
Ø H0 ditolak bila p value (statistik uji) < 0.05.
Ø Pada kasus ini, statistik uji atau P value ialah sebesar 0.000. Karena p value < 0.05 maka H0 ditolak sehingga model regresi layak untuk digunakan untuk memprediksi Nilai Ujian.
2. Model regresi pada output Coefficients dalam kasus ini sanggup digambarkan sebagai berikut:
Y = 21.006 + 0.878X
Keterangan :
Y : Nilai Ujian
X : Skor Test
Ø Model regresi konstanta sebesar 21.006 mengindikasikan bahwa bila tidak ada skor test kecerdasan siswa, maka nilai ujian akan sebesar 21.006.
Ø Sedangkan tanda positif (+) pada pada koefisien regresi sebesar 0.878 mengindikasikan hubungan yang searah, dimana kenaikan variabel independen akan (X) akan menjadikan kenaikan atau penurunan variabel dependen (Y) dan sebaliknya bila tandanya ialah negatif (-). Artinya, setiap peningkatan skor test kecerdasan siswa sebesar 1, maka nilai ujian juga akan meningkat sebanyak 0.878. Demikian juga, bila skor test kecerdasan mengalami penurunan sebesar 1, maka nilai ujian juga diprediksi akan menurun sebesar 0.878.
3. Uji t dalam output digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan vriabel dependen (nilai ujian). Persamaan model regresi yang telah didapatkan diatas selanjutnya akan diuji apakah memang valid untuk memprediksi variabel dependen. Dengan kata lain, akan dilakukan pengujian apakah skor test kecerdasan siswa benar-benar sanggup memprediksi nilai ujian siswa. Disini akan diberi teladan uji koefisien regresi dari variabel promosi.
Hipotesis:
H0 = Koefisien regresi tidak signifikan
H1 = Koefisien regresi signifikan
Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
Ada dua cara pengambilan keputusan, yaitu sanggup dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel, serta melihat menurut tinfkat probabilitas.
Membandingkan Statistik Hitung dengan Statistik Tabel
Ø Jika Statistik t Hitung < Statistik t Tabel, maka H0 diterima
Ø Jika Statistik t Hitung > Statistik t Tabel, maka H0 ditolak
Untuk mencari mencari statistik t Hitung dari tabel output regresi diatas, maka sanggup dilihat pada nilai Coefficients. Dimana pada t tertulis sebesar 2.673. Prosedur untuk mencari statistik tabel sanggup dilakukan memakai kriteria:
Ø Tingkat signifikansi (α)= 10% untuk uji dua sisi (10%/2 = 0.05).
Ø df (degree of freedom) atau derajat kebebasan = jumlah data – 2= 12 -2 = 10
Ø Uji dilakukan dua sisi lantaran ingin mengetahui ada tidaknya signifikansi koefisien regresi dan bukan untuk mencari “lebih kecil” atau “lebih besar”
c Untuk t tabel dua sisi, didapatkan angka 2.228 (angka t tabel sanggup dilihat pada sebagian tabel t dibawah ini).
(Klik gambar untuk memperbesar)
Pada keputusan ini mengindikasikan bahwa Statistik Hitung > Statistik tabel yaitu 2.673 > 2.228, sehingga H0 ditolak.
Berdasarkan probabilitas
Ø Jika probabilitas > 0.025, maka H0 diterima.
Ø Jika probabilitas < 0.025, maka H0 ditolak.
Karena uji dilakukan dua sisi, maka nilai probabilitas = 0,05/2 = 0,025.
Keputusan:
Kolom sig/Significance pada output Coefficient adalah sebesar 0,023 yang artinya probabilitas berada dibawah 0,025. Maka H0 ditolak. Dengan kata lain koefisien regresi sanggup dikatakan signifikan atau secara kesimpulan sanggup dikatakan bahwa skor tes kecerdasan siswa besar lengan berkuasa secara signifikan terhadap nilai ujian.
Demikian juga untuk analisis konstanta (21.006) dengan cara yang telah dipaparkan sebelumnya dihasilkan angka konstata yang signifikan. Hal ini didapatkan lantaran angka t shitung untuk konstanta ialah 2.673 sedangkan t tabel hanya 2.228 dan probabilitas juga berada dibawah 0.025 yaitu 0.023. Walaupun demikian, bila pada proses uji koefisien regresi, ternyata konstanta dinyatakan tidak valid, sementara koefisien regresi (X) ialah valid, persamaan regresi tetap sanggup digunakan.
Analisis:
Ø Output ini menampilkan pecahan Casewise Diagnostics yang digunakan untuk memperlihatkan hasil prediksi dari persamaan regresi. Sebagai contoh, pada baris pertama untuk regresi pada responden 1 Casewise Diagnostics, persamaan regresi adalah:
Y = 21.006 + 0.878X
Untuk skor test kecerdasan, data awal kasus ialah 75, maka:
Y = 21.006 + ( 0.878 X75) = 86.856
Terlihat pada kolom Predicted Value atau nilai yang diprediksi ialah 86.86 atau sama dengan perhitungan di atas (pembulatan dua angka di belakang koma).
Ø Sedangkan kolom Residual merupakan selisih antara Nilai Ujian yang diprediksi dengan Nilai Ujian yang sesungguhnya, atau:
85 – 86.86 = -1.858.
Ket: angka 85 diperoleh dari data awal Nilai Ujian responden 1.
Ø Kolom Std Residual atau Standardized Residual ialah residual yang distandardisasikan dengan hasil perhitungan:
STD RESIDUAL = RESIDUAL / STANDARD ERROR OF ESTIMATE
Untuk responden 1:
-1.858 / 2.879 = -0.645
Ket: angka 2,879 diperoleh dari ouput pecahan empat Model Summary pada Std Error of The Estimate dan berlaku untuk semua responden (12 data).
Semakin kecil Residual atau Standardized Residual, maka semakin baik persamaan regresi dalam memprediksi data.
Sumber http://bahasekonomi.blogspot.com
0 Response to "Uji Regresi: Pola Soal Regresi Linier Sederhana - Bab Ii"
Posting Komentar