9 Alasan Berkunjung Ke Dataran Tinggi Dieng
9 Alasan Berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng – Bukan hanya keindahan alam yang masih terjaga dan lestari, Dataran Tinggi Dieng juga mempunyai situs sejarah yang terbukti dari banyaknya peninggalan candi-candi Hindu tertua di sini.
Dikabarkan pada era 19, Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu destinasi yang paling sering dikunjungi oleh warga Belanda ketika berada di Indonesia.
Baca Juga: 7 Kegiatan Seru yang Bisa Dilakukan di Dataran Tinggi Dieng
Banyak alasan yang sanggup diungkapkan mengapa Dataran Tinggi Dieng ini wajib dikunjungi setidaknya satu kali seumur hidupmu.
Terus, apa aja alasan-alasan tersebut? Berikut saya jabarkan segelintir alasan mengapa kau kudu mampir ke Dataran Tinggi Dieng yang disebut juga sebagai Tempat Tinggal Para Dewa berdasarkan versiku.
Alasan Berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah
Salah Satu Spot Terbaik Melihat Sunrise Ada di Puncak Sikunir
Kamu tahu gak jika pemandangan terbaik melihat Golden Sunrise Asia ada di Indonesia? Iya benar, salah satu spot terbaik untuk melihat Golden Sunrise Asia adalah melalui Puncak Sikunir!
Bagi yang suka memburu foto-foto sunrise sanggup tiba ke Puncak Sikunir, kau niscaya enggak akan kecewa deh. Foto di atas ini saya ambil melalui iPhone 4S dikala itu, dan akhirnya aja udah kece banget gini. Apalagi jika kau gunakan kamera profesional?
Para anak gunung niscaya tahu betul deh fakta ini. Kaprikornus ketika berlibur ke Dataran Tinggi Dieng, pastikan kau tidak melewatkan sunrise seeking ini ya sebab ini salah satu alasan para turis mau rela bersusah payah trekking ke sini.
Kalau sanggup melihat Golden Sunrise Asia tanpa harus naik gunung yang lebih tinggi di Puncak Sikunir Dieng, kenapa enggak? Betul? 😀
Pemandangan 3 Gunung Berdekatan
Bukan cuma sanggup lihat Golden Sunrise Asia di Puncak Sikunir, kau juga sanggup menyaksikan dengan terang melalui mata telanjang penampakan gunung triplet – Gunung Prau, Sindoro, dan Sumbing.
Gunung yang terbesar di foto ini berjulukan Gunung Prau. Biasanya anak gunung niscaya sudah menaklukkan gunung-gunung berikut sebab berada di lokasi yang berdekatan.
Selain pemandangan gunung triplet ini, kau juga sanggup menikmati pemandangan awan-awan indah bak pulau kapuk yang ada di rumahmu 😀
Jadi, julukan Dataran Tinggi Dieng sebagai Negeri di Atas Awan tidak salah alamat dan dibuktikan melalui foto ini!
Udara Dingin Nan Bersih
Menyadari posisi Dataran Tinggi Dieng yang berada pada ketinggian 2.093 mdpl, tak sanggup dipungkiri bahwa udara yang ada begitu cuek dan bersih, bahkan di siang hari sekalipun!
Kamu hampir tidak mencicipi polusi di sini mengingat Dataran Tinggi Dieng terletak sangat jauh dari hiruk pikuk dunia perkotaan.
Bagi kau bawah umur kota yang ingin sejenak melarikan diri dari penuhnya peradaban manusia, menginginkan udara cuek yang menyegarkan, dan menyatu kembali dengan alam – sanggup mampir ke Dataran Tinggi Dieng!
Telaga Warna dan Telaga Pengilon yang Penuh Cerita
Salah satu yang menciptakan Indonesia unik yakni selalu adanya dongeng magis atau misterius yang melengkapi objek wisata dimanapun itu berada, mulai dari Sabang hingga Papua. Cerita-cerita itu justru menambah antusiasme para pengunjung untuk sanggup mampir ke objek wisata tersebut.
Tak terkecuali dengan dua danau ini – Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Sebelumnya untuk membantu membedakan, Telaga Warna yang berwarna tosca dan Telaga Pengilon yang berwarna kecoklatan. Kedua telaga ini terbentuk dari letusan Gunung Dieng Purba yang sudah tidak aktif lagi.
Konon dikabarkan, Telaga Warna menjadi salah satu daerah permandian Dewi Nawang Wulan sekaligus difungsikan sebagai daerah pembentukan abjad manusia.
Warna air di Telaga Warna melambangkan 5 unsur insan atau Sedulur Papat Kalima Pancer yang berarti insan terlahir dari rahim seorang ibu, dituntut untuk menghormati sang ibu, menghormati Tuhan sebagai Sang Pencipta, dan bermasyarakat berdasarkan pedoman agama.
Sedangkan Telaga Pengilon yang berarti cermin, berfungsi untuk mengingatkan insan untuk melihat sisi jelek dan baik dalam menjalani kehidupan.
Di bersahabat Telaga Pengilon ini juga terdapat gua yang berjulukan Gua Semar yang berarti Ngguguo Maring Sing Samar (Tuhan Yang Maha Esa) yang mempunyai pesan bahwa setiap insan harus mencari kesempurnaan sejati dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Cerita Rambut Gimbal yang Misterius
Pernah dengar dongeng bawah umur berambut gimbal di Dataran Tinggi Dieng? Ketika saya berada di sana, saya melihat dengan mata kepalaku sendiri beberapa anak berambut gimbal tersebut berkeliaran.
Tidak ada yang spesial, rambut mereka gimbal itu aja sih. Ya, bayangin aja almarhum Bob Marley tapi versi mini. Kira-kira begitu wujud mereka.
Hal yang unik dan Istimewa yakni dongeng dibalik rambut gimbal itu sendiri. Menurut dongeng masyarakat Dieng, bawah umur berambut gimbal merupakan keturunan dari seorang putri yang anggun jelita berjulukan Sinta Dewi. Kecantikan putri ini sangat populer seantero kerajaan.
Sinta Dewi mendapatkan pinangan Pangeran Kidang Garungan tanpa berjumpa terlebih dahulu dengannya. Ketika bertemu, ternyata sosok Pangeran Kidang Garungan tidak mirip apa yang dibayangkan dan diperlukan Sinta Dewi. Ya, menyerupai dongeng Disney Beauty and The Beast lah ya.
Singkatnya, sesuai tradisi lamaran kerajaan dulu kala, mempelai perempuan harus meminta sesuatu dari mempelai pria. Sinta Dewi meminta dibuatkan sebuah sumur dengan alasan kerajaannya sulit mendapatkan air dan sumur harus simpulan hanya dalam satu malam saja!
Sang pangeran pun mendapatkan seruan tersebut dan mulai menggali sumur untuk sang pujaan hati. Sembari menggali, para pengawal dan dayang sang putri ternyata malah menimbun Pangeran Kidang Garungan dari atas. Sesaat sebelum ia tewas, sang pangeran bersumpah dan mengutuk keturunan Sinta Dewi akan berambut gimbal.
Biasanya, bawah umur Dieng mempunyai rambut gimbal hanya hingga umur 6 tahun. Rambut gres sanggup dipotong bila memang ada seruan dari mereka. Uniknya, pemotongan rambut gimbal tersebut harus dilakukan dalam sebuah upacara dan bila tidak, bawah umur tersebut akan jatuh sakit.
Selain itu, bawah umur rambut gimbal tersebut sanggup meminta apa saja kepada orang tuanya dan seruan itu pun unik-unik mirip membagi-bagikan buah kepada para pengunjung upacara atau mengambil sisa padi di sawah. Setelah rambut gimbal dipotong, rambut bawah umur tersebut akan tumbuh normal mirip biasa.
Candi Arjuna yang Populer
Bukan hanya menjadi salah satu candi Hindu tertua dan terbesar di Dataran Tinggi Dieng, Candi Arjuna juga menjadi saksi bagi upacara pemotongan rambut gimbal bawah umur Dieng.
Berlokasi di Komplek Arjuna, prosesi upacara pemotongan rambut gimbal bawah umur Dieng dilakukan di pelataran Candi Arjuna.
Upacara ini terbuka untuk umum dan biasanya dilakukan pada bulan Agustus atau bulan Sura berdasarkan Kalender Jawa.
Kawah Sikidang
Menjangkau Kawah Sikidang tidaklah sulit, kau hanya perlu berjalan beberapa meter dari daerah kendaraanmu terparkir.
Tidak mirip kawah-kawah sulfur pada umumnya, Kawah Sikidang relatif kecil dan gampang diakses.
Kamu kudu mampir ya ke sini sebab kawah ini salah satu tujuan para wisatawan ketika berlibur ke Dataran Tinggi Dieng.
Bagi yang ingin bawa oleh-oleh, di sini banyak tenda-tenda yang menjual pakaian, aksesoris, hingga dengan bongkahan sulfur – kali aja ada yang mau bawa buah tangan bongkahan sulfur kan buat orang-orang terkasih 😀
Carica Khas Dieng
Buah carica yakni buah populer khas Dieng. Carica ini berbentuk mirip pepaya namun dengan ukuran yang lebih kecil.
Saat saya mampir ke sini, kebetulan homestay daerah saya dan teman-temanku menginap persis berdampingan dengan pabrik rumahan manisan carica sehingga kami sanggup melihat sebentar bagaimana proses pembuatan manisan carica tersebut.
Carica memang biasanya diolah sebagai manisan dan populer lezat banget serta segar! Sebelum diolah menjadi manisan, rasa carica ini mirip pepaya mengkal namun lebih manis.
Bila kau mampir ke Dataran Tinggi Dieng, jangan lupa bawa manisan carica khas Dieng untuk orang-orang terkasihmu ya! 😀
Kentang “Raksasa” Dieng
Satu lagi hal yang khas dan paling populer dari Dataran Tinggi Dieng yakni kentang-kentang raksasanya! Kentang-kentang khas Dieng memang populer “raksasa” dibandingkan kentang lain pada umumnya dengan kualitas super.
Kentang-kentang raksasa ini kebanyakan berasal dari Desa Sembungan, sebuah desa di Dieng yang berada pada ketinggian 2.300 mdpl dan menjadi desa tertinggi di Pulau Jawa!
Bila tidak ingin repot membawa kentang mentahnya, beli saja kentang yang sudah diolah menjadi keripik. Rasanya? Hmm mantap! 😀
Dieng Culture Festival
Udah baca 9 alasan mengapa kau kudu mampir ke Dataran Tinggi Dieng versiku kan? Nah, ada satu alasan lagi yang akan membuatmu semakin mantap mengunjungi Tempat Tinggal Para Dewa ini.
Dieng Culture Festival merupakan salah satu alasan yang menarik banyak para wisatawan menginjakkan kaki mereka ke tanah cuek ini, bukan hanya turis lokal namun juga turis mancanegara, loh.
Baca Juga: Panduan Lengkap Berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng
Bukan hanya pameran budaya Dieng, dikala Dieng Culture Festival, kau juga akan dimanjakan dengan pameran musik Jazz oleh para musisi Jazz ternama, dan juga pelepasan lampion ke langit-langit di malam hari.
Mengingat pameran ini sudah diadakan secara rutin setiap tahun selama 9 tahun berturut-turut, prosesi upacara pemotongan rambut gimbal bawah umur Dieng juga masuk menjadi salah satu atraksi menarik di pameran ini.
Mendapat info, Dieng Culture Festival akan diadakan mulai 2 – 5 Agustus 2018, kau berminat datang?
Banyak alasan kan yang membuatmu ingin mampir ke Dataran Tinggi Dieng, so jangan tunda-tunda lagi sebab kau niscaya enggak akan menyesal deh.
Baca Juga: Mampir ke Taman Bunga Vimala Hills, Tempat Wisata Hits di Bogor
Jangan lupa bantu share artikel, like, dan follow akun sosial mediaku ya guys bila kau merasa artikel ini bermanfaat dan informatif. Happy traveling! 😀
Sumber https://ladypinem.com
0 Response to "9 Alasan Berkunjung Ke Dataran Tinggi Dieng"
Posting Komentar