Georg Simmel: Sosiologi Tanpa Sosiolog

Georg Simmel lahir di Berlin pada 1 Maret 1858 dan meninggal pada 26 September 1918 di Alsace, Strasbourg. Meski kini dikenal sebagai salah satu tokoh sosiologi klasik, karir akademik Georg Simmel boleh dibilang tidak sebesar karyanya yang hingga kini masih sering dijadikan rujukan. Simmel yaitu sosiolog yang secara formal terasing, namun mempunyai imbas besar pada beberapa intelektual yang  pernah menjadi muridnya. Beberapa diantaranya yaitu Albion Small, George Herbert Mead, Robert Park, dan W. I. Thomas. Simmel juga merupakan kolega beberapa pemikir besar pada masanya ibarat Max Weber dan Wilhelm Dilthey.


Baca juga Max Weber: “Arsitek” Ilmu Sosial Modern







Melihat bantuan intelektual Georg Simmel di bidang sosiologi, tak diragukan lagi, ia yaitu salah satu intelektual yang kuat terutama di Eropa dan Amerika. Namanya barang kali kurang terdengar di serpihan dunia lainnya, namun beberapa konsep Simmel terkenal luas. Studi sosiologis wacana jejaring sosial dan interaksi sosial yang kini terkenal tak jarang menempatkan karya Simmel sebagai fondasi teoritisnya.


Georg Simmel merupakan keturunan keluarga Yahudi, anak terakhir dari tujuh bersaudara. Meskipun berdarah Yahudi, Simmel ketika muda beralih afiliasi agama menjadi seorang Protestan. Pada ketika itu di Jerman tidak asing apabila seorang anak berpindah keyakinan dari Yahudi ke Protestan. Afiliasi pada agama Yahudi dianggap menjadi penghalang karier seseorang khususnya di Jerman periode 19 hingga awal periode 20. Tahun 1876, Simmel memulai studi sejarah dan filsafat di the King Fredrick William University. Pada usia 23, Simmel menerima gelar akademik sehabis berhasil mempertahankan disertasinya wacana filsafat Kant.


 Meski kini dikenal sebagai salah satu tokoh sosiologi klasik Georg Simmel: Sosiologi Tanpa Sosiolog


Simmel mengawali karir sebagai dosen privat di Berlin, mengajar etika, filsafat, sosiologi, dan psikologi sosial dengan bayaran tergantung jumlah audiens yang hadir. Kuliah Simmel terkenal fashionable dan banyak menarik tamu dari kalangan intelektual Berlin. Rekannya, Wilhel Dilthey dari departemen filsafat berulang kali mensponsori Simmel untuk memperoleh gelar penuh sebagai profesor. Meski universitas dan fakultas mempunyai kewenangan untuk mengajukan pemberian gelar profesor penuh, keputusan berada di tangan negara melalui kementrian Prusia.


Baca juga Herbert Spencer: Ahli Waris Teori Darwin







Pada akibatnya Simmel memperoleh gelar profesor tetapi tidak penuh. Kewenangannya dibatasi hanya pada mengajar dan penggunaan gelar. Merekrut murid dan membimbing mahasiswa bukan kewenangannya. Keterbatasan ini diindikasi lantaran dua hal. Pertama, rasnya sebagai keturunan Yahudi. Kedua, ilmu sosiologi yang diajarkan Simmel dianggap beraliran anti-positivis, sebuah fatwa berpikir yang dianggap mengancam stabilitas negara pada waktu itu. Simmel mengajar sosiologi tanpa tunjangan formal sebagai sosiolog.


Beberapa bantuan penting Simmel pada sosiologi dan ilmu sosial lainnya mencakup klarifikasi terperinci dalam upaya menjawab pertanyaan, ”Apa itu gesellschaft?” Dalam esainya di buku yang berjudul Soziologie (1908), Simmel beropini bahwa sosiologi bukanlah ilmu pengertahuan, melainkan metodologi. Sosiologi yaitu metodologi untuk mengeksplorasi proses sosialisasi yang terjadi terus-menerus. Konsep sosialisasi yang dideskripsikan Simmel kini lebih sering disebut dengan interaksi sosial. Sebagai metodologi, data penelitian sosiologi berasal dari disiplin ilmu lain, ibarat psikologi dan antropologi.


Salah satu konsep penting yang dicetuskan Simmel dalam sosiologi yaitu formen atau forms. Pengunaan konsep formen memungkinkan untuk dunia sosial sanggup dipahami. Menurut Simmel, semua orang di dunai ini berinteraksi, dan melalui formen, interaksi tersebut sanggup dikategorisasi. Georg Simmel melihat kiprah sosiologi untuk mengidentifikasi kategori dan tipe interaksi sosial. Formen sanggup didefinisikan sebagai proses sosiasi, yaitu proses kategorisasi realitas secara sosial.


Baca juga Sigmund Freud: Bapak Psikoanalisis







Sebagai contoh, di sebuah masyarakat ada seorang pemimpin dan beberapa pengikut. Realasi antara pemimpin dan pengikut tersebut membentuk pola interaksi tertentu. Misal, ketika seorang pengikut bertemu pemimpin, ia cium tangan pemimpin sebagai bentuk penghormatan atau kesopanan atau apapun namanya. Cium tangan itu merupakan suatu bentuk interaksi. Bentuk interaksi tersebut sanggup dipahami melalui formen, yaitu kategorisasi antara pemimpin dan pengikut. Kita pun sanggup mengidentifikasi mana pemimpin mana pengikut ketika melihat adegan cium tangan. Demikianlah dunia sosial sanggup dipahami berdasarkan Simmel.


Konsep lain yang juga penting dan dianggap juga sebagai fondasi teoritis konsep masyarakat jaringan yaitu dyad dan triad. Konsep dyad menggambarkan dua entitas yang terikat satu sama lain. Sedangkan triad yaitu tiga atau lebih entitas yang saling terikat. Dyad dan triad yaitu dua konsep yang memilih bagaimana proses formen berlangsung. Dyad merupakan konsep yang unik lantaran terdiri dari dua entitas atau sebut saja dua orang, dimana tanpa salah satunya, bentuk interaksi sanggup hilang. Sebagai contoh, saya sanggup berdebat dengan anda, tapi jikalau anda pergi, saya tidak sanggup berdebat lagi.


Baca juga Thorsten Veblen: Pakar Waktu Luang







Sedangkan triad berbeda. Triad membentuk formen yang prosesnya berbeda alasannya yaitu interaksi masih sanggup tetap berlangsung dinamis meski beberapa silih berganti orang tiba dan pergi. Sebagai contoh, tiga orang siswa makan di kantin sambil ngobrol. Ketika yang satu pamit ambil gorengan, yang lain masih sanggup ngobrol. Interaksi masih sanggup eksis. Ilustrasi yang gampang dipahami wacana perbedaan antara dyad dan triad yaitu pertandingan bola dan catur. Ketika seorang pemain kena kartu merah, pertandingan bola masih sanggup dilanjutkan, tapi catur tidak. Konsep dyad dan triad sanggup menjelaskan pola interaksi dalam konteks yang lebih kompleks, contohnya masyarakat kota dan masyarakat jejaring.


Baca juga Tokoh-Tokoh Sosiologi



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Georg Simmel: Sosiologi Tanpa Sosiolog"

Posting Komentar