Benahi Infrastruktur, Kamal Kembali Jaya

Pelabuhan Kamal merupakan sebuah pelabuhan yang menghubungkan antara Bangkalan, Madura dengan Surabaya, akan tetapi seiring dengan dibangunnya jembatan Suramadu, pelabuhan ini kian sepi, ditambah lagi dengan digratiskannya tarif Suramadu untuk sepeda motor pada bulan Juni 2015, serta diturunkannya sebesar 50 % untuk kendaraan roda empat pada 1 Maret 2016, semakin banyak yang menentukan untuk memakai jembatan Suramadu dibandingkan dengan memakai penyebrangan kapal.

Sepinya pelabuhan Kamal, sebagaimana informasi yang dilansir oleh www.jppn.com pada hari Rabu, 29 Oktober 2016, setiap hari yang memakai penyebrangan kapal tidak lebih dari 3.000 penumpang, yang terdiri atas 1.500 penumpang, 1.200 unit kendaraan roda dua, dan 80 unit kendaraan roda empat,[1] padahal pada bulan Maret sebelumnya penumpang kapal berjumlah 4.000 orang per hari.[2]

Berdasarkan data penumpang kapal di atas, dari bulan ke bulan jumlah penumpang kapal semakin menurun, dalam jangka waktu 7 bulan penumpang turun hingga 1.000 peumpang, dan kalau ini tetap dibiarkan menyerupai kini tanpa adanya pembenahan dan acara yang menarik, lama-kelamaan pelabuhan Kamal sanggup tutup dan hanya akan menjadi sebuah sejarah. Bahkan, berdasarkan pemberitaan radarmadura.co.id rencana penutupan pelabuhan Kamal bukan hanya tentang lagi, akan tetapi sudah menunggu rapat penilaian dari PT. ASDP selaku pengelola jalur penyebrangan Bangkalan, Madura-Surabaya.[3]

Sambil menunggu rapat penilaian rapat penilaian terkait penutupan pelabuhan Kamal, masih ada kesempatan untuk berbenah, guna merebut kembali kejayaan pelabuhan Kamal, sehingga penutupan hanyalah sebuah tentang belaka. Ada beberapa hal untuk merebut kembali keyajaan pelabuhan Kamal, salah satunya ialah dengan diadakaan acara menyerupai kemarin Festival Bahari Kamal, yang sanggup menarik banyak pengunjung, akan tetapi yang lebih penting kini ialah benahi infrastruktur yang ada di pelabuhan Kamal, sebab apa? Ketika kita menginjakkan kaki di pelabuhan Kamal, kesan pertama ialah kumuh, tidak terawat, dan jauh dari kata layak sebagai akomodasi umum. Adapun, beberapa infrastruktur yang harus dibenahi, di antaranya sebagai berikut:

1.    Kios Penjualan
Ketika gres turun dari kapal di pelabuhan Kamal, dan memandang ke sebelah kanan, sepanjang itu mata akan memandang deretan kios penjualan, tetapi kondisinya kini memprihatinkan, cat yang sudah mengelupas, atap yang hampir roboh, kayu penyangga atap yang bergelantungan, ditumbuhi tumbuhan yang menjalar, bahkan ada beling yang sudah pecah dan beberapa coretan tangan yang tak bertanggung jawab. Kios itu kini hanya, ditempati oleh 3 penjual saja, penjual kaset DVD dan pulsa, serta penjual suvenir khas pulau Madura. Sedangkan, penjual yang lain turun ke pelataran bawah, yang fungsi asalnya ialah daerah berjalan kaki, motor, serta mobil.

Kios toko penjualan yang ditumbuhi oleh tumbuhan

Cat kios toko yang memulai memudar

Beberapa kios toko yang berjualan di pelataran pelabuhan

Beberapa coretan yang tidak bertanggung jawab

2.    Loket penjualan karcis
Loket penjualan karcis kini hanya tinggal satu loket yang letaknya sedikit masuk ke dalam pelabuhan, padahal di depan sehabis gapura masuk pelabuhan kamal, loket penjualan karcis berjajar rapi yang jumlahnya 4 loket. Kondisi loket ini sama memprihatinkan dengan kios penjualan. Pintu loket yang jebol, beling yang pecah, serta neon box terkait dengan tarif kapal pun ikut pecah. 

Kondisi loket dengan neon box yang pecah

Salah kondisi satu loket penjualan karcis

3.    Pos penjagaan
Dan yang lebih memprihatinkan lagi ialah pos penjagaan, yang mana bentuknya sudah menyerupai pos kamling, yang hanya tinggal tiang penyangganya saja ditambah lagi dengan sampah yang awut-awutan di daamnya, serta coretan tangan yang tidak bertanggung jawab, sungguh mengatakan kesan yang tidak terawat.

Kondisi pos penjagaan

4.    Pengadaan daerah sampah
Yang menggelitik, saat melihat sebuat goresan pena “Titipkan Sampahmu Di Sini” di sebuah kayu yang dicat berwarna hijau dan ditali pada sebatang kayu yang sudah kering, tetapi di bawahnya tidak ada yang namanya daerah sampah. Jadi, jangan salahkan jikalau penumpang kapal pembuang sampah di sembarang tempat, sebab pelabuhan ini minim akan daerah sampah, bahkan nyaris tidak ada.
Sampah plastik, kayu tumbang, botol bekas minuman, bertebaran di segala penjuru pelabuhan. Bahkan, bekas sampah dibakar pun sanggup kita temui di daerah ini. Dan yang lebih menggelitik lagi ialah di pelabuhan ini, kami sanggup menemui kambing yang berkeliaran tuk mencari makan ditumpukan sampah.

Tulisan semoga buang sampah pada tempatnya, tetapi di bawahnya nggak ada daerah sampah

Sampah plastik yang berserakan 

Kambing yang berkerliaran di pelabuhan tuk cari makan

5.    Tempat mangkal becak, bentor dan angkutan umum
Selain pelabuhan, di sana juga satu kompleks dengan Terminal Kamal, yang mana kondisinya tidak jauh berbeda dengan Pelabuhan Kamal. Bahkan, sanggup dikatakan lebih parah tingkat kerusakan. Dengan alasan tersebut, mungkin becak, bentor, dan angkutan umum lebih menentukan masuk ke dalam pelabuhan dari pada ke dalam terminal. ­Kalau memang menyerupai itu, menentukan untuk masuk ke dalam pelabuhan, di sini perlu adanya daerah khusus buat kendaraan umum tersebut, sehingga lebih tertata parkirnya dan tidak semrawut.

Parkir becak dan bentor yang semrawut

Melihat kondisi infrastruktur pelabuhan Kamal yang menyerupai itu, yang jauh dari kata layak. Ketika ingin kembali jaya, yang pertama perlu dilakukan ialah membenahi infrastruktur yang ada. ­Sehingga pelabuhan Kamal akan lebih terlihat rapi dan tertata. Misalnya, terkait dengan pembenahan kios penjualan, saat itu dibenahi yakin semua penjual akan kembali ke kios tersebut, tidak akan ada yang berjualan di pelataran dan terpisah-pisah di sembarang tempat. Serta, dengan kios yang gres sanggup lebih diintensifkan untuk menjual suvenir khas pulau Madura, seperti: batik, udeng, gantungan kunci Pak Sakera dan Bu Marlena, pecut kerapan sapi, dan sebagainya. Dengan demikian, sanggup lebih menarik perhatian wisatawan untuk tiba ke pulau Madura.

Gantungan kunci Pak Sakera dan Bu Marlena

Suvenir yang dijual di Pelabuhan Kamal
Tulisan ini ditulis dalam rangka mengikuti lomba blog yang diadakan oleh plat-m.com nak-kanak bloger Madura dalam rangka pekan raya Bahari dengan tema “Mengembalikan Kejayaan Pelabuhan Kamal”




Sumber http://blogeulum.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Benahi Infrastruktur, Kamal Kembali Jaya"

Posting Komentar