Teori Agenda Setting
Teori kegiatan setting menekankan pada anggapan bahwa media mempunyai imbas besar dalam membangun dan membentuk persepsi publik. Peran media dalam membangun persepsi publik secara pribadi berhubungan dengan terbentuknya opini publik. Implikasinya, diskursus atau wacana yang menjadi perbincangan publik ditentukan oleh tugas media.
Teori ini berupaya menjelaskan bahwa wacana yang beredar dan menjadi opini publik merupakan sebuah kegiatan yang disetting oleh media. Secara spesifik, kerja para jurnalis, buzzer media, dan sebagainya yakni mendesain atau menyeting apa yang akan menjadi konsen publik.
Secara eksplisit kita sudah bisa mendeteksi signifikansi tugas media dalam membentuk wacana. Di abad digital menyerupai kini ini, media online menjadi salah sarana paling ampuh untuk menyebabkan sebuah isu sebagai arus utama.
Baca juga Dampak Negatif Internet: Sebuah Eksplorasi Sosial
Konsen utama teori kegiatan setting yakni mengungkap aktor-aktor baik individual ataupun organisasinal yang bermain dalam membangun agenda, melalui tangan-tangan terampil para pekerja media. Pemerintah juga termasuk pemain film yang tak jarang memakai media untuk menentukan isu yang akan diekspose ke publik.
Contoh fenomena yang sanggup dijelaskan dengan teori kegiatan setting yakni reportase wacana utang negara. Data empirik memperlihatkan adanya peningkatan hutang. Namun konsen publik dialihkan pada soal lain yang dianggap menjadi prestasi pemerintah, menyerupai pembangunan infrastruktur, misalnya. Media berperan dalam membentuk pembangunan infrastruktur sebagai agenda, alih-alih resiko hutang yang terus meningkat.
Contoh lain yang tak kalah menarik yakni tugas media yang lebih mengekspose sisi lain dari sebuah gerakan protes mengkritik kebijakan pemerintah. Misalnya, melihat dampak lingkungan dari suatu agresi dengan menciptakan headline bahwa massa pro-Ahong mengotori ruang publik dengan meninggalkan lilin di sepanjang trotoar. Atau massa pro-Anesh yang merusak karangan bunga. Alih-alih membahas wacana visi dan inspirasi politik dibalik gerakan protes, media justru menyetting kerusakan jawaban protes sebagai sebuah kegiatan utama.
Baca juga: Manfaat Internet di Bidang Sosial
Teori kegiatan setting sangat relevan dipakai untuk membantu menjelaskan wacana fenomena sosial di abad dimana media mainstream kuat signifikan dalam membentuk persepsi publik. Teori ini sanggup ditelusuri akar konsepsinya dari perspektif Marxisme, terutama mengenai bagaimana institusi sosial menyerupai media menjadi alat untuk mengontrol ideologi.
Melalui media, sebuah angle atau sudut pandang dipilih, headline ditulis dan diekspose ke publik. Isu yang dilihat dari salah satu angle itu dikonsumsi oleh publik sehingga menjadi arus utama. Publik yang sering kali tak mempunyai kemampuan untuk melihat potret keseluruhan dari suatu isu dan hanya bisa mendapatkan informasi lewat mediator ikut memreproduksi isu yang sudah disetting. Di sisi lain, media sebagai mediator tidak pernah netral, kontennya dibentuk, didesain, dikonstruksikan, dan disetting menurut instruksi orang-orang yang bekerja di dalamnya.
Baca juga Realitas Sosial: Pengertian dan Contohnya
Boleh dibilang tidak mungkin bagi kita untuk mengonsumsi setiap informasi secara pribadi dan utuh. Akibatnya, informasi tidak akan pernah hingga kepada kita kecuali melalui mediator media.
Sebuah kebenaran wacana divestasi PT. Freeport tidak akan hingga di pendengaran kita kecuali melalu link yang dishare oleh teman kita di sosmed, misalnya. Tentu saja, dengan perkiraan bahwa kita tidak secara pribadi terlibat dalam proses negosiasi, melainkan hanya duduk di depan laptop mengonsumsi isu yang beredar online.
Platform online memungkinkan munculnya bermacam-macam media alternatif yang mencoba memperlihatkan sudut pandang lain dari sebuah isu. Pendapat ini tentu bernada positif. Namun demikian, pandangan tersebut bisa menjadi delusi semata dikala para pemain film yang mempunyai kekuatan modal besar mencoba bermain dalam membentuk isu untuk menguntungkan dirinya lewat media online. Akibatnya, publik yang hanya bisa mengonsumsi, lagi-lagi menjadi korbannya.
Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Sosial Media
Salah satu contohnya yakni tugas buzzer politik yang berhubungan dengan pemain film politik tertentu untuk mengangkat gambaran tokoh yang diusungnya dan menjatuhkan profil oposannya. Buzzer politik mempunyai imbas besar sebab postingannya gampang viral. Akhirnya, pengetahuan wacana teori kegiatan setting sanggup membantu kita dalam mengungkap kenyataan yang tersembunyi dibalik coverage media.
Baca juga: Teori-Teori Sosiologi
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Teori Agenda Setting"
Posting Komentar