Quantum Learning

Quantum learning berawal dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai sugestology dan suggestopedia. Prinsipnya yaitu bahwa sugesti sanggup mempengaruhi hasil belajar, dan setiap detil apapun menunjukkan sugesti positif ataupun negatif. Menurut DePorter (2000) quantum learning merupakan adonan antara sugestologi, teknik pemercepatan belajar[1], teori neurolinguistik[2], serta teori keyakinan dan metode quantum itu sendiri.

Dalam penerapan pembelajaran quantum learning di kelas, seorang pendidik harus memperhatikan lima aspek dalam pembelajaran tersebut, yaitu (1) segalanya berbicara, segala dari lingkungan kelas sampai bahasa tubuh, dari kertas yang ada dan rancangan mencar ilmu semuanya sanggup menunjukkan pesan wacana belajar, (2) segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam proses interaksi mempunyai tujuan akan perubahan ke arah yang lebih baik, (3) pengalaman sebelum pertolongan nama,  proses pembelajaran yang paling baik terjadi ketika penerima didik mengalami info sebelumnya apa yang mereka pelajari, (4) akui semua usaha, apapun yang penerima didik lakukan perlu mendapat pengukuhan atas pengukuhan dan kecakapan serta kepercayaan diri mereka, serta (5) kalau layak dipelajari, maka layak pula diajarkan. Perayaan menunjukkan rasa hormat atas usaha, ketekunan, dan kesuksesan serta pada kesudahannya menunjukkan kepuasan dan kegembiraan.

Pembelajaran quantum learning yang dikemas dalam suasana yang menyenangkan sangat  bermanfaat bagi penerima didik, sebab sanggup menunjukkan kesadaran pentingnya belajar. Selain itu, penerima didik juga akan tertanam kekuatan berupa dorongan untuk melaksanakan sesuatu, sebab munculnya kekuatan AMBAK (Apa Manfaat Bagiku) yang merupakan salah satu langkah dalam penerapan quantum learning. Adapun hangkah-langkah pembelajaran dengan memakai quantum learning adalah sebagai berikut:

No
Langkah-langkah Pembelajaran
1.
AMBAK (Apa Manfaatnya Bagi Ku)
Konsep AMBAK sanggup diartikan sebagai motivasi yang sanggup menemukan minat dalam sebuah hal yang akan dipelajari (manfaat dari pelajaran), sehingga penerima didik akan termotivasi akan melakukannya. Konsep AMBAK sanggup dilakukan dengan cara menghubungakan ke dalam dunia nyata.

2.
Penataan Lingkungan Belajar
Quantum learning bertujuan untuk membuat lingkungan mencar ilmu secara optimal. Penataan lingkungan yang baik, akan menjadi sarana yang bernilai dalam membangun dan mempertahankan sikap positif. Penataan lingkungan mencar ilmu bisa dimulai dari penataan posisi daerah duduk siswa, pencahayaan, media pembelajaran, dan sebagainya.
3.
Musik
Musik sangat penting dalam quantum learning, karena musik berafiliasi dan memperngaruhi kondisi fisiologis. Sehingga dengan memasang musik dalam pembelajaran sanggup meningkatkan relaksasi dan daya konsentrasi pada penerima didik.
4.
Sikap Positif Terhadap Kegagalan
Setiap dalam pembelajaran tentunya ada penerima didik yang belum bisa dalam mencapai tujuan dalam pembelajaran. dalam pembelajaran quantum learning, penekan sikap positif merupakan hal yang sangat berharga, dalam menemukan penerima didik ibarat itu guru menunjukkan umpan balik kepada penerima didik dengan hal-hal yang positif, ibarat pertolongan hikmah bahwa setiap hal yang berhasil maka di dalamnya selalu didahului dengan kegagalan kecil.
5.
Konsep TANDUR
a.
Tumbuhkan (Bawalah dunia mereka ke dunia kita)
Pada tahap ini, sebelum penerima didik memberi nama, hendaknya telah mempunyai info yang terkait dengan upaya pertolongan nama tersebut. Pernyataan tersebut akan memanfaatkan pengalaman mereka untuk menstimulus tanggapan, contohnya materi yang diajarkan menarik sehingga akan terbentuk janji untuk menjelajah dengan mencar ilmu bersama.
b.
Alami          
Unsur yang menunjukkan pengalaman konkret kepada penerima didik untuk mencoba. Peserta aktif dalam pembelajaran, tidak hanya melihat tetapi ikut beraktivitas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasrat alami otak untuk menjelajah.
c.
Namai
Namai merupakan konsep memperkenalkan konsep-konsep pokok dari materi pelajaran ketika minat siswa mempuncak yang disertai dengan data yang diberikan guru.
d.
Demonstrasikan
Demonstrasikan merupakan seni administrasi mempraktikkan pengalaman baru. Dalam artian sarana untuk memeberikan kesempatan kepada penerima didik untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga siswa menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman baru.
e.
Ulangi
Menunjukkan suatu pengulangan dari materi yang telah diajarkan yang bertujuan memperkuat koneksi saraf. Konsep ini sanggup dilakukan dengan melalui pertanyaan posttest, ataupun penugasan.
f.
Rayakan
jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Perayaan menunjukkan rasa hormat atas usaha, ketekunan, dan kesuksesan serta pada kesudahannya menunjukkan kepuasan dan kegembiraan. Kondisi selesai pembelajaran yang menyenangkan sanggup membuat siswa untuk mencar ilmu lebih lanjut.


[1] Pemercepatan mencar ilmu (accelerated learning) didefinisikan sebagai memungkinkan siswa untuk mencar ilmu dengan kecepatan yang mengesankan dengan upaya yang normal dan dibarengi dengan kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang sekilas tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran, dan kesehatan emosional. Namun, semua unsur ini bekerja
[2] Program neorolinguistik (NLP) merupakan suatu penelitian wacana bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti korelasi antara bahasa dan sikap yang sanggup dipakai untuk membuat jalinan pengertian antara penerima didik dengan pendidik. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana memakai bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif,, serta faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif.

Sumber http://blogeulum.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Quantum Learning"

Posting Komentar