Contoh Ceramah Perihal Efek Dzikir Terhadap Kesehatan Jiwa
Contoh Ceramah perihal Pengaruh Dzikir Terhadap Kesehatan Jiwa | Dzikir merupakan suatu aktivitas mengingat allah, yang memilik banyak sekali macam jenis lafaz. Dzikir merupakan salah satu aktivitas yang sangt dianjurkan. Untuk itu mengingatkan antar sesama muslim untuk ber dzikir merupakan salah satu perilaku yang anggun san luar biasa. Salah satu cara yang bisa dilakukn untuk saling mengingatkan ialah dengan cara membrikan ceramah perihal ceramah. Berikut conotoh ceramah yang bisa anda jadikan acuan :
Assalamu’alikum Wr Wb
Yang pertama marilah kita senantas selalu bersyukur atas kehadirat Allah SWT yang mana hingga ketika ini kita masih diberinya rahmat kesehatan dan juga keselamatan sehingga kita masih bisa untuk berkumpul di mesjid yang sama – sama kita cintai ini.
Kemudian shalawat beriringkan salam tidak bosan – bosannya kita hadiahkan kepada roh junjungan alam yakni nabi besar kita nabi Muhammad SAW. Semoga dengan banyaknya kita bershalawat maka kita akan mendapatkan safaatbya diyaumul tamat kelak.
Baiklah tanpa terus memperpanjang mukodimah, eksklusif saja judul ceramah saya pada malam hari ini ialah Pengaruh Dzikir Terhadap Kesehatan Jiwa.
Dalam Surat al-Ra’d / 13:28, menjeaskan bekerjsama dengan kita mengingat (dzkir) kepada Allah maka hati akan menjadi tenteram. Dzikir merupakan salah satu metode mencapai ketenangan hati yang dilakukan dengan tata-cara tertentu. Dzikir diajarkan dan dipahami dengan melafazkan kalimat - kalimat thayyibah secara keras (dzikr jahr), dan memakai kalimat - kalimat thayyibah yang memfokus, dari kalimat
Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT
Sebenarnya hubungan antara dzikir dengan ketentraman jiwa sudah sanggup dianalisis secara ilmiah. Dzikir secara lughawi artinya menyebut atau ingat. Jika kita artikan menyebut maka peranan lisanlah yang lebih dominan, namun bila diartikan sebagai ingat, maka aktivitas berpikir dan merasalah (kegiatan psikologis) yang lebih dominan. Dari segi ini maka ada dua alur pikir yang sanggup diikuti:
Manusia mempunyai impian dan kebutuhan yang tidak terbatas, padahal apa yang ia butuhkan itu tidak akan pernah benar - benar sanggup memuaskannya (terbatas). Oleh alasannya ialah itu selama insan masih terus memburu yang terbatas, maka tidak akan mungkin ia memperoleh ketentraman, lantaran yang terbatas (duniawi) tidak akan bisa memuaskan hal yang tidak terbatas (keinginan dan nafsu). Akan tetapi, bila yang dikejar insan itu ialah Allah SWT yang tidak terbatas kesempurnaan-Nya, maka dahaganya akan sanggup terpuaskan. Maka bila seseorang telah bisa selalu ingat (dzikir) kepada Allah SWT maka jiwanya akan tenteram, lantaran ‘dunia’ insan yang terbatas telah terpuaskan oleh rahmat Allah yang tidak terbatas.
Hanya insan yang berada pada tingkat inilah yang benar – benar layak mendapatkan panggilan-Nya untuk kembali kepada-Nya.
Demikianlah yang sanggup saya sampaikan, mohon maaf atas segala kesalahan. Wassalamu’alaikum Wr Wb Sumber http://pidatu.blogspot.com
Assalamu’alikum Wr Wb
Yang pertama marilah kita senantas selalu bersyukur atas kehadirat Allah SWT yang mana hingga ketika ini kita masih diberinya rahmat kesehatan dan juga keselamatan sehingga kita masih bisa untuk berkumpul di mesjid yang sama – sama kita cintai ini.
Kemudian shalawat beriringkan salam tidak bosan – bosannya kita hadiahkan kepada roh junjungan alam yakni nabi besar kita nabi Muhammad SAW. Semoga dengan banyaknya kita bershalawat maka kita akan mendapatkan safaatbya diyaumul tamat kelak.
Baiklah tanpa terus memperpanjang mukodimah, eksklusif saja judul ceramah saya pada malam hari ini ialah Pengaruh Dzikir Terhadap Kesehatan Jiwa.
Dalam Surat al-Ra’d / 13:28, menjeaskan bekerjsama dengan kita mengingat (dzkir) kepada Allah maka hati akan menjadi tenteram. Dzikir merupakan salah satu metode mencapai ketenangan hati yang dilakukan dengan tata-cara tertentu. Dzikir diajarkan dan dipahami dengan melafazkan kalimat - kalimat thayyibah secara keras (dzikr jahr), dan memakai kalimat - kalimat thayyibah yang memfokus, dari kalimat
Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT
Sebenarnya hubungan antara dzikir dengan ketentraman jiwa sudah sanggup dianalisis secara ilmiah. Dzikir secara lughawi artinya menyebut atau ingat. Jika kita artikan menyebut maka peranan lisanlah yang lebih dominan, namun bila diartikan sebagai ingat, maka aktivitas berpikir dan merasalah (kegiatan psikologis) yang lebih dominan. Dari segi ini maka ada dua alur pikir yang sanggup diikuti:
- Manusia mempunyai potensi intelektual. Potensi ini cenderung aktif bekerja untuk mencari balasan atas hal - hal yang belum diketahuinya. Salah satu hal yang sanggup merangsang berpikir ialah adanya aturan kausalitas di muka bumi ini. Jika seseorang menemukan suatu inovasi yang baru, contohnya A disebabkan oleh B, maka selnjutnya insan akan tertantang untuk mencari apa yang menimbulkan B. Begitulah seterusnya hingga setiap kebenaran yang di temukan oleh potensi intelektual insan akan diikuti oleh penyelidikan berikutnya hingga menemukan kebenaran baru.
- Sebagai makhluk yang berfikir insan selalunya tidak merasa puas terhadap ‘kebenaran ilmiah’ hingga ia berhasil menemukan kebenaran perenial dengan jalan melalui jalan supra rasionalnya. Jika seseorang telah hingga pada kebenaran ilahiah atau telah terpandunya dzikir dan fikir, maka ia tidak akan terpengaruhi lagi untuk mencari kebenaran - kebenaram yang lain, dan ketika jiwa seseorang itu menjadi tenang, tidak ada konflik batin dan tidak gelisah. Selama seseorang masih memikirkan ciptaan Allah SWT dengan memakai segala hukum-hukumnya, maka hatinya mustahil bisa tenteram dalam artian tenteram yang sebenarnya, akan tetapi bila ia telah hingga kepada memikirkan Sang Pencipta dengan segala keagungannya, maka insan tidak sempat lagi untuk memikirkan hal – hal yang lain, dan ketika itulah puncak ketenangan dan puncak kebahagiaan dicapai, dan ketika itulah tingkatan jiwa orang tersebut telah mencapai al- nafs al-muthma’innah.
Manusia mempunyai impian dan kebutuhan yang tidak terbatas, padahal apa yang ia butuhkan itu tidak akan pernah benar - benar sanggup memuaskannya (terbatas). Oleh alasannya ialah itu selama insan masih terus memburu yang terbatas, maka tidak akan mungkin ia memperoleh ketentraman, lantaran yang terbatas (duniawi) tidak akan bisa memuaskan hal yang tidak terbatas (keinginan dan nafsu). Akan tetapi, bila yang dikejar insan itu ialah Allah SWT yang tidak terbatas kesempurnaan-Nya, maka dahaganya akan sanggup terpuaskan. Maka bila seseorang telah bisa selalu ingat (dzikir) kepada Allah SWT maka jiwanya akan tenteram, lantaran ‘dunia’ insan yang terbatas telah terpuaskan oleh rahmat Allah yang tidak terbatas.
Hanya insan yang berada pada tingkat inilah yang benar – benar layak mendapatkan panggilan-Nya untuk kembali kepada-Nya.
Demikianlah yang sanggup saya sampaikan, mohon maaf atas segala kesalahan. Wassalamu’alaikum Wr Wb Sumber http://pidatu.blogspot.com
0 Response to "Contoh Ceramah Perihal Efek Dzikir Terhadap Kesehatan Jiwa"
Posting Komentar