Contoh Pidato Perihal Nasihat Shalat

Shalat ialah kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap umat islam di seluruh bumi Allah ini, Shalat juga sering ingatkan sebagai "tiangnya agama". Kaprikornus dengan kata lain Shalat ialah pondasi dalam beribadah kepada Tuhan YME. Nah, untuk mengenal lebih jauh perihal Himah dari shalat. Berikut dibawah ini, saya telah menyiapkan contoh pidato perihal nasihat shalat

Assalamu'alaikum Wr.Wb

(Silahkan Pilh Mukodimah Pidato yang anda sukai)

Para Bapak, Ibu dan saudara-saudara sekalian,
Pada kesempatan ini marilah kita mencoba memahami Firman Allah:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ

وَالْمُنْكَرِ

Artinya:
..dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. (QS. Al-Ankabut 45)

Ayat tersebut memerintahkan kita untuk shalat sekaligus menandakan hikmahnya. Adapun nasihat shalat yang kita kerjakan setiap hari ialah membersihkan jiwa atau hati dari perbuatan keji dan munkar yang sanggup menjerumuskan.

Para hadirin rahimakumuloh,
Terhadap kehinaan, siapapun orangnnya tentu tidak akan mau terjerumus ke dalamnya. Pada hakikatnya, kehinaan itu ditimbulkan atau diakibatkan dari perbuatan keji dan munkar. Dan itulah yang dikehendaki oleh setan.
Allah berfirman:

إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ

مَا لَا تَعْلَمُونَ

Artinya:
Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kau berbuat jahat dan keji, dan menyampaikan terhadap Allah apa yang tidak kau ketahui. (QS: Al-Baqarah Ayat: 169)

Dalam surat lain Allah juga berfirman:

وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ

وَالْمُنْكَرِ

Artinya:
Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka tolong-menolong setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan munkar. (QS. An Nuur 21)

Hadirin yang terhormat,
Pada ayat pertama yang telah saya sebutkan tadi mengandung makna bahwa tolong-menolong shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. KIta diperintahkan untuk mengerjakan shalat semoga sanggup mencegah perbuatan jelek itu. Kita sendirilah yang sanggup mencicipi manfaat dari shalat tersebut. Dengan kata lain, kita membutuhkan shalat dan menyebabkan shalat sebagai penolong.

Shalat tidak sanggup dipisahkan dengan kesabaran. Seseorang yang tekun menjalankan shalat dengan baik, maka akan membias pada hatinya yaitu menjadi sabar. Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu."

Dalam hadis diterangkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, "barangsiapa yang menjaga shalatnya, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan di hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak akan mendapatkan cahaya".

Menjaga dengan uraian perihal hikmah-hikmah shalat ini sanggup mendorong kita untuk selalu menjaga kewajiban shalat dengan sebenar-benarnya.

Dalam hadis Qudsi diterangkan bahwa Allah berfirman. "Sesungguhnya saya mendapatkan shalatnya dari orang yang bertawadhu" dengan shalatnya alasannya ialah kagunganKu, dan tidak meremehkan terhadap makhlukKu, dan tidak terus-menerus melaksanakan maksiat dan selalu menghabiskan waktunya untuk berdzikir kepadaKu, serta kasih sayang terhadap fakir miskin, Ibnu sabil, janda dang menyayangi orang yang menerima musibah.

Para hadirin rahimakumuloh,
Kiranya hadist ini sanggup kita jadikan sebagai peringatan untuk diri kita masing-masing. Sudah mampukah kita melaksanakan shalat ibarat yang disebutkan dalam hadist tersebut? berapa pun beratnya kita mesti harus berusaha, kita harus selalu berikhtiar. Sebab di antara kita tentu tidak ada yang ingin terjerumus dalam jurang kehinaan. Kita semua tentu ingin mencicipi hikmah-hikmahnya melaksanakan kewajiban shalat yang demikian besarnya.

Sebenarnya perihal perasaan berat dan ringan di dalam melaksanakan shalat ialah sangat bergantungkepada diri kita masing-masing. Allah berfirman yang artinya, "sesungguhnya shalat itu terasa berat kecuali bagi orang-orang yang khusuk."

Dengan ayat ini, marilah kita kembali menilai diri kita masing-masing. Tanyakanlah pada diri sendiri? Sudah berapa usang kita menunaikan shalat? Lalu apa yang kita dapatkan dari shalat itu? Apakah shalat kita bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar? Jawabnya cukup dengan sebuah pertanyaan: Apakah selama ini kita telah berbuat khusyuk di dalam shalat? Jika memang kita masih kurang khusyuk dalam menjalankan shalat, seharunya kita berguru selalu menjalaninya dengan tekun.

Akhirnya, semoga kita semua tidak termasuk orang yang disebutkan dalam hadis Nabi saw. "Barangsiapa yang shalatnya tidak bisa mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar, maka shalatnya tidak sanggup apa-apa dari Allah kecuali kebencian dan jauh dari-Nya."

Demikianlah pidato singkat yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan ini. Jika ada kesalahan, maka hal itu alasannya ialah khilaf dan kebodohan ilmu saya. Namun kalau hal itu sanggup dipetik kebenarannya, maka hal itu semata-mata alasannya ialah Ilmu Allah. Mohon maaf atas segala kekuarangannya.

Bilahit taufik wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu.
Sumber http://pidatu.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru: