Pro Dan Kontra Reklamasi Jakarta

Pro dan Kontra Reklamasi Jakarta
Halo selamat pagi gan, kali ini admin akan menunjukkan alasan pro dan kontra ihwal reklamasi di jakarta, yang kini ini menjadi trending topik di sosmed atau di televisi dan radio. ini bukan hal yang gampang untuk di pecahkan sebuah permasalahan besar yang ada negara kita gan. Semoga agan -agan semua sanggup tau dan mengerti apa yang dibicarakan dikala ini oleh semua orang. 


Alasan pro dan Kontra Reklamasi Jakarta
Banjir di Jakarta sanggup Ditanggulangi dengan Reklamasi

Berdasarkan hasil penelitian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), penurunan muka tanah di Jakarta mencapai 18 centimeter per tahun. Hal ini jawaban ekstraksi atau pencurian air tanah oleh pengelola gedung-gedung bertingkat maupun perumahan.
Hal ini tak luput dari pengamatan para pemimpin DKI, termasuk Ahok. Ahok oke untuk memperpanjang perizinan reklamasi dari Gubernur terdahulu, yakni Fauzi Bowo. Jangan tanya mengapa Ahok tidak menghukum tegas pelaku praktik ekstraksi air tanah dan malah membangun pulau gres serta tanggul raksasa di Pantai Utara Jakarta. Saya sendiri gundah menjawabnya.

Pro dan Kontra Reklamasi Jakarta
Tujuan utama dari reklamasi sendiri ialah menjadikan daerah basah yang rusak atau tak mempunyai kegunaan menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan gres tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk daerah pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian, serta objek wisata. Seperti yang kita ketahui di negara luar selain Indonesia banyak yang menerapkan Reklamasi ini untuk memperluas wilayah tersebut semoga negara itu sanggup menyusun tata ruang kota semoga tidak terjadinya penumpukan wilayah pemukiman atau gedung gedung, maka dari itu Negara tersebut menciptakan adanya reklamasi.
Pada kesempatan ini, saya akan membahas mengenai Reklamasi yang terjadi di Ibukota Jakarta  yaitu tepatnya di Jakarta Utara ( Pluit ). Disini saya akan membahas pro dan kontra mengenai kasus Reklamasi Teluk Jakarta dan disini ada beberapa kubu yang menganggap bahwa reklamasi tersebut pro atau kontra. Kubu pro terdiri atas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) dan para pendukung setianya. Sedangkan kubu kontra terdiri dari para pelopor lingkungan, nelayan, Bu Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan, sejarawan, budayawan, pakar tata kota, pengamat, dan orang-orang yang selama ini berseberangan dengan Ahok.
Kubu pro beranggapan bahwa Jakarta butuh reklamasi alasannya yaitu aneka macam alasan mendesak, antara lain Jakarta harus membangun tanggul raksasa (Giant Sea Wall) untuk mencegah banjir, selain itu menyerupai yang kita ketahui dikala ini Ibukota Jakarta selalu di gemparkan dengan becana banjir dikala hujan melanda Jakarta.
Laut Jakarta sudah terlalu kotor, dan pembangunan hunian-hunian glamor harus tetap dilakukan untuk meningkatkan perekonomian kota. Tetapi dengan adanya bangunan – bangunan glamor tersebut lahan di Jakarta dikala ini sudah tidak mencukupi lagi, bukan hanya itu Jakarta juga dikala ini penduduknya semakin hari semakin meningkat dan kebanyakan mereka memakai kendaraan sepeda motor atau kendaraan beroda empat yang menimbulkan terjadinya macet setiap harinya, maka dari itu kubu pro disini melaksanakan yang namanya reklamasi tersebut untuk menghindari dan menciptakan pemukiman gres untuk mengatasi problem – problem tersebut.
Sementara itu di kubu kontra, mereka beranggapan bahwa proyek reklamasi hanya menguntungkan pengembang properti dan kaum borjuis saja, sementara para nelayan semakin sengsara dan hanya diberi janji-janji manis, bias dilihat bahwa reklamasi sendiri diadakan untuk membangun gedung – gedung yang tinggi untuk acara bisnis atau pemukiman yang sangat mewah.
Tetapi dalam kubu kontra disini ada benarnya juga yang tersendiri, mereka memikirkan untuk rakyat kecil menyerupai nelayan yang mata pencahariannya sehari – hari mencari hasil tangkapan maritim untuk mereka jual kepada pasar, kalau proyek reklamasi ini di jalankan mereka sanggup kehilangan mata pencaharian tentunya, hasil tangkapan mereka akan di lenyapkan begitu saja dan belum juga pemerintah sebagai pembuat rencana reklamasi ini akan mengganti mata pencaharian mereka kalau saja reklamasi ini benar – benar akan di jalankan, sehingga kebanyakan dari mereka hanya jadi pengangguran nantinya dan akan menambah angka pengangguran di wilayah DKI Jakarta.
Bagi Indonesia, reklamasi bukanlah hal yang tabu. Karena sepanjang proyek reklamasi itu dilakukan untuk memenuhi kepentingan publik dan produktif, reklamasi boleh dilakukan. Sebagaimana ultimatum Menteri KKP Susi Pudjiastuty. “Semua reklamasi itu boleh asal efek lingkungannya sudah di antisipasi.” Ujar Susi, Kamis, 12/11/2015.
Lalu, jikalau mencermati polemik yang terjadi pada proyek reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta, tampaknya ada kesalahpahaman yang terjadi dikalangan masyarakat akan proyek reklamasi yang dikembangkan oleh Pemerintah DKI Jakarta bersama kawan kerjanya itu. Karena jikalau melihat beban Ibukota dengan populasi pertumbuhahan penduduk yang begitu pesat disetiap tahunnya, menimbulkan meningkatnya undangan akan hunian yang memadai dan nyaman di tengah hingar bingarnya kesibukan kota Jakarta dalam membenahi dan menata kotanya untuk lebih baik di masa – masa yang akan datang. Sedangkan lahan untuk pemukiman warga di Jakarta dikala ini sudah sangat terbatas.
Sumber http://gad0-gado.blogspot.com/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Pro Dan Kontra Reklamasi Jakarta"

Posting Komentar