Makalah Tari Sbk

KATA PENGANTAR
      Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menuntaskan makalah ini dengan penuh akomodasi dan menuntaskan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi Muhammad SAW.
      Makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi kiprah Seni Budaya wacana “SENI TARI
      Makalah ini memuat wacana seni tari yang ada di Indonesia yang sangat penting kita mempelajarinya dan menjaganya. Walaupun makalah ini mungkin kurang tepat tapi juga mempunyai detail yang cukup terang bagi pembaca.
      Semoga makalah ini sanggup memperlihatkan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Bondowoso, 22 januari 2018










BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia.
Pada ketika itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan hemat menguasai seluruh Asia Tenggara, kecuali Thailand. Menurut Soedarsono (1977), salah seorang budayawan dan peneliti seni pertunjukan Indonesia, menjelaskan bahwa, “secara garis besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari luar (asing)”. Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka perkembangan seni pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode masa pra efek asing dan masa efek asing. Namun apabila ditinjau dari perkembangan masyarakat Indonesia hingga ketika ini, maka masyarakat kini merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara kesatuan. Tentu saja masing-masing periode telah menampilkan budaya yang berbeda bagi seni pertunjukan, sebab kehidupan kesenian sangat tergantung pada masyarakat pendukungnya.
Tarian tempat Indonesia dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia seni tari menciptakan indonesia kaya akan adat  kebudayaan kesenian. Dengan mengenal lebih banyak Tarian moral di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan menciptakan kita lebih mengasihi negeri kita ini. Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: sanggup terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh banyak sekali budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan efek barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai banyak sekali tarian khasnya sendiri. Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian orisinil Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di banyak sekali sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau perguruan tinggi seni yang dijalankan pemerintah.

2.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini guna memenuhi kiprah dari guru Seni Budaya yaitu Bapak Andika Martriyanto, S.Pd Manfaat yang sanggup di peroleh oleh penyusun melalui makalah ini yaitu sanggup dimanfaatkan sebagai salah satu pola dalam menciptakan makalah berikutnya, sehingga dalam penyusunan karya tulis yang akan tiba hal-hal yang sudah baik di tingkatkan dan yang salah diperbaiki serta untuk menambah wawasan kami mengenai sni tari di Indonesia. Melalui makalah ini manfaat yang sanggup diperoleh oleh pelajar yakni sehingga setalah membaca makalah ini, pelajar sanggup terus menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya biar tarian suatu tempat di Indonesia sanggup terjaga hingga generasi selanjutnya.















BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN TARI
A. Pengertian Tari Secara Umum
Tari yakni gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Ada beberapa macam tarian diantaranya yaitu Tari Tunggal,Tari Berpasangan,Tari Berkelompok,Tari Tradisional,Tari Modern,dan Kontemperor. Dibawah ini yakni beberapa pengertian dan contoh dari macam macam tari tersebut.
·         Tari Tunggal
Ø  Pengertian tari tunggal
Tari tunggal yakni jenis tari yang dalam penyajiannya dibawakan oleh seorang penari. Tari tunggal juga sanggup dibawakan oleh lebih dari satu orang, sanggup dibawakan secara berpasangan ataupun massal.
Ø  Macam-macam tari tunggal :
a. Tari Menak (Jawa Barat / Jawa Tengah)
b. Tari Topeng Kelana (Jawa Tengah)

c. Tari Panji Semirang (Bali)
d. Tari Gambiranom

e. Tari Gatutkaca Gandrung (Jawa Tengah)
Ø  Tari tunggal mempunyai kiprah sebagai berikut:
a. Sebagai media ekspresi
b. Sebagai media komunikasi
c. Sebagai media berpikir kreatif
d. Sebagai media berbagi bakat
Tokoh-tokoh tari dan hasil karyanya:
a. Wiwik Widiastuti (Jakarta). Menggali dan berbagi budaya Betawi. Karyanya: tari ronggeng, tari topeng, tari ngarojeng.
b. Bagong Kusudiarjo (Yogyakarta). Karyanya: tari batik, tari tani, tari reog, tari keris, tari bhayangkari.
c. S. Maridi (Solo). Karyanya: tari bondan tani, tari merak subal, tari gambyong pareanom, tari p0juang.
d. I Wayan Dibia (Bali). Karyanya: tari jaran teji, tari manuk rowo.
·         Tari berpasangan
Ø  Pengertian tari berpasangan
Tari berpasangan yakni jenis tari yang dimainkan oleh 2 orang secara berpasangan. Pasangan dalam tari ini sanggup berlawanan jenis atau sesama jenis. Gerakan antar kedua penari dalam tari berpasangan dimainkan dengan saling melengkapi, mengisi, dan saling berinteraksi. Tari berpasangan juga sering dipentaskan secara berkelompok, namun, selama menari, gerakan penarinya tetap dilakukan secara berpasang-pasangan.
Ø  Macam-macam tari berpasagan :
a.       Tari Serampang Dua Belas, Melayu
b.      Tari Zapin, Melayu
c.       Tari Bedhaya, Jogjakarta
d.      Tari Gambyong, Jawa Tengah
e.       Tari Golek Menak, Jogjakarta

·         Tari berkelompok
Ø  Pengertian tari berkelompok
Tari kelompok yakni bentuk tarian yang ditarikan secara kelompok atau berpasang-pasangan dan tidak menutup kemungkinan bisa berbentuk drama tari/sendratari. Jenis tariannya sanggup berupa tari tunggal atau tari berpasangan yang ditarikan secara berkelompok. Adapun gerakannya terdiri atas gerak seluruh anggota tubuh dan kaki, badan, lengan, hingga kepala. Oleh sebab ditarikan secara berkelompok maka peragaan geraknya haruslah kompak, serempak, serta saling mengisi dan melengkapi sehingga dibutuhkan kerja sama, kebersamaan, dan tanggung jawab dari seluruh penari yang terlibat.
Tari ini dibagi menjadi dua, yaitu tari kelompok putri dan tari kelompok pura gagah.
Ø  Macam macam tari berkelompok :
a.       Tari klasik rampak srigati dari Jawa Barat
b.      Tari klasik Jaipong rampak senggot
c.       Tari kreasi merak
·         Tari Tradisional
Ø  Pengertian tari tradisional
Tari tradisional yakni suatu tarian yang berasal dari masyarakat suatu tempat yang sudah bebuyutan dan telah menjadi budaya masyarakat setempat.
Ciri-ciri tari tradisional:
a.       Dikembangkan secara turun menurun.
b.      Diiringi dengan memakai musik tradisional.
c.       Berkembang dikalangan masyarakat biasa/ rakyat jelata.
Ø  Tari tradisional dibedakan menjadi 3 jenis tari, yaitu:
Tari Klasik
Tari Rakyat / folklasik
Tari Kreasi Baru
Ø  Macam-macam tari tradisional
a.       Tari Saman dari Aceh
b.      Tari Baluse dari Sumatera Utara
c.       Tari Piring dari Sumatera Barat
·         Tari Modern
Ø  Pengertian tari modern
Tari modern yakni suatu bentuk tarian yang terbentuk dan berkembang semenjak dari awal era 20. Dilihat dari latar belakang sejarah, tari modern ini gotong royong dipelopori oleh penari-penari dari Amerika Serikat dan dari beberapa negara dari Eropa Barat. Tarian ini keluar dari batasan-batasan yang kaku menyerupai tari Balet Klasik. Gerakan tari modern dipelopori oleh Isadora Duncan.
Ø  Ciri-Ciri Tari Modern
1.      Penggarapan yang kreatif
2.      Tuntutan keasyikan
3.      Kepuasan batin
4.      Kekokohan solidaritas
5.      Popularitas yang tidak menentu
6.      Berbobot kreatif.
Ø  Ciri Khas yang dimiliki Tari Modern
1.      Ciri khas gerak tari Modern
            Ragam gerak tari yang didukung oleh para pekerja atau buruh biasanya berirama cepat, dinamis, dan romantis sebab dilakukan di tempat terbuka.
2.       Ciri khas iringan, tata rias, dan tata busana tari Modern
            Bentuk musik pengiring tari mancanegara, biasanya berupa alat-alat tradisional khas negara tempat tarian itu lahir atau pun alat musik modern untuk jenis-jenis tarian yang lebih baru. Tata rias dan busananya pun diubahsuaikan dengan ciri khas negaranya masing-masing.
Ø  Jenis Gaya Tari Modern
1.      Balet
     Balet berakar dari program pertemuan ningrat Italia di masa pencerahan. Balet dikembangkan dalam bentuk ballet decour.
2.      Tari Tango
     Merupakan tari pergaulan asal Amerika dan birama iramanya 2/4 atau 4/4, sedangkan temponya sedang.
3.      Tari Flamenco
     Termasuk tari pergaulan asal Andalusia Spanyol Selatan. Tarian ini diiringi gitar, tepukan tangan, hentakan kaki, dan undangan penonton.
4.      Tari Salsa
     Adalah tarian berpasangan yang berasal dari Spanyol yang memakai irama delapan ketukan.
5.      Tari Disko
     Adalah tarian pergaulan yang berasal dari Amerika Serikat pada tahun 1950-an.
6.      Tari Waltz
     Termasuk jenis tari berpasangan yang populer dengan birama iramanya ¾. Tarian ini berasal dari tari weller (tarian petani Jerman) dan tari Leander(tarian Austria).
7.      Break Dance
     Termasuk tari tunggal yang berasal dari kelompok pekerja Negro Amerika. Bentuk tariannya berupa gerakan patah-patah atau stakato dan bersifat akrobatik.
Ø  Fungsi dan Peran Tari Modern
1.      Tari sebagai media pergaulan, artinya yakni bahwa kegiatan ini sebagai interaksi antarpencipta seni.
2.      Tari sebagai hiburan, intinya tari ini tidak bertujuan untuk ditonton, tetapi tarian ini untuk kepuasan penarinya. Keindahan tidak dipentingkan, melainkan lebih mementingkan untuk kepuasan individual, sehingga tampak bersifat spontanitas.
3.      Tari sebagai pertunjukkan (theatrical dance), tari jenis ini yakni tari yang disusun sengaja untuk dipertontonkan, maka dalam penyajiannya mengutamakan segi artistiknya, penggarapan koreografi yang baik serta tema dan tujuan jelas.
4.      Tari sebagai pertunjukkan bila ditinjau dari penggarapannya dan kadar tontonannya ada dua macam, yaitu :
o   concert dance,
o   show dance, show dance biasanya dipentaskan dengan tujuan hanya sekedar untuk memeriahkan resepsi atau program tertentu.

Ø  Tari Modern mempunyai banyak fungsi tetapi ada 2 yang terpenting :
1.      Tari sebagai hiburan, intinya tari ini tidak bertujuan untuk ditonton, tetapi tarian ini untuk kepuasan penarinya. Keindahan tidak dipentingkan, melainkan lebih mementingkan untuk kepuasan individual, sehingga tampak bersifat spontanitas.
2.      Tari sebagai pertunjukkan (theatrical dance), tari jenis ini yakni tari yang disusun sengaja untuk dipertontonkan, maka dalam penyajiannya mengutamakan segi artistiknya, penggarapan koreografi yang baik serta tema dan tujuan jelas.
Ø  TOKOH – TOKOH PENARI DAN KOREOGRAFER TARI MODERN dari Luar Negeri
1.      Martha Graham
2.      Garry Stewart
3.      Pina Bausch
4.      Urs Dietrich
5.      Sasha Waltz
Ø  TOKOH – TOKOH PENARI DAN KOREOGRAFER TARI MODERN dari Dalam Negeri
1.      Edy Mefri
2.      Hartati
3.      Fitri Setyaningsih
4.      Jecko Siompo
·         Tari Kontemperor
Ø  Pengertian tari kontemperor
Tari kontemporer merupakan penemuan dari banyak sekali macam tarian yang mendapat sentuhan modernisasi. Inovasi yang lazim dilakukan pada jenis tari ini terdapat pada musik pengiring, gerakan, dan properti yang digunakan oleh para penari. Gerakan tari gaya bebas menyerupai tarian dengan koreografi modern yang kerap di tampilkan dalam banyak sekali program remaja ini juga sanggup dikatakan sebagai jenis tarian kontemporer.
UNSUR-UNSUR SENI TARI
v  sebuah tarian gotong royong merupkan perpaduan dari beberapa buah unsur. unsur-unsur ini yaitu Wiraga (raga), Wirama (irama) dan Wirasa (rasa). ketiga unsur ini melebur menjadi satu membentuk tarian yang harmonis. ketiganya harus dilakukan dengan selaras. kalau salah satu unsur ini tidak dilakukan dengan baik, tarian akan terlihat kurang indah.

1. Wiraga
Wiraga yakni dasar keterampilan gerak tubuh/fisik penari. gerak merupakan subtansi baku dari dalam tari. pecahan fisik insan yang sanggup menyalurkan ekspresi batin dalam bentuk gerak tari ada banyak sekali. diantaranya sebagai berikut.
a)      jari-jari tangan
b)      pergelangan tangan
c)      siku-siku tangan
d)     bahu
e)      leher
f)       muka dan kepala
g)      lutut
h)      mulut
i)        jari-jari kaki
j)        dada
k)      perut
l)        pinggul
m)    baji mata
n)      alis
o)      pergelangan kaki
sebagai gerak ekspresi, gerak yang dimaksud disini bukanlah gerak sehari-hari. melainkan, gerak yang telah distilir atau diberi bentuk lain, baik diperhalus, dipertegas, maupun drombak (distorsi). dalam tari dua macam gerak.
·         Gerak imitatif : yakni gerakan tari yang dilakukan sebagai hasil dari eksplorasi gerak yang ada di alam ini selain gerak manusia. contohnya gerak binatang tertentu, tumbuhan, atau benda lain yang mempunyai ciri gerakan tertentu.
·         Gerakan imajinatif : yakni gerak rekayasa insan dalam membentuk suatu tarian. terdiri dari gerak maknawidan gerak murni.
·         Gerak maknawi : yakni gerak tari yang mengandung arti atau mempunyai maksud tertentu. gerak tersebut biasanya mempunyai ciri khas yang gampang dimengerti oleh penonton. dengandemikian penonton sanggup berkomunikasi dengan tarian. isalnya gerak menolak, melamun, mengiyakan, dan sebagainya. dismping itu da juga yang disebut tabiat gerak, yaitu kesan tertentu yang ditangkap penonton dari gerak yang diungkapkan penari.
·         Gerak murni : yakni gerak yang tidak mengandung arti, namun masih mengandung unsur keindahan gerak. gerak ini dibentuk semata-mata biar suatu tarian tampak indah. contohnya dalam tari sunda ada gerak lontang kanan, lontang kiri, obah taktak, ukel dan sebagainya.
2. Wirama
Wirama yakni suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis. di dalamnya terdapat pengaturan dinamika seperi aksen dan tempo tarian. ada dua macam irama untuk tari.
·         Wirama tandak : yakni wirama yang ajeg (tetap) dan murni dengan ketukan dan aksen yang berulng-ulang dan teratur. dalam wirama tandak, gerak tari dan musik lebih gampang disusun. seorang sanggup bergerak pribadi mengikuti ketukan sekali, ketukan mengganda, ketukan menigakali, atau sanggup pula menciptakan gerakan sinkop (berlawanan dengan gerakan musiknya)
·         Wirama bebas : yakni wirama yang tidak selalu mempunyai ketukan dengan susukan yang berulang0ulang dan teratur.
3. Wirasa
Wirasa merupakan tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian. menyerupai : tegas, lembut, besar hati dan sedih, yang mengekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah sehingga melahirkan keindahan.

Indah dalam tari tidak sekedar bagus, tetapi sesuai dengan jenis gerakan dan karakter. misalnya, gerak keupat yang halus akan indah kalau ditarikan oleh kiprah arjun, tetapi gerak tersebut tidak indah kalau ditarikan oleh kiprah raksasa. Dengan demikian, gerak indah itu tidak hanya gerak yang halus dan lembut saja. tapi, gerak yang tegas, kasar dan abnormal pun sanggup merupakan gerak yang indah kalau sesuai dengan kondisi tariannya.
·         Bentuk Tarian
Ø  Tari Adat
Ø  Tari Penyambutan
1. Tari Makan Sirih
Tari persembahan Riau ini dipentaskan dengan iringan musik Melayu yang bersumber dari perpaduan antara bunyi marwas, biola atau fill, gendang, gambus, dan akordion. Suara akordian merupakan unsur yang penting dalam musik Melayu, mengingat bunyi tersebut yang menjadi kekhasan musik Melayu.Saat pertunjukan, salah satu penari dalam tari persembahan akan membawa kotak yang berisi sirih. Sirih dalam kotak tersebut kemudian dibuka dan tamu yang dianggap agung diberi kesempatan pertama untuk mengambilnya sebagai bentuk penghormatan, kemudian diikuti oleh tamu yang lain.  Bagi masyarakat Riau, sirih menjadi media perekat dalam pergaulan.

2. Tari Tanggai
Tarian ini dibawakan ketika menyambut tamu-tamu kehormatan atau dipentaskan dalam program hajatan pernikahan. Tari ini dipentaskan oleh lima orang penari. Penari-penari tersebut mengenakan pakaikan khas tempat Sumatera Selatan menyerupai dodot, songket, kalung, pending, rampai atau kembang urat, sanggul malang, kembang goyang, tajuk cempako, dan tanggai berbentuk kuku. Tanggai yang digunakan dalam tarian ini terbuat dari materi berupa lempengan tembaga.Tari ini ingin memperlihatkan masyarakat Palembang yang baik, ramah, penyayang, hormat, dan menghargai tamu yang tiba ke daerahnya. Kekuatan dan keindahan tarian ini terletak pada tanggai atau kuku palsu yang dikenakan oleh para penarinya.

3. Tari Gambyong
Tari gambyong ini merupakan hasil perpaduan tari rakyat dengan tari keraton Jawa Tengah. Gambyong semula merupakan nama seorang waranggana – perempuan terpilih atau perempuan penghibur – yang pandai membawakan tarian yang sangat indah dan lincah. Nama lengkap waranggana tersebut yakni Mas Ajeng Gambyong. Gambyongan mempunyai arti golekan “boneka yang terbuat dari kayu” yang menggambarkan perempuan menari di dalam pertunjukan wayang kulit sebagai penutup.

Ø  Tarian dalam upacara keagamaan
Tarian upacara keagamaan yang bersifat magis ketika ini sudah jarang ditemukan. Namun, di Bali masih terdapat Tari Sang Hyang Jaran yang hingga kini masih dilakukan sebagai tari upacara untuk mengusir roh jahat. Penari meliuk­liukkan tubuhnya dan bergerak menyerupai menunggang kuda dengan memakai kuda yang terbuat dari bambu. Kemudian, penari bergulingan di atas bara api, tetapi tubuhnya tidak terbakar. Gerakan tubuhnya bergerak bebas sebab dalam keadaan tidak sadar. Gerakan ini dilakukan impulsif mengikuti impian hati tanpa didasarkan kaidah seni, tetapi memperlihatkan gerakan ritmis yang tak disadarinya.
Ada lagi tarian lain yang merupakan salah satu peninggalan zaman prasejarah, yaitu Jatilan. Tari ini merupakan tarian dari tempat Borobudur yang sangat akrab dengan upacara ritual memanggil roh binatang totem sebagai bala keselamatan dari roh jahat. Ritual ini diang gap sanggup menyucikan jiwa. Kadang­kadang pemainnya melaksanakan adegan yang pada kehidupan kasatmata sangat tidak mungkin dilakukan. Mereka tidak terluka ketika menginjak bara api, memakan pecahan kaca, memecahkan kelapa dengan kepala tanpa merasa sakit atau terluka. Hal tersebut dilakukan pada ketika ndadi atau trance (Bali: kerawuhan, kesurupan, masuknya roh halus ke dalam tubuh) sebagai perwujudan bahwa roh ‘hadir’ dan memperlihatkan kekuatannya kepada masyarakat. Hal tersebut sanggup dilakukan sebab mereka menari dengan gerakan spontan.

Tari upacara yang berfungsi sebagai media sarana upacara ritual keagamaan dilakukan masyarakat melalui serangkaian upacara moral yang bertujuan melindungi masyarakat dari bencana, kejahatan, serta sebagai ungkapan permohonan biar maksud dan keinginannya terkabul. Pada zaman primitif sebelum masuknya agama ke Indonesia, tari menjadi pecahan tidak terpisahkan dari kehidupan spiritualisme masyarakat Indonesia.

1)      Tari Upacara Ritual yang Bersifat Sakral
Tarian jenis ini merupakan tarian suci dan keramat (sakral). Salah satu contoh tari upacara ritual yang bersifat sakral yakni Tari Ngalage. Seperti pada upacara perayaan panen padi di Jawa barat, Tari Ngalage merupakan tarian sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Dewi Padi Pohaci Sang Hyang Sri. Dalam upacara tersebut, setumpuk padi diarak ke balai desa. Iring­iringan tadi didahului penari pembawa umbul­umbul warna­warni. Iringan yang terdepan yakni umbul­umbul terutama memakai warna merah putih sebagai lambang dua sisi sifat yang berlawanan, yaitu baik buruk, susah senang, dan dunia akhirat. Iring­iringan tersebut terdiri atas para pemikul padi dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga akan menimbulkan bunyi yang makin usang makin ramai dan menciptakan semangat iring­iringan sebab umumnya jarak ke balai desa tidak mengecewakan jauh.
Di belakang barisan pemikul padi tersebut, ada lagi rombongan yang mem bawa alat­alat pertanian dan pembawa angklung serta alat tabuh dog­dog lojor. Kemudian, angklung serta dogdog lojor itu dibunyikan pada tempat­tempat tertentu di sepanjang perjalanan mereka. Setelah tiba di balai desa, barulah mereka memper  tunjukkan kemahiran menari sambil memainkan empat buah dogdog dan sembilan buah angklung.
Tari Rokatenda dari Flores juga memperlihatkan ekspresi ungkapan rasa syukur sebab hasil panen yang melimpah ruah. Tari ini di bawakan oleh penari muda­mudi tempat Ende, Flores, dan Nusa Tenggara Timur.
Tari Mon dari Irian Jaya juga merupakan tari upacararitual yang bersifat sakral. Tarian tersebut dibawakan oleh penari perempuan yang duduk melingkari pohon tempat arwah. Mereka dilingkari oleh para penari laki-laki dengan posisi berdiri. Tarian ini merupakan tarian pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
2)   Tari Upacara Ritual yang Bersifat Magis
Tarian ini berafiliasi dengan hal­hal mistik (magis). Salah satu contoh tarian upacara yang bersifat magis yakni Tari Sang Hyang Jaran dari Bali. Tarian ini sebagai ungkapan permohonan keselamatan, yang mengandung unsur magis dengan menginjak­injak bara api, membawa simbol kuda dibentuk dari jerami, dan penari bergerak kerawuhan/trance. Dipercaya kekuatan magis menjadi faktor penguat relasi komunikasi dengan sang Dewa. Tari Sang Hyang yakni tari upacara keagamaan sebagai cara insan membentengi dirinya dan menolak ancaman dari alam atau faktor lain. Pembawaan penari tidak sadarkan diri memang menjadi mayoritas dalam tari sejenis. Dalam keadaan trance, penari mempunyai kekuatan dan kemahiran di luar kemampuan insan pada umumnya. Kesempatan inilah yang digunakan untuk meminta sesuatu kepada Sang Hyang sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat Bali.
Contoh tarian lainnya yaitu Tari Warung Kelumbut dari Sumba Timur. Tari ini merupakan perwujudan kepercayaan kepada binatang totem oleh masyarakat setempat. Masyarakat Kecamatan Merabu menarikan tarian ritual magis ini dengan menggandakan binatang totemnya. Masyarakat percaya bahwa insan dan binatang sanggup hidup berdampingan sehingga ada persatuan yang bersifat mistis yang sanggup menjaga satu sama lain, tidak saling merusak dan mengganggu. Jika terjadipersatuan mistis, insan akan kerasukan atau tak sadar diri.
Tari Sintren merupakan tarian bersifat magis yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tari ini menampilkan seorang penari yang sekujur tubuhnya diikat tali, kemudian ditutup kurungan ayam yang ditutupi kain. Hanya dalam beberapa ketika ketika kurungan ayam dibuka, penari tadi sanggup melepaskan diri dari ikatan. Kemudian, ia menari dalam keadaan tidak sadarkan diri. Selama tarian berlangsung, penari akan terkulai lemas apabila penonton melempari uang logam ke arahnya.
Tarian lain ini bersifat magis, tetapi bukan merupakan tarian upacara keagamaan. Tarian yang bersifat magis lain, contohnya Tari Kuda Kepang dan Tari Piring. Pada pecahan tertentu dalam Tari Piring, penari menginjak piring menjadi pecahan kecil.
v  Tari Upacara pada Kegiatan Kemasyarakatan yang Bersifat Sakral
Contoh tarian jenis ini, yaitu:
1)    Tari ritual perkawinan moral Mentawai, Sumatra Barat.
2) Tari Ngarot dari Cirebon, yaitu tarian yang diselenggarakan untuk mempertemukan perjaka dan pemudi di tempat dan antardaerah sebagai bentuk relasi interaksi sosial yang mengandung unsur sakral.
3)  Upacara sebagai permohonan restu untuk membangun rumah yang diungkapkan dengan Tari Seru Kajo Noo Gawi oleh masyarakat Flores.
4)  Tari Kabokang dari Sumbawa sebagai bentuk menyambut kelahiran bayi.
5)  Tari Wolane dari Maluku menyambut kelahiran bayi.
6)  Tari Kanja, yaitu Tari Perang. Anehnya, tarian ini dipertunjukkan pada upacara Maulid Nabi Muhammad Saw. dan menyambut hero perang.
v  Ciri­ciri tari yang berfungsi sebagai tarian upacara, yaitu sebagai berikut:
1)  Dilakukan pada kegiatan ritual keagamaan yang bersifat sakral dan magis serta pada kegiatan kemasyarakatan yang ber sifat sakral.
2)  Gerakannya sangat sederhana sebab gerak merupakan ungkapan impulsif sebagai ungkapan dalam menjembatani kehendak jiwa para penarinya.
3)  Gerakannya monoton dan banyak peng ulangan.
4)  Perwujudan sajian tari (waktu, aturan) erat dengan tujuan penyelenggaraannya.
5)  Musik terdengar monoton.
6)  Menggunakan alat musik sederhana dan seadanya.
7)  Penyajiannya tidak menyentuh segi artistik.
8)  Inti dari gerak tari ini yakni terkabul atau tersampaikannya tujuan.

Keberadaan jenis tari yang berfungsi sebagai tarian upacara sangat sulit untuk diikuti keberlangsungannya. Ada perbedaan yang menonjol dibanding antusiasme masyarakatwilayah barat Nusantara yang cenderung kurang peduli, sedikit menganggap tradisonal yakni ortodoks, sebagai efek budaya kekinian yang metropolis.
Namun, di wilayah timur Indonesia, tari tradisional masih lekat dalam kehidupan. Masyarakat menempatkan moral istiadat membaur dengan kebutuhan dan pola hidup mereka. Lambat laun, dalam kurun waktu yang usang menjadi sebuah tradisi yang mempunyai nilai seni yang tinggi.
·         Tata Rias
Tata rias merupakan cara untuk mempercantik diri khususnya pada pecahan muka atau wajah. Tata rias pada seni pertunjukan diharapkan untuk menggambarkan/menentukan tabiat tokoh di atas pentas. Tata rias yakni seni memakai bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan dengan memperlihatkan dandanan atau perubahan pada para pemain. Sebagai penggambaran tabiat di atas pentas selain acting yang dilakukan oleh pemain diharapkan adanya tata rias sebagai perjuangan menyusun hiasan terhadap suatu objek yang akan dipertunjukan.
Tata rias merupakan aspek dekorasi, mempunyai banyak sekali macam kekhususan yang masing-masing mempunyai keistimewaan dan ciri tersendiri. Dari fungsinya rias dibedakan menjadi delapan macam rias yaitu:
1.      Rias aksen, memperlihatkan tekanan pada pemain yang sudah mendekati peranan yang akan dimainkannya. Misalnya pemain orang Jawa memerankan sebagai orang Jawa hanya dibutuhkan aksen atau memperjelas garis-garis pada wajah.
2.      Rias jenis, merupakan riasan yang diharapkan untuk memperlihatkan perubahan wajah pemain berjenis kelamin laki-laki memerankan menjadi perempuan, demikian sebaliknya.
3.      Rias bangsa, merupakan riasan yang diharapkan untuk memperlihatkan aksen dan riasan pada pemain yang memerankan bangsa lain. Misalnya pemain bangsa Indonesia memerankan kiprah bangsa Belanda.
4.      Rias usia, merupakan riasan yang mengubah seorang muda (remaja/pemuda/pemudi) menjadi orang renta usia tujuh puluhan (kakek/nenek).
5.      Rias tokoh, diharapkan untuk memperlihatkan klarifikasi pada tokoh yang diperankan. Misalnya memerankan tokoh Rama, Rahwana, Shinta, Trijata, Srikandi, Sembadra, tokoh seorang anak sholeh, tokoh anak nakal.
6.      Rias watak, merupakan rias yang difungsikan sebagai penjelas tabiat yang diperankan pemain. Misalnya memerankan tabiat putri luruh (lembut), putri branyak (lincah), putra alus, putra gagah.
7.      Rias temporal, riasan berdasarkan waktu ketika pemain melaksanakan peranannya. Misalnya pemain sedang memainkan waktu berdiri tidur, waktu dalam pesta, kedua contoh tersebut dibutuhkan riasan yang berbeda.
8.      Rias lokal, merupakan rias yang dibutuhkna untuk memperjelas keberadaan tempat pemain. Misalnya rias seorang narapidana di penjara akan berbeda dengan rias setelah lepas dari penjara.


Ø  Tata Busana
Busana (pakaian) tari merupakan segala sandang dan perlengkapan (accessories) yang dikenakan penari di atas panggung. Tata pakaian terdiri dari beberapa pecahan :
1.      Pakaian dasar, sebagai dasar sebelum mengenakan pakaian pokoknya. Misalnya, setagen, korset, rok dalam, straples
2.      Pakaian kaki, pakaian yang dikenakan pada pecahan kaki. Misalnya binggel, gongseng, kaos kaki, sepatu.
3.      Pakaian tubuh, pakaian pokok yang dikenakan pemain pada pecahan tubuh mulai dari dada hingga pinggul. Misalnya kain, rok, kemeja, mekak, rompi, kace, rapek, ampok-ampok, simbar dada, selendang, dan seterusnya.
4.      Pakaian kepala, pakaian yang dikenakan pada pecahan kepala. Misalnya banyak sekali macam jenis tata rambut (hairdo) dan riasan bentuk rambut (gelung tekuk, gelung konde, gelung keong, gelung bokor, dan sejenisnya).
5.      Perlengkapan/accessories, yakni perlengkapan yang melengkapi ke empat pakaian tersebut di atas untuk memperlihatkan imbas dekoratif, pada huruf yang dibawakan. Misalnya suplemen gelang, kalung, ikat pinggang, kamus timang/slepe ceplok, deker (gelang tangan), kaos tangan, bara samir, dan sejenisnya.
o   Tata rias dan busana ini berkaitan erat dengan warna, sebab warna di alam seni pertunjukan berkaitan dengan huruf seorang tokoh yang dipersonifikasikan kedalam warna busana yang dikenakan beserta riasan warna make up oleh tokoh bersangkutan oleh risikonya warna dikatakan sebagai simbol. Dalam pembuatan busana penari, warna sanggup juga digunakan hanya untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan keindahannya saja dalam memadukan antara yang satu dengan lainnya. Dalam pembuatan kostum, warna menjadi syarat utama sebab begitu dilihat warnalah yang membawa kenikmatan utama. Di dalam buku Dwimatra (2004: 28 – 29) warna dibedakan menjadi lima yaitu, warna primer, sekunder, intermediet, tersier, dan kuarter.
 Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menuntaskan makalah ini dengan penuh ke makalah Tari SBK      Warna primer yaitu disebut juga warna pokok/warna utama, yang terdiri dari warna merah, kuning, dan biru.. Warna merah yakni simbol keberanian, agresif/aktif. Pada dramatari tradisional warna tersebut biasanya digunakan oleh raja yang sombong, agresif/aktif. Misalnya: Duryanada, Rahwana, Srikandi. Warna biru mempunyai kesan ketentraman dan mempunyai arti simbolis kesetiaan. Pada drama tradisional warna tresebut digunakan oleh seorang satria atau putri yang setia kepada Negara dan penuh pengabdian. Misalnya; Dewi Sinta, Drupadi. Warna kuning mempunyai kesan kegembiraan.
 Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menuntaskan makalah ini dengan penuh ke makalah Tari SBK      Warna sekunder yakni warna adonan yaitu hijau, ungu, dan orange.
 Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menuntaskan makalah ini dengan penuh ke makalah Tari SBK      Warna intermediet yakni warna adonan antara warna primer dengan warna dihadapannya. Misalnya warna merah dicampur dengan hijau, biru dengan orange, kuning dengan violet.
 Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menuntaskan makalah ini dengan penuh ke makalah Tari SBK      Warna tersier yakni adonan antara warna primer dengan warna sekunder yaitu warna merah dicampu orange, kuning dengan orange, kuning dengan hijau, hijau dengan biru, biru dengan violet, violet dengan merah.
 Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menuntaskan makalah ini dengan penuh ke makalah Tari SBK      Warna kuarter yaitu percampuran antara warna primer dengan warna tersier, dan warna sekunder dengan tersier yang melahirkan 12 warna adonan baru..
 Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menuntaskan makalah ini dengan penuh ke makalah Tari SBK      Warna netral yaitu hitam dan putih. Warna hitam memperlihatkan kesan kematangan dan kebijaksanaan. Pada drama tradisional biasa digunakan oleh satria, raja, dan putri yang yang bijaksana. Misalnya Kresna, Puntadewa, Kunti. Sedangkan warna putih memperlihatkan kesan muda, mempunyai arti simbolis kesucian. Di dalam drama tradisional warna tersebut digunakan oleh pendeta yang dianggap suci.
Ø  Tata Panggung
Panggung berdasarkan Purwadarminta ialah lantai yang bertiang atau rumah yang tinggi atau lantai yang berbeda ketinggiannya untuk bermain sandiwara, balkon atau podium. Dalam seni pertunjukan panggung dikenal dengan istilah Stage melingkupi pengertian seluruh panggung. Jika panggung merupakan tempat yang tinggi biar karya seni yang diperagakan diatasnya sanggup terlihat oleh penonton, maka pentas juga merupakan suatu ketinggian yang sanggup membentuk dekorasi, ruang tamu, kamar belajar, rumah moral dan sebagainya. Kaprikornus beda panggung dengan pentas ialah pentas sanggup berada diatas panggung atau sanggup pula di arena atau lapangan. Kini yang dianggap pentas bagi seni pertunjukan kontemporer tidak saja berupa panggung yang biasa terdapat pada sebuah gedung akan tetapi keseluruhan dari pada gedung itulah pentas, yakni panggung dan tempat orang menonton. Sebab pada penampilan seni pertunjukan tokoh sanggup saja turun berkomunikasi dengan penontonnya atau ia sanggup muncul dari arah penonton. Seperti istilah Shakespeare bahwa seluruh dunia ini yakni pentas ( all the word’s stage). Dengan begitu bisa saja setiap lingkungan masyarakat mempunyai sebuah pentas yang memadai dan sesuai untuk mementaskan sebuah seni pertunjukan.
Ø  Macam-Macam Panggung
Secara fisik bentuk panggung sanggup dibagi menjadi tiga macam, yaitu panggung tertutup, panggung terbuka dan panggung kereta. panggung tertutup terdiri dari panggung prosenium, panggung portable dan juga sanggup berupa arena. Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam-macam.
a.       Panggung Prosenium atau Panggung Pigura
Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang mempunyai ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton menyaksikan pertunjukan. Hubungan antara panggung dan auditorium dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang prosenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang prosenium bisa berupa garis lengkung atau garis lurus yang sanggup disebut dengan pelengkung prosenium (Proscenium Arch).Panggung prosenium dibentuk untuk membatasi tempat pemeranan dengan penonton. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yaitu kearah penonton saja, biar pandangan penonton lebih terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas panggung juga biar lebih terang dan memusatkan perhatian penonton. Dalam kesadaran itulah maka keadaan pentas prosenium harus sanggup memenuhi fungsi melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya.
b.      Panggung Portable
Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan sanggup dibentuk di dalam maupun di luar gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform) yang dipasang dengan kokoh di atas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton biasanya mempergunakan dingklik lipat. Adegan-adegan sanggup diakhiri dengan mematikan lampu (black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan kata lain bahwa panggung portable yaitu panggung yang dibentuk secara tidak permanen.

c.       Panggung Terbuka
Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibentuk di tempat atau tempat terbuka. Berbagai variasi sanggup digunakan untuk memproduksi pertunjukan di tempat terbuka. Pentas sanggup dibentuk di beranda rumah, teras sebuah gedung dengan penonton berada di halaman, atau sanggup diadakan disebuah tempat yang landai dimana penonton berada di pecahan bawah tempat tersebut. Panggung terbuka permanen (open air stage) yang cukup popular di Indonesia antara lain yakni panggung terbuka di Candi Prambanan.






BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
      Fungsi Seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi ; Fungsi Religi/Keagamaan, Fungsi Pendidikan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Rekreasi/Hiburan, Fungsi Artistik, Fungsi Guna (seni terapan), dan Fungsi Kesehatan (terapi).
Jenis tari ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi tiga kelompok, yaitu: Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Kelompok/Massal.
Peranan seni tari untuk sanggup memenuhi kebutuhan insan yakni dengan melalui stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam memenuhi kebutuhan individu dan social merupakan alat yang digunakan untuk penyampaian ekspresi jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan lingkungan. Oleh sebab itu tari sanggup berperan sebagai pemujaan, sarana komunikasi, dan pernyataan batin insan dalam kaitannya dengan ekspresi kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 3 antara lain :tari sebagai upacara , tari sebagai sarana hiburan dan tari sebagai sarana pertunjukkan
Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak sanggup dipisahkan.Dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni unsur gerak, tenaga dan waktu.
      Tari tradisional yakni tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para jago antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan dan juga alam. Jenis Tari Tradisional ada dua : Tari keraton yakni tari yang semula berkembang dikalangan kerajaan dan bangsawan. Tari Rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang dikalangan rakyat. Setiap tempat provinsi di Indonesia masing-masing mempunyai tarian tradisional.
2.      Saran
Dengan mengenal lebih banyak Tarian moral di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan menciptakan kita lebih mengasihi negeri kita in Sekolah seni tertentu di Indonesia menyerupai Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Bandung, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di Jakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) yang tersebar di Denpasar, Yogyakarta, dan Surakarta kesemuanya mendukung dan menggalakkan siswanya untuk mengeksplorasi dan berbagi seni tari tradisional di Indonesia. Beberapa pameran tertentu menyerupai Festival Kesenian Bali dikenal sebagai ajang ternama bagi seniman tari Bali untuk menampilkan tari kreasi gres karya mereka.

·Semoga seluruh masyarakat Indonesia sanggup terus menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya biar tarian suatu tempat di Indonesia sanggup terjaga hingga generasi selanjutnya.

Sumber http://gad0-gado.blogspot.com/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Makalah Tari Sbk"

Posting Komentar