Kondisi Kerja : Definisi Dan Jenis Kondisi Kerja

Pengertian Kondisi Kerja:
Menurut Stewart and Stewart, 1983: 53 : Kondisi Kerja ialah Working condition can be defined as series of conditions of the working environment in which become the working place of the employee who works there. yang kurang lebih sanggup diartikan kondisi kerja
sebagai serangkaian kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi kawasan bekerja dari para karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut. Yang dimaksud disini ialah kondisi kerja yang baik yaitu nyaman dan mendukung pekerja untuk sanggup menjalankan aktivitasnya dengan baik. Meliputi segala sesuatu yang ada di lingkungan karyawan yang sanggup mempengaruhi kinerja, serta keselamatan dan keamanan kerja, temperatur, kelambapan, ventilasi, penerangan, kebersihan dan lain–lain.

Menurut Newstrom (1996:469) Work condition relates to the scheduling of work-the length of work days and the time of day (or night) during which people work. yang kurang lebih berarti bahwa kondisi kerja bekerjasama dengan penjadwalan dari pekerjaan, lamanya bekerja dalam hari dan dalam waktu sehari atau malam selama orang-orang bekerja.
Oleh alasannya ialah itu kondisi kerja yang terdiri dari faktor-faktor menyerupai kondisi fisik, kondisi psikologis, dan kondisi sementara dari lingkungan kerja, harus diperhatikan semoga para pekerja sanggup merasa nyaman dalam bekerja sehingga sanggup meningkatkan produktivitas kerja.

Jenis Kondisi Kerja :
1. Kondisi Fisik dari lingkungan kerja
Kondisi fisik dari lingkungan kerja di sekitar karyawan sangat perlu diperhatikan oleh pihak tubuh usaha, alasannya ialah hal tersebut merupakan salah satu cara yang sanggup ditempuh untuk menjamin semoga karuyawan sanggup melakukan kiprah tanpa mengalami gangguan. Memperhatikan kondisi fisik dari lingkungan kerja karyawan dalam hal ini berarti berusaha membuat kondisi lingkungan kerja yang sesuai dengan cita-cita dan kebutuhan para karyawan sebagai pelaksanan kerja pada kawasan kerja tersebut.
Kondisi fisik dari lingkungan kerja berdasarkan Newstrom (1996:469) ialah among the more obvious factors that can affect the behavior of workers are the physical conditions of the work environment, including the level of lighting, the usual temperature, the level of noise, the amounts and the types of airbone chemicals and pollutans, and aesthetic features such as the colors of walls and flors, and the presence (or absence) of art work, music, plants decorative items. yang kira- kira berarti bahwa faktor yang lebih aktual dari faktor-faktor yang lainnya sanggup mempengaruhi sikap para pekerja ialah kondisi fisik, dimana yang termasuk didalamnya ialah tingkat pencahayaan, suhu udara, tingkat kebisingan, jumlah dan macam-macam radiasi udara yang berasal dari zat kimia dan polusi-polusi, cirri-ciri estetis menyerupai warna dinding dan lantai dan tingkat ada (atau tidaknya) seni didalam bekerja, musik, tumbuh-tumbuhan atau hal-hal yang menghiasi kawasan kerja.
Menurut Handoko (1995:84), lingkungan kerja fisik ialah semua keadaan yang terdapat di sekitar kawasan kerja, yang mencakup temperatur, kelembaban udara, sirkulasi juadara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna dan lain-lain yang dalam hal ini besar lengan berkuasa terhadap hasil kerja insan tersebut.

Faktor-faktor lingkungan kerja mencakup :
a. Illumination
Menurut Newstrom (1996:469-478), cahaya atau penerangan sangat besar keuntungannya bagi para karyawan guna menbdapat keselamatan dan kelancaran kerja. Pada dasarnya, cahaya sanggup dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: cahaya yang berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan berupa lampu. Oleh alasannya ialah itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetpai tidak menyilaukan. Dengan penerangan yang baik para karyawan akan sanggup bekerja dengan cermat dan teliti sehingga hasil kerjanya memiliki kualitas yang memuaskan. Cahaya yang kurang terperinci (kurang cukup) menjadikan penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan menjadi lambat, banyak mengalami kesalajhan, dan pada akhirtnya mengakibatkan kurang efisien dalam melaksanbkan pekerjaan, sehingga tujuan dari tubuh perjuangan sulit dicapai.

b. Temperature
Menurut Newstrom (1996:469-478), bekerja pada suhu yang panas atau cuek sanggup menimbulkan penurunan kinerja. Secara umum, kondisi yang panas dan lembab cenderung meningkatkan penggunaan tenaga fisik yang lebih berat, sehingga pekerja akan merasa sangat letih dan kinerjanya akan menurun.

c. Noise
Menurut newstrom (1996:469-478) bising sanggup didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, bunyi yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan bunyi bising ialah suatu hal yang dihindari oleh siapapun, lebih-lebih dalam melakukan suatu pekerjaan, karena
konsentrasi perusahaan akan sanggup terganggu. Dengan terganggunya konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukkan akan banyak timbul kesalahan ataupun kerusakan sehingga akan menimbulkan kerugian.

d. Motion
Menurut Newstrom (1996:469-478) kondisi gerakan secara umum ialah getaran. Getaran-getaran sanggup mengakibatkan efek yang buruk bagi kinerja, terutama untuk acara yang melibatkan penggunaan mata dan gerakan tangan secara terus-menerus.

e. Pollution
Menurut Newstrom (1996:469-478) pencemaran ini sanggup disebabkan lantaran tingkat pemakaian bahan-bahan kimia di kawasan kerja dan keaneksragaman zat yang digunakan pada banyak sekali pecahan yang ada di kawasan kerja dan pekerjaan yang menghasilkan perabot atau perkakas. Bahan baku-bahan baku bangunan yang digunakan di beberapa kantor sanggup dipastikan mengandung materi kimia yang beracun. Situasi tersebut akan sangat berbahaya bila di kawasan tersebut tidak terdapat ventilasi yang memadai.

f. Aesthetic Factors
Menurut newstrom (1996:469-478) faktor keindahan ini meliputi: musik, warna dan bau-bauan. Musik, warna dan bau-bauan yang menyenangkan sanggup meningkatkan kepuasan kerja dalam melaksankan pekerjaanya.

2. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja

Rancangan fisik dan desain dari pekerjaan, sejumlah ruangan kerja yang tersedia dan jenis-jenis dari perlengkapan sanggup mempengaruhi sikap pekerja dalam membuat macam-macam kondisi psikologi.
Menurut newstrom (1996:494) Psychological conditions of the work environment that can affect work performance include feelings of privacy or crowding, the status associated with the amount or location of workspace, and the amount of control over the work environment.
Kondisi psikologis dari lingkungan kerja sanggup mempengaruhi kinerja yang mencakup perasaan yang bersifat eksklusif atau kelompok, status dihubungkan dengan sejumlah lokasi ruang kerja dan sejumlah pengawasan atau lingkungan kerja.

Faktor-faktor dari kondisi psikologis meliputi:

a. Feeling of privacy

Menurut Newstrom (1996:478), privasi dari pekerja sanggup dirasakan dari desain ruang kerja. Ada ruang kerja yang didesain untuk seorang pekerja, adapula yang didesain untuk beberapa orang, sehingga penyelia untuk mengawasi interaksi antar karyawan.

b. Sense of status and impotance
Menurut Newstrom (1996: 478), para karywan tingkat bawah bahagia dengan desain ruang yang terbuka lantaran memberi kesempatan kepada karyawan untuk berkomunikasi secara informal. Sebaliknya para manajer merasa tidak puas dengan desain ruang yang terbuka lantaran banyak gangguan bunyi dan privasi yang dimiliki terbatas.

3. Kondisi sementara dari lingkungan kerja
Menurut Newstrom (1996:480), “The temporal condition-the time structure of the work day. Some of the more flexible work schedules have developed in an effort to give workers a greater sense of control over the planning and timing of their work days”
Kondisi sementara mencakup stuktur waktu pada hari kerja.
Mayoritas dari pekerja bekerja dengan acara 5-9 jam dimana pekerja akan diberi waktu 1 jam untuk istirahat dan makan siang.Faktor-faktor dari kondisi sementara meliputi:

a. Shift
Menurut Newstrom (1996:481) dalam satu hari sistem kerja shift sanggup dibagi menjadi 3 yaitu shift pagi, shift psore, dan shift malam. Dan berdasarkan banyak penelitian bahwa shift malam dianggap banyak menimbulkan problem menyerupai stres yang tinggi, ketidakpuasan kerja dan kinerja yang jelek.

b. Compressed work weeks
Menurut Newstrom (1996:481), maksudnya ialah mengurangi jumlah hari kerja dalam seminggu, tetapi menambah jumlah jam kerja perhari. Mengurangi hari kerja dalam seminggu memiliki dampak yang positif dari karyawan yaitu karyawan akan merasa segar kembali pada waktu bekerja lantaran masa liburnya lebih usang dan juga sanggup mengurangi tingkat ketidakhadiran dari karyawan.

c. Flextime
Menurut Newstrom (1996:481) ialah suatu acara kerja dimana karywan sanggup menetapkan kapan mulai bkerja dan kapan mengakhiri pekerjaannya selama karywan sanggup memenuhi jumlah jam kerja yang ditetapkan oleh tubuh usaha.
Bekerja mengandung arti melakukan suatu kiprah yang diakhiri dengan buah karya yang sanggup dinikmati oleh insan yang bersangkutan. Kondisi kerja dipandang memiliki peranan yang cukup penting terhadap kenyamanan, ketenangan, dan keamanan kerja. Terciptanya kondisi kerja yang nyaman akan membantu para karyawan untuk bekerja dengan lebih ulet sehingga produktivitas dan kepuasan kerja sanggup lebih meningkat. Kondisi kerja yang baik merupakan kondisi kerja yang bebas dari gangguan fisik menyerupai kebisingan, kurangnya penerangan, maupun polusi seta bebas dari gangguan yang bersifat psikologis maupun temporary menyerupai privasi yang dimiliki karyawan tersebut maupunpengaturan jam kerja.

Sumber http://jurnal-sdm.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Kondisi Kerja : Definisi Dan Jenis Kondisi Kerja"

Posting Komentar