Amanat Pembina Upacara, Empat Kerugian Tidak Mempunyai Cita-Ctita

AMANAT PEMBINA UPACARA SENIN

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab berkat kuasaNyalah kita bisa berkumpul untuk mengadakan upacara bendera pagi ini.
Yang aku hormati, bapak kepala sekolah, bapak/ ibu wakil kepala sekolah,bapak/ ibu rekan guru, dan bapak / ibu staf/ pegawai, serta anak didik kami yang aku banggakan.

Sebelum aku memberikan amanat saya, izinkan aku terlebih dahulu memberi apresiasi terhadap petugas pengerek bendera pagi ini.Secara umum, petugas hari ini bagus. Terimakasih.Kalian sudah menawarkan yang terbaik untuk upacara kita pagi ini. Walaupun masih ada sedikit kekurangan tadi, tapi jangan berkecil hati, niscaya masih ada kesempatan untuk memperbaikinya.

Baiklah, adapun amanat aku pagi ini berjudul "4 kerugian Tidak Memiliki Cita-Cita".
Mungkin kini kalian yang hadir ini ada yang punya keinginan ,dan ada juga yang tidak punya cita-cita.

Apapun itu, jawab saja di dalam hatimu. Karena aku akan memberi sedikit kode kalau kau tidak punya cita-cita.Kalau sudah punya, niscaya bisa nanti kau lihat bedanya dan gunanya sesudah kode aku ini.
Siswa biasa atau siswa santai yang tidak mempunyai keinginan tinggi mempunyai 4 macam risiko /kerugian.Kerugian

Kerugian pertama,karena tidak mempunyai impian atau keinginan maka mereka cenderung malas belajar. Mereka berkata," Buat apa berguru keras?".Tahukah kau , kerugian ini akan bertambah besar kalau si siswa mempunyai orang bau tanah yang kaya."Buat apa berguru dan bekerja?Warisan orang bau tanah saja cukup untuk hidup mewah".Bisa jadi manja.Kondisinya malas berguru dan tak punya cita-cita.

Kerugian yang kedua,ketika kemalasan belajarnya jatuh pada titik terendah / sedang stress/ resah , mereka akan sulit bangkit.Nasihat orang bau tanah /dorongan temanpun tidak bisa menolong mereka.Kondisinya aku buat, sulit bangun kalau galau.

Kerugian ketiga,siswa santai atau biasa umumnya tidak mempunyai prestasi yang sanggup dibanggakan, baik prestasi sekolah maupun dalam kegiatan ekskul.Karena tidak mempunyai prestasi yang sanggup dibanggakan, mereka gampang merasa rendah diri. Kondisinya , tidak punya prestasi yang sanggup dibanggakan.

Kerugian keempat, siswa biasa atau siswa santai yang rendah diri, secara tak sadar sering berbuat hal yang ajaib untuk menutupi perasaan rendah dirinya.Perbuatannya untuk menutupi rasa rendah dirinya, contohnya sok jagoan,dan suka berkelahi, merokok, narkoba, cat rambut aneh, sok artis,dll. Kalau perempuan, suka centil, tomboi,buat geng,dan beliau sebagai kaptennya. Kondisinya, sering berbuat hal aneh. Nah, siswa kami semua, buatlah prinsip dalam hatimu supaya kau jadi siswa yang bisa diandalkan .

Karena dengan mempunyai keinginan yang baik, kelak mempunyai kegunaan bagimu, orang bau tanah ,dan bangsa kita. Ingat  kerugian/ risiko tidak punya keinginan masih banyak lagi. Lebih banyak tidak enaknya daripada enaknya. Jadi, tekadkanlah sekarang, kau harus punya keinginan dan harus meraih cita-citamu itu di masa depan.
Akhirnya, aku sudahi amanat pagi ini dengan pantun saya: Pergi ke pasar membeli talenan
Harganya mahal, akibatnya diurungkan
Kalau ada tutur kata aku yang kurang berkenan
Tolonglah, aku mohon dimaafkan.

Sekian dan terimakasih .Selamat pagi!
Sumber http://indrabayang.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Amanat Pembina Upacara, Empat Kerugian Tidak Mempunyai Cita-Ctita"

Posting Komentar