Tahap-Tahap Dalam Melaksanakan Negoisasi
1. Persiapan.
Pada tahap ini, negosiator mulai mengadakan kick off meeting internal untuk keperluan pengumpulan gosip relevan yang lengkap, pembentukan tim apabila diperlukan. Dalam rangka pembentukan tim, perlu diadakan “pembagian peran”, kiprah yang ada biasanya adalah:
- Pemimpin tim negosiator dengan kiprah memimpin tim, menentukan dan menentukan anggota tim, menentukan kebijakan khusus, dan mengendalikan anggota tim lainnya.
- Anggota Kooperatif yang pertanda simpati kepada pihak lain dan juga bertindak hati-hati biar pihak lain merasa kepentingannya tetap terlindungi. Peran ini seperti mendukung penawaran pihak lain.
- Anggota Oposisi yang bertugas untuk membantah argumentasi yang dilakukan pihak lain, anggota ini juga berusaha untuk membuka kelemahan dan merendahkan posisi tawar pihak lain.
- Sweeper yang bertugas sebagai dilema solver pemecah kebuntuan dalam negosiasi, dan bertugas mengatakan inkonsistensi pihak lain.
2. Proposal.
Pada tahap ini, negosiator sanggup memilih, apakah eksklusif melaksanakan penawaran pertama atau menunggu pihak lain yang mengajukan penawaran. Dalam tahap ini, negosiator sudah harus siap mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang ada. Meneliti serta membaca taktik pihak lain yakni sempurna kalau dilakukan pada tahap ini.
3. Debat.
Tahap ini merupakan tahap terpenting dalam suatu proses negosiasi. Dengan dilakukannya debat, kita sanggup mengetahui seberapa jauh kepentingan kita bisa dipertahankan atau diteruskan dan seberapa jauh kepentingan pihak lain akan kita terima. Tahap ini diisi dengan argumentasi dari masing-masing pihak. Dari argumentasi tersebut sanggup terlihat taktik dan fleksibilitas pihak lain.
4. Tawar menawar.
Setelah diadakan tawaran dan debat, negosiator mengadakan tawar menawar atas kepentingan pihaknya maupun pihak lain. Dalam tahap ini argumentasi sudah tidak terlalu diperlukan, yang diharapkan yakni fakta, data, dan kemampuan untuk mencapai tujuan negosiasi.
5. Penutup.
Suatu perundingan sanggup berakhir dengan aneka macam kemungkinan. Antara lain, perundingan berhasil, perundingan gagal, perundingan ditunda, perundingan dead-lock, para pihak walk-out, dan lainnya. Apabila perundingan berhasil, direkomendasikan untuk menciptakan semacam memorandum of understanding (MoU) untuk keperluan para pihak menekan pihak lainnya untuk menjalankan janji hasil perundingan (contract enforcement). Sumber http://paschip.blogspot.com
Pada tahap ini, negosiator mulai mengadakan kick off meeting internal untuk keperluan pengumpulan gosip relevan yang lengkap, pembentukan tim apabila diperlukan. Dalam rangka pembentukan tim, perlu diadakan “pembagian peran”, kiprah yang ada biasanya adalah:
- Pemimpin tim negosiator dengan kiprah memimpin tim, menentukan dan menentukan anggota tim, menentukan kebijakan khusus, dan mengendalikan anggota tim lainnya.
- Anggota Kooperatif yang pertanda simpati kepada pihak lain dan juga bertindak hati-hati biar pihak lain merasa kepentingannya tetap terlindungi. Peran ini seperti mendukung penawaran pihak lain.
- Anggota Oposisi yang bertugas untuk membantah argumentasi yang dilakukan pihak lain, anggota ini juga berusaha untuk membuka kelemahan dan merendahkan posisi tawar pihak lain.
- Sweeper yang bertugas sebagai dilema solver pemecah kebuntuan dalam negosiasi, dan bertugas mengatakan inkonsistensi pihak lain.
2. Proposal.
Pada tahap ini, negosiator sanggup memilih, apakah eksklusif melaksanakan penawaran pertama atau menunggu pihak lain yang mengajukan penawaran. Dalam tahap ini, negosiator sudah harus siap mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang ada. Meneliti serta membaca taktik pihak lain yakni sempurna kalau dilakukan pada tahap ini.
3. Debat.
Tahap ini merupakan tahap terpenting dalam suatu proses negosiasi. Dengan dilakukannya debat, kita sanggup mengetahui seberapa jauh kepentingan kita bisa dipertahankan atau diteruskan dan seberapa jauh kepentingan pihak lain akan kita terima. Tahap ini diisi dengan argumentasi dari masing-masing pihak. Dari argumentasi tersebut sanggup terlihat taktik dan fleksibilitas pihak lain.
4. Tawar menawar.
Setelah diadakan tawaran dan debat, negosiator mengadakan tawar menawar atas kepentingan pihaknya maupun pihak lain. Dalam tahap ini argumentasi sudah tidak terlalu diperlukan, yang diharapkan yakni fakta, data, dan kemampuan untuk mencapai tujuan negosiasi.
5. Penutup.
Suatu perundingan sanggup berakhir dengan aneka macam kemungkinan. Antara lain, perundingan berhasil, perundingan gagal, perundingan ditunda, perundingan dead-lock, para pihak walk-out, dan lainnya. Apabila perundingan berhasil, direkomendasikan untuk menciptakan semacam memorandum of understanding (MoU) untuk keperluan para pihak menekan pihak lainnya untuk menjalankan janji hasil perundingan (contract enforcement). Sumber http://paschip.blogspot.com
0 Response to "Tahap-Tahap Dalam Melaksanakan Negoisasi"
Posting Komentar