Praktikum Embriologi - Histologi (Lanjutan 3)
2.2 PENGAMATAN SEL BATU HIDUP DAN SEL BATU MATI
Jaringan sklerenkim merupakan jaringanpenunjang (mekanik) yang hanya terdapat
pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan
sehingga sanggup melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah. Sklerenkim tidak mengandung protoplas, sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal alasannya yaitu berlangsung penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua
a. Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm dan samping yang ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati. Dinding selnya mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim pada
tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan. Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisahpisah
atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem. Pada Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan epidermis.. Ada dua macam jenis serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut.
(1) Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari)
Serat ekstraxilari ada yang berlignin dan ada pula yang tidak. Serat ini sanggup dipakai untuk menciptakan tali, karung goni, dan materi dasar tekstil untuk pakaian.
(2) Serat Xilem (Xilari)
Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu alasannya yaitu dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya keras dan kaku. (Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah, 2009)
b. Sklereid
terdapat pada bab tumbuhan, antara lain di dalam korteks, floem, buah, dan biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang mengandung zat lignin yang tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan, kadang-kadang ditemukan pula zat suberin dan kutin. Sel-selnya memiliki noktah yang sempit dan celahnya bundar, membentuk kanal yang disebut saluran noktah. Lumen sel sangat sempit alasannya yaitu adanya penebalan-penebalan dinding sel. (Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah, 2009)
Sumber http://koleksiperpustakaan.blogspot.com
0 Response to "Praktikum Embriologi - Histologi (Lanjutan 3)"
Posting Komentar