√ Kronologi Sejarah


Versi materi oleh Marwan S


Kronologi sejarah merupakan urutan tragedi sejarah yang terjadi. Ada tahapan-tahapan yang mengantarkan tragedi itu terjadi. Berbagai kronologi yang ada dalam sejarah, contohnya kronologi lahirnya kerajaan, keraton, pembrontakan, perang, dan lain-lain. Misalnya, kronologi terbentuknya Kasunanan Surakarta ibarat yang terlihat pada tabel di bawah ini:


1558 M

Ki Ageng Pemanahan dihadiahi Hutan Mentaok wilayah yang dinamakan Mataram yang masih kosong oleh Sultan Pajang atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Ki Ageng Pemanahan yakni putra Ki Ageng Ngenis atau cucu Ki Ageng Selo tokoh ulama besar dari Selo kabupaten Grobogan.


1577 M

Ki Ageng Pemanahan membangun istananya di Pasargede atau Kotagede. Selama menjadi penguasa Mataram ia tetap setia pada Sultan Pajang.


1584 M

Beliau meninggal dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Kotagede. Sultan Pajang lalu mengangkat Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan sebagai penguasa gres di Mataram. Sutawijaya juga disebut Ngabei Loring Pasar alasannya rumahnya di sebelah utara pasar. Berbeda dengan ayahnya, Sutawijaya tidak mau tunduk pada Sultan Pajang. Ia ingin mempunyai tempat kekuasaan sendiri bahkan ingin menjadi raja di seluruh Pulau Jawa.


1588 M

Mataram menjadi kerajaan dengan Sutawijaya sebagai Sultan bergelar Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama. Artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama. dengan wilayah pemerintahan seluruh jawa.


1601 M

Panembahan Senapati wafat dan digantikan putranya, Mas Jolang yang lalu dikenal sebagai Panembahan Seda ing Krapyak.


1613 M

Mas Jolang wafat lalu digantikan oleh Pangeran Arya Martapura. Tetapi alasannya sering sakit lalu digantikan oleh kakaknya Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman dan juga populer dengan sebutan Prabu Pandita Hanyakrakusuma. Pada masa Sultan Agung kerajaan Mataram mengalami puncak perkembangan pada kehidupan politik, militer, kesenian, kesusastraan, dan keagamaan. Ilmu pengetahuan ibarat hukum, filsafat, dan astronomi juga dipelajari.


1645 M

Sultan Agung wafat dan digantikan putranya Amangkurat I. Setelah wafatnya Sultan Agung, kerajaan Mataram mengalami kemunduran.


1726 M

Keraton Surakarta Hadiningrat dipimpin oleh seorang raja, berjulukan Sri Susuhunan Paku Buwono II ( PB II ). Pada ketika pemerintahan beliaulah terjadi kontradiksi dengan Pengeran Mangkunegoro, dan kesudahannya pangeran dibuang ke Sri Lanka dan Afrika Selatan. Apa yang terjadi dengan Sang Pangeran tersebut ternyata membuahkan dendam terhadap putranya Sang Pangeran, Raden Mas Sahid.


1740 M

Terjadi pemberontakan oleh kaum keturunan Cina, dan pemberontak berhasil menguasai keraton Kartasura, pasukan keraton dan PB II melarikan diri ke Ponorogo. Dengan meminta tunjangan VOC, pemberontak berhasil dikalahkan.


1745 M

Beliau memerintahkan untuk mencari tempat gres yang dapat dijadikan Pusat pemerintahannya yang baru. Pada kesudahannya dipilihlah tempat dusun Sala (Solo), tempat tersebut teletak di sebelah barat sungai paling panjang di pulau jawa yaitu Bengawan Solo, dan pada kesudahannya nama tempat tersebut diganti menjadi Surakarta Hadiningrat.


1746 M

Pemerintahan PB II banyak menghadapi pemberontakan, diantaranya yakni pemberontakan oleh Pangeran Mangkubumi yang tidak puas atas putusan penyerahan wilayah kepada VOC alasannya balas budinya menumpas pemberotakan Sunan Kuning. Sementara itu Raden Mas Sahid juga memperhebat perlawanan terhadap prajurit dari PB II. Pangeran Mangkubumi yang kelak di lalu hari akan bertahta di Yogyakarta, dengan gelar Hamengkubuwono.


1749 M

Paku Buwono II wafat, dan kedudukannya digantikan oleh putranya dengan gelar Paku Buwono III (PB III).


1755 M

Dilaksanakan Perjanjian Gianti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, Kesultanan Yogyakarta dengan raja bergelar Sultan Hamengku Buwono dan Kesunanan Surakarta dengan raja bergelar Paku Buwana


1757 M

Diadakan perjanjian di Salatiga yang melahirkan ketetapan bahwa Raden Mas Sahid berhak untuk menduduki jabatan Adipadi di Mangkunegaran, dengan gelar Mangkunegaran I. Dengan kata lain, Surakarta juga dibagi menjadi dua bab yaitu tempat Kasunanan Surakarta dan tempat Mangkunegaran.

Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Kronologi Sejarah"

Posting Komentar