√ Kehidupan Sosial Zaman Berburu Dan Mengumpulkan Makanan

Versi materi oleh Marwan S



Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, insan purba hidup sangat sulit alasannya ialah keadaan alam masih belum stabil. Letusan gunung berapi masih sering terjadi, ajaran sungai adakala berpindah sejalan dengan perubahan bentuk bumi. Karena sulitnya untuk mencari makanan, pertumbuhan populasi insan purba sangat sedikit dan banyak yang meninggal dan hasilnya punah.

Manusia purba pada zaman berburu dan mengumpulkan masakan selalu berpindah-pindah mencari kawasan gres yang sanggup memperlihatkan masakan yang cukup. Pada umumnya mereka bergerak tidak terlalu jauh dari sungaisungai, danau atau sumber-sumber air yang lain, alasannya ialah hewan buruan selalu berkumpul di bersahabat sumber air. Di tempat-tempat yang demikian itu kelompok insan prasejarah menantikan hewan buruan mereka. Selain itu, sungai dan danau juga merupakan sumber makanan, alasannya ialah terdapat banyak ikan di dalamnya. Lagi pula di sekitar sungai biasanya tanahnya subur dan ditumbuhi tumbuhan yang buahnya atau umbinya sanggup dimakan.

Di danau mencari ikan dan kerang, ada pula yang menentukan kawasan pedalaman. Tumpukan bekas masakan berupa kulit kerang banyak ditemukan di pantai atau di tepi sungai. Ada juga yang menentukan gua-gua sebagai tempat sementara menurut inovasi kerangka insan yang dikuburkan, rupanya mereka sudah mengenal semacam sistem kepercayaan. Lama kelamaan kelompok insan berburu dan mengumpulkan masakan memperlihatkan tanda hidup menetap, suatu perkembangan ke arah masa bercocok tanam.

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, mereka telah mulai lebih usang tinggal di suatu tempat. Ada kelompok-kelompok yang bertempat tinggal di kawasan pantai, ada pula yang menentukan tempat tinggal di kawasan pedalaman. Mereka yang tinggal di kawasan pantai masakan utamanya berupa kerang dan ikan laut. Bekas tempat tinggal mereka sanggup ditemukan kembali, alasannya ialah dijumpai sejumlah besar kulit-kulit kerang yang mirip bukit kulit kerang serta alat-alat yang mereka gunakan. Sisa-sisa masakan yang berupa timbunan atau formasi kulit kerang itu, yang artinya sampah dapur. Ada pun sisa alat-alat yang ditemukan dalam formasi kulit kerang antara lain berupa anak panah atau mata tombak yang berbentuk khusus untuk menangkap ikan.

Kelompok yang menentukan bertempat tinggal di kawasan pedalaman pada umumnya menentukan tempat tinggal di tepian sungai-sungai. Selain dari hewan buruan, mereka juga hidup dari ikan di sungai. Kelompok yang bergerak lebih ke pedalaman lagi, sisa-sisa budayanya sering ditemukan di dalam gua-gua yag mereka singgahi dan untuk tempat tinggal sementara dalam pengembaraan mereka. Gua-gua ini letaknya pada lereng-lereng bukit yang cukup tinggi, sehingga untuk memasuki gua-gua itu diharapkan tangga-tangga yang sanggup ditarik ke dalam gua, jikalau ada ancaman yang mengancam.

Untuk menghadapi banyak sekali ancaman, insan itu hidup berkelompok dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Biasanya mereka berada agak usang di kawasan yang mengandung cukup banyak materi makanan, terutama umbiumbian dan dedaunan, bersahabat sumber air, serta bersahabat dengan tempat-tempat mangkal hewan buruan. Mereka kemudian akan melaksanakan pengembaraan atau berpindah ke tempat lain. Di tempat sementara ini, kelompok berburu biasanya tersusun dari keluarga kecil dengan jumlah kurang lebih 20 hingga 50 orang. Tugas berburu hewan dilakukan oleh orang pria sedangkan orang wanita bertugas mengumpulkan makan, mengurus anak, dan mengajari anaknya dalam meramu makanan. Ikatan kelompok pada masa ini sangat penting untuk mendukung berlangsungnya acara bersama.

Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Kehidupan Sosial Zaman Berburu Dan Mengumpulkan Makanan"

Posting Komentar