√ Kehidupan Ekonomi Zaman Bercocok Tanam
Versi materi oleh Marwan S
Pada masa bercocok tanam, insan purba sudah melaksanakan perjuangan pertanian secara berpindah-pindah berdasarkan kesuburan tanah. Pertanian berbentuk perladangan dengan cara aben hutan terlebih dahulu, kemudian dibersihkan dan ditebarkan benih-benih tanaman. Tumbuhtumbuhan yang mula-mula ditanam yakni kacang-kacangan, mentimun, umbi-umbian dan biji-bijian ibarat jawawut, jenis padi, dan sebagainya.
Adanya aktivitas bercocok tanam ini didasarkan pada beberapa temuan di tempat Asia Tenggara. Orang-orang di Asia Tenggara sudah menemukan suatu bentuk pertanian sederhana, yaitu pertanian lading atau perladangan. Di Asia Tenggara sistem perladangan berpindah sudah dilakukan insan pada masa final Pletosen atau kira-kira 9000 tahun Sebelum Masehi. Cara insan bercocok tanam pada sistem perladangan yakni pertama-tama mereka menebang hutan kemudian aben ranting ranting, daun, dan pohonnya. Sesudah dibersihkan gres mereka menanam sejenis umbi-umbian. Setelah masa panen, mereka akan meninggalkan tempat itu dan mencari tempat yang gres dengan cara yang sama, yakni tebas dan bakar. Oleh alasannya yakni itu, sistem perladangan ini disebut slash and burn yang artinya tebas dan bakar.
Cara bercocok tanam pada masa bercocok tanam yakni dengan berhuma, yaitu dengan menebangi hutan dan menanaminya. Dengan pengolahan tanah yang sangat sederhana, mereka menanami ladang itu dengan kedelai, ketela pohon atau ubi jalar. Kalau ladang yang mereka tanami mulai berkurang kesuburannya, mereka membuka ladang gres dengan cara menebang dan aben bagian-bagian hutan yang lain. Alat-alat yang dipakai pada masa bercocok tanam masih terbuat dari bahan-bahan yang dipakai pada masa sebelumnya, yaitu dari batu, tulang binatang, tanduk, dan kayu.
Cara bercocok tanam yang mula-mula dikenal yakni berladang atau berhuma. Yang ditanam yaitu semacam padi-padian yang tumbuh liar di mana-mana. Mereka pun telah mulai memelihara binatang. Sejalan dengan kemampuan bercocok tanam mereka telah pula berhasil menciptakan wadah berupa gerabah. Wadah tersebut dibentuk untuk menyimpan persediaan makanan. Kadang-kadang gerabah itu diberi hiasan. Dari hiasan itu sanggup diduga bahwa insan pada masa bercocok tanam sudah mengenal tenunan. Banyak pula gelang-gelang dari watu indah dan manik-manik. Hal tersebut menawarkan bahwa insan bercocok tanam sudah mulai menghias diri.
Dalam masyarakat yang sepenuhnya sudah mencurahkan perhatian pada aktivitas pertanian, kehidupan mereka semakin teratur dan mempunyai banyak waktu luang. Di sela-sela waktu tanam panen itulah dimanfaatkan untuk aktivitas lain yang sanggup menunjang kehidupannya, baik itu untuk kepuasan jasmani maupun rohani. Untuk pemuasan jasmani, contohnya mereka mengadakan kontak-kontak perdagangan dengan kelompok lain. Sekalipun bentuk perdagangan pada waktu itu berupa perdagangan barter, namun dalam perdagangan mereka sanggup memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak dihasilkan di daerah asalnya.
Barang-barang dagangan biasanya dibawa hingga jarak jauh melalui darat, sungai atau lautan. Barang-barang yang dipertukarkan tidak hanya berupa hasil-hasil pertanian tetapi juga hasil-hasil industri rumah tangga, ibarat gerabah, perhiasan, ikan garam, dan hasil-hasil maritim lainnya. Adapun untuk pemenuhan kepuasan rohani sanggup kita lihat dari peninggalan-peninggalan yang berupa hasil-hasil seni, baik itu seni lukis, seni kerajinan, maupun seni bangunan.
Sumber http://www.ssbelajar.net/
0 Response to "√ Kehidupan Ekonomi Zaman Bercocok Tanam"
Posting Komentar