√ Perempuan Ini Sukses Perjuangan Sampingan Makanan Khas Minang
Oleh-oleh masakan khas Minang menyerupai ikan bilih balado, serundeng, rendang, ternyata dapat menjadi peluang perjuangan menjanjikan. Mimi Silvia, perempuan asal Batusangkar, Sumatera Barat, menggeluti bisnis ini sambil menempuh pendidikan S2 di Universitas Indonesia (UI).
Keinginan membangun perjuangan dimulai dikala ia mudik pertengahan 2016 untuk mempersiapkan diri menempuh pendidikan S2. Menurut Mimi, panggilan akrabnya, Batusangkar mempunyai banyak potensi untuk menyebarkan bisnis buah tangan kuliner khas Minang, bukan hanya rendang.
Kalau buah tangan khas Minang semakin populer, tentu perekonomian kawasan dapat bergerak lebih cepat. Mengacu pada tujuan ini, Mimi memberanikan diri berjualan buah tangan masakan khas Minang berbasis online.
“Kepikiran jual buah tangan khas Minang saja dijual online. Kebetulan punya banyak koneksi dikala kuliah di UI dan jadi karyawan swasta di Jakarta dan Depok. Simpelnya narik duit dari kota ke daerah, minimal nyumbang sedikit pertumbuhan lah untuk kawasan ini. Kasihan saja pasar tradisional di sini pedagangnya suka ngeluh,” kata Mimi kepada detikFinance, Senin (30/1/2017).
Produk-produk yang dijual Mimi di antaranya yakni ikan bilih balado hijau atau merah, serundeng (dari kentang dan talas), rendang (rendang telur, rendang daging, rendang belut, dan rendang kerang), dan beberapa buah tangan khas Minang lainnya. Mimi menjamin semua produknya orisinil Batusangkar buatan keluarganya.
“Pastinya kualitas kuliner orisinil khas Batusangkar, kawasan saya, produk hampir semua dibikin keluarga,” ujarnya.
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="5485024081"
data-ad-format="link">
Makanan tradisional dari Sumatera Barat ini dibungkus dengan kemasan menarik dan diberi merek O-NÉ (dibaca o ne) yang artinya ‘Uni’, panggilan untuk perempuan dari Pariaman.
“Keunikannya ini produk tradisional tapi dikemasnya sangat modern. Kemasannya bersih dan rapi. Selain itu juga kuliner ini diproduksi pribadi di tungku Batusangkar, orisinil dibikin sama orang wilayahnya langsung. Barangnya juga baru, dibikinnya pas ada yang pesan. Bumbunya juga tanpa pengawet. Apalagi produk ini tahan lama, sekitar 1-3 bulan (tergantung produknya),” tuturnya.
O-NÉ dipasarkan Mimi lewat sosial media menyerupai instagram, facebook, dan path pribadi. Ia juga menghubungi pribadi kawan-kawannya, kenalan-kenalan, dan koneksi lainnya via whatsapp.
“Untuk pengenalan di awal paling kirim broadcast ke teman-teman via WA, tidak mengecewakan aku punya 2.000-an koneksi di kontak handphone,” ucapnya.
Sebagian besar pembeli berada di Jabodetabek dan Bandung. Produk O-NÉ juga dibeli untuk dibawa luar negeri, menyerupai Inggris, Belanda, Australia juga. Menurut Mimi, buah tangan itu dibeli temannya yang kuliah S2 di luar negeri dan ada juga yang dibeli untuk buah tangan keluarga mereka di luar negeri.
Konsumen produk racikan Mimi beragam, mulai dari teman-teman dikala di dingklik kuliah dan SMA, bekas sobat sekantor, beberapa kementerian. Bahkan, ada dosen dikala Mimi kuliah S1 yang jadi reseller produk ini.
“Kami juga sudah digaet dinas kawasan didaftarkan sebagai UKM provinsi. Sudah ikut pasar lelang juga di Padang,” tukasnya.
Dengan modal awal di bawah Rp 10 juta, sekarang Mimi sudah meraup omzet puluhan juta rupiah dari bisnis buah tangan khas Minang.
“Modal awal di bawah Rp 10 juta-an. Awalnya mungkin cuma beberapa juta untuk beli sealer dan packaging-nya. Mahalnya ya di modal produknya,” paparnya.
“Jadi produknya kan bermacam-macam ada rendang yang kisaran harga Rp 200 ribu-280 ribu per kg, ikan bilih kisaran Rp 220 ribu-250 ribu, rendang telur dan serundeng ini harganya kisaran Rp 15 ribu-Rp 40 ribu (tergantung ukuran). Kalau dipatok penjualannya kira-kira mencapai 400-500 bungkus per bulan dengan bermacam-macam produk tadi yah. Sekarang yang paling favorit itu ikan bilih dan rendang,” Mimi menambahkan.
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="7037953167">
Ke depan, Mimi berencana memperluas pasar sampai ke negara-negara tetangga dengan mencari reseller, contohnya ke Malaysia. Juga akan dibentuk website khusus untuk lebih gencar mempromosikan O-NÉ.
“Rencananya mau ekspor ke negara tetangga, cari beberapa reseller. Ada yang tertarik juga jadi reseller ke Malaysia. Selain itu bakal launching web oneminang.com, dikala ini masih proses pembuatan web,” tutupnya.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "√ Perempuan Ini Sukses Perjuangan Sampingan Makanan Khas Minang"
Posting Komentar