Berpikir Al-Jabar


Oleh : Bambang Hidayat
Apa yang sedang terjadi akhir-akhir ini, di negara tercinta Indonesia bukan tidak ada kaitannya dengan merosotnya dunia pendidikan kita. Mulai dari pelecehan seksual terhadap siswi yang dilakukan oknum guru yang seharusnya menjadi pengayom dan teladan sampai pencurian uang negara (Korupsi) yang dilakukan pemimpin-pemimpin bangsa ini. Menurut hemat saya, hal-hal itu sanggup terjadi dikarenakan sistem pendidikan kita belum bisa menanamkan cara berpikir bijak yang bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa ini. Dengan kata lain, pendidikan di Indonesia masih lebih banyak didominasi dengan pemfokusan kognitif (intelektual). Sehingga benar apa yang pernah dikatakan Einstein, bahwa ilmu tanpa agama yaitu pincang. Pendidikan di Indonesia hanya bisa melahirkan belum dewasa bangsa yang prematur dan cacat mental. Tidak bisa membedakan yang haq dan yang bathil. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, sanggup dibayangkan betapa hancurnya bangsa ini. Mari kita mulai memikirkan sebuah alternatif yang sanggup dijadikan sebagai landasan atau pondasi awal dalam mengarungi hidup dan kehidupan kita supaya lebih bermakna serta terhindar dari perbuatan-perbuatan nista yang sanggup merendahkan harkat & martabat kita. Alternatif berpikir bijak yang saya akan tawarkan yaitu berpikir Al-jabar (mentranformasikan nilai-nilai matematika dalam hidup & kehidupan). Apa gotong royong berpikir Al-jabar itu? Mengapa harus berpikir Al-jabar? Bagaimana berpikir Al-jabar itu? Berpikir yaitu proses mengoptimalkan nalar guna mencari sebuah solusi terhadap kasus yang di hadapi. Istilah Al-jabar berasal dari judul karya spesialis matematika besar muslim pada masa khalifah Al-Ma’mun dinasti Abbasiyah yang berjudul Al-kitab Al-Mukhtasar fi hisab Al-jabr wal- muqabala.  Siapakah andal matematika muslim itu? Dia yaitu Muhammad Ibnu Musa Al-Khwarizmi. Kata Al-jabar sendiri mempunyai arti “ pertemuan, relasi dan penyelesaian”. Sedangkan, Zalman Usiskin dalam karyanya “ Conceptions of School Algebra and Uses of Variables” menunjukkan 4 definisi wacana Aljabar, yaitu : 
           1.   Aljabar sebagai aritmatika yang digeneralisasi, yaitu konsep aljabar dianggap sebagai rumus atau rujukan yang digeneralisasi.
       2.       Al-jabar sebagai suatu mekanisme atau cara untuk menuntaskan masalah-masalah tertentu, konsep ini berkaitan dengan penterjemahan bahasa-bahasa sehari-hari ke dalam kalimat matematika.  
        3.  Aljabar sebagai suatu ilmu wacana kuantitas, artinya simbol-simbol dalam aljabar merupakan rujukan atau rumus wacana kuantitas. 
           4.    Aljabar sebagai ilmu wacana struktur berkaitan dengan aljabar abstrak.
Dari beberapa definisi wacana aljabar di atas sanggup disimpulkan bahwa aljabar yaitu sebuah mekanisme atau langkah-langkah yang kompleks dalam mencari sebuah solusi atau relasi dan pertemuan antara fakta-fakta di alam raya. Sebagai cabang dari matematika al-jabar mempunyai peranan penting dalam mengajari kita untuk kreatif dan terampil menemukan apa yang belum diketahui menurut apa-apa yang telah diketahui. Selain itu, al-jabar juga mengajari kita untuk terbiasa cermat dan akurat dalam mencerna dan memecahkan persoalan. Inti berpikir aljabar yaitu bagaimana kita memakai potensi nalar dan spirit kerohanian kita secara maksimal dalam memecahkan persoalan. Jika dikombinasikan dengan pengetahuan empiris maka berpikir aljabar akan sangat memungkinkan terbangunnya aksara yang berdisiplin tinggi, efesien dan efektif. Berdisiplin tinggi dikarenakan setiap agresi yang kita lakukan akan menjadikan reaksi yang setara. Efisien dan efektif, karenan segala sesuatunya diperhitungkan dengan matang-matang. Dan berpikir aljabar akan lebih terasa kedahsyatannya bila dikombinasikan dengan filosofi hidup bangsa sekaligus religiusitas beragama. Tentu akan melahirkan insan-insan kamil yang bertanggung jawab, teguh pendirian, konsisten, jujur dan adil.
Di simpulan goresan pena ini saya ingin mengutip klarifikasi dari tokoh besar matematika Leonhard Euler (1707-1783) :
“Setiap hal yang sanggup membesar dan menyusut disebut besaran (kuantitas). Maka banyak uang yang anda miliki yaitu juga besaran (kuantitas), berat tubuh dan hal-hal lain di alam raya. Secara umum, matematika sendiri yaitu ilmu mengenai ilmu wacana kuantitas atau ilmu yang menyelidiki wacana cara mengukur kuantitas. Namun, bab yang paling mendasar dalam matematika yaitu analisis atau aljabar.”
Sumber Pustaka:
            Pengantar ALJABAR karangan : Eko Prasetyo Dharmawan , Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
            Mengenal Aljabar karangan Ratna Sari Utami, Yogyakarta : Citra Aji Parama.

Sumber http://gemarmatematika21.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Berpikir Al-Jabar"

Posting Komentar