Sistem Saraf Insan (Sel, Susunan, & Kelainan Saraf)

Sistem Saraf Manusia Sistem saraf mempunyai sentra pengaturan yang disebut sistem saraf pusat. Untuk memberikan suatu pengaturan, sistem saraf sentra dibantu oleh sistem saraf tepi. Fungsi sistem saraf pada insan yaitu sebagai berikut: mengatur organ-organ atau alat-alat tubuh semoga terjadi keserasian kerja; mendapatkan rangsangan sehingga sanggup mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar; mengendalikan dan menunjukkan reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada tubuh. Nah, pada kesemaptan kali ini akan mencoba membahas Sistem Saraf Manusia secara lengkap. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

A. Sel Saraf (Neuron)

Saraf tersusun atas berjuta-juta sel saraf. Sel saraf terbagi menjadi dua jenis, yaitu neuron dan neuroglia. Pembagian ini menurut perbedaan fungsi. Neuron berfungsi sebagai pembawa informasi baik dari organ akseptor rangsang menuju sentra susunan saraf maupun sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan dalam hal mendukung sel neuron sehingga sel neuron bisa melaksanakan tugasnya.

Sel-sel saraf bekerja secara kimiawi. Sel saraf yang sedang tidak aktif mempunyai potensial listrik yang disebut potensial istirahat. Jika ada rangsang, contohnya sentuhan, potensial istirahat bermetamorfosis potensial aksi. Potensial agresi merambat dalam bentuk arus listrik yang disebut impuls yang merambat dari sel saraf ke sel saraf berikutnya hingga ke sentra saraf atau sebaliknya. Jadi, impuls yaitu arus listrik yang timbul akhir adanya rangsang.

Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama. Pada dikala tiba rangsang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung, hingga ke sentra saraf atau sebaliknya dari sentra saraf ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan antara dua sel saraf disebut sinapsis.

Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron mempunyai kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan eksistabilitas (dapat dirangsang, serta mempunyai kemampuan merespon rangsangan dengan sangat baik. Neuron terdiri dari tiga kepingan yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu sebagai berikut.

  1. Badan Sel (Perikarion)
    Bagian sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah satu atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma tubuh sel juga terdapat tubuh Nissl yang merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar. Badan Nissl mengandung protein yang dipakai untuk mengganti protein yang habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat untuk pertumbuhan neuron. Jika tubuh sel rusak, maka serabut-serabut neuron akan mati.

  2. Dendrit
    Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dendrit merupakan tonjolan sitoplasma dari kepingan tubuh sel. Dibandingkan akson, dendrit ini lebih halus, lebih pendek, dan mempunyai percabangan yang lebih banyak. Fungsi dendrit ini yaitu untuk meneruskan rangsang dari organ akseptor rangsang (reseptor) menuju ke tubuh sel.

  3. Akson
    Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi isu dari tubuh sel.

Dilihat dari struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) sanggup dibedakan menjadi tiga.

  1. Sistem saraf sensorik (neuron sensorik)
    Sel saraf ini sangat bekerjasama akrab dengan alat indra, sehingga disebut juga saraf indra. Fungsi saraf ini yaitu untuk mendapatkan rangsang dari alat indra kemudian meneruskan impuls sarat ke sentra saraf, yaitu otak atau sumsum tulang belakang. Badan sel dari neuron sensori ini bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit bekerjasama eksklusif dengan alat indera (reseptor) dan kepingan aksonnya bekerjasama dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron.

  2. Sistem saraf motorik (neuron motorik)
    Struktur neuron motor ini, yaitu pada kepingan ujung dendritnya dihubungkan dengan ujung akson yang bekerjasama eksklusif dengan kepingan efektor, yaitu otot maupun kelenjar. Neuron motor ini berfungsi untuk meneruskan impuls dari sistem saraf sentra ke otot dan kelenjar yang akan melaksanakan respon tubuh. Impuls secara eksklusif berjalan dari neuron sensori ke neuron motor.

  3. Sistem saraf penghubung (interneuron)
    Interneuron ini merupakan sel saraf penyusun sistem saraf pusat, fungsinya untuk meneruskan impuls saraf dari neuron sensori ke neuron motor. Struktur interneuron ini, yaitu kepingan ujung dendritnya dihubungkan eksklusif dengan ujung akson dari sel saraf yang lain.

 Sistem saraf mempunyai sentra pengaturan yang disebut sistem saraf sentra Sistem Saraf Manusia (Sel, Susunan, & Kelainan Saraf)
Sistem Saraf Manusia (Sel, Susunan, & Kelainan Saraf)

B. Susunan Saraf Manusia

Struktur dari sel saraf (neuron) akan membentuk jaringan saraf dan kemudian menyusun sistem saraf. Antara sel saraf satu dengan yang lain saling bekerjasama dan bekerja sama dalam mendapatkan dan menanggapi rangsang sehingga sanggup menghasilkan suatu respon tubuh.

Dari macamnya, sistem saraf sentra tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas saraf sadar dan tidak sadar (otonom). Jika dilihat dari namanya, sistem saraf sentra berarti sebagai sentra koordinasi dari segala agresi yang harus dilaksanakan. Adapun sistem saraf tepi berfungsi untuk menunjukkan informasi kepada sistem saraf sentra perihal adanya rangsangan dan menimbulkan otot dan kelenjar melaksanakan respons. Dari pengertian ini, sanggup diketahui antara sistem saraf sentra dan tepi ada kolaborasi yang sinergis, dan tidak sanggup bekerja sendirisendiri.

1. Sistem saraf pusat

Saraf sentra ada dua, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Keduanya merupakan sentra regulasi seluruh acara tubuh, baik gerak tubuh maupun reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

a. Otak

Otak insan terdiri atas kepingan kiri dan kanan. Masing-masing kepingan mempunyai kiprah tersendiri. Otak kiri mengatur kegiatan kepingan kanan tubuh, sebaliknya otak kanan mengatur kegiatan kepingan kiri tubuh.

Otak dibungkus oleh tiga membran pelindung yang disebut meninges. Di antara dua membran sebelah dalam ada cairan serebrospinal yang berfungsi sebagai ganjal bagi otak terhadap goncangan atau benturan. Pada tengkorak lapisan terluar dari meninges disebut duramater, lapisan tengah disebut dengan arachnoid dan lapisan terdalam, yaitu piamater. Otak mempunyai empat kamar berupa ventrikel yang terisi juga oleh cairan serebrospinal. Sel-sel yang melapisi ventikel dilengkapi dengan silia yang berfungsi untuk menjaga semoga cairan serebrospinal tetap beredar.

Otak manuisa sanggup dibedakan menjadi otak depan, otak tengah, dan otak belakang.

  • Otak besar
Otak besar terletak di kepingan paling depan dengan struktur yang menonjol yang disebut dengan serebrum. Bagian ini mempunyai dua belahan, yaitu kiri dan kanan. Bagian kiri mengkoordinasikan kepingan tubuh sebelah kanan, sedangkan otak kepingan kanan mengatur dan mengkoordinasikan kepingan tubuh sebelah kiri. Otak besar berfungsi sebagai sentra berpikir (kepandaian), kecerdasan, dan kehendak. Otak besar juga mengendalikan semua kegiatan yang didasari menyerupai bergerak, mendengar, melihat, berbicara, berpikir, dan lain-lain.

  • Otak tengah
Otak tengah disebut juga disensefalon dan terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah ini berukuran kecil dan tidak mencolok. Fungsi utamanya yaitu untuk menunjukkan impuls antara otak depan dengan otak belakang dan otak dengan mata. Di samping itu juga berfungsi menjaga keseimbangan.

  • Otak belakang
Otak belakang terbagi menjadi dua bagian, yaitu medula oblongata (sumsum lanjutan) dan serebelum (otak kecil). Masing-masing kepingan tersebut mempunyai koordinasi dan fungsi sendiri-sendiri. Medula Oblongata ukurannya kecil tetapi fungsinya sangat besar, lantaran jikalau terjadi kerusakan pada kepingan medula oblongata ini sanggup menimbulkan kematian. Fungsi medula oblongata, antara lain menstimulasi otot-otot antartulang rusuk dan diafragma sehingga sanggup memungkinkan untuk pernapasan; mengkoordinir saraf yang mengatur detak jatung diameter arteriola, tekanan darah, suhu tubuh, gerakan alat-alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan; mengkoordinir gerak refleks, contohnya kedipan mata, bersin, bersendawa, dan muntah. Sedangkan serebelum berfungsi untuk mengkoordinasikan kegiatan lokomotor tubuh, antara lain pengaturan otot, posisi, dan keseimbangan tubuh. Rusaknya kepingan serebelum ini sanggup menimbulkan seseorang kehilangan koordinasi gerakan otot tubuh.

b. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sumsum tulang belakang (medula spinalis) merupakan lanjutan ke bawah dari medula oblongata. Sumsum tulang belakang ini terletak memanjang dari ruas tulang leher hingga dengan antara tulang pertama dan kedua. Fungsi sumsum tulang belakang yaitu sebagai berikut.
  • Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak. Informasi melalui neuron sensori ditransmisikan dengan santunan interneuron.
  • Sebagai sentra dari gerak refleks, contohnya refleks menarik diri.

2. Sistem Saraf Tepi

Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, contohnya ke hidung, mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf sensorik dan motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, menurut cara kerjanya, yaitu sebagai berikut.

a. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf sentra ke semua otot kerangka tubuh.

b. Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)

Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut contohnya denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan kuat terhadap gerak otonom menyerupai teladan yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja jalan masuk pencernaan. Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua.

  • Sistem Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.

  • Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini mempunyai fungsi kerja yang berlawanan jikalau dibandingkan dengan saraf simpatik. Saraf parasimpatik mempunyai fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan, maka menimbulkan keadaan yang normal.

C. Kelainan Pada Sistem Saraf

Kelainan pada sistem saraf sanggup terjadi lantaran adanya kerusakan pada sistem saraf akhir luka, penggunaan obat-obatan, atau kerusakan yang bersifat genetik. Berikut ini dijelaskan beberapa jenis kelainan pada sistem saraf yang sering dijumpai.

  1. Parkinson
    Penyebab penyakit ini yaitu ketidakseimbangan kimia dalam sistem saraf. Parkinson diperkirakan bersifat genetik dan sanggup pula disebabkan oleh pukulan keras pada kepala. Salah satu penyebabnya yaitu paparan terhadap herbisida secara berlebihan. Gejala-gejala parkinson atara lain kontraksi otot tak terkendali pada leher, bahu, dan bibir. Penderita mengalami tremor (gerak tak terkendali) pada kepala, tangan, dan kaki.

  2. Multipel Sklerosis
    Multiple Sklerosis yaitu keadaan terjadinya degenerasi mielin pada sistem saraf pusat. Adanya penghantaran impuls saraf menjadi terhambat dan terjadi tanda-tanda menyerupai hilangnya koordinasi tubuh, gangguan penglihatan, dan gangguan bicara. Penyakit ini sanggup berkembang perlahan tetapi sanggup pula menyerang secara tiba-tiba. Penyebabnya diperkirakan berupa kerentanan yang bersifat genetik, bisul virus, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.

  3. Polio
    Penyakit ini disebabkan oleh bisul viruspolio pada sumsum tulang belakang. Virus ini menyerang anak-anak, menimbulkan demam, dan sakit kepala yang berakhir pada hilangnya refleks,kelumpuhan, dan mengecilnya otot. Bila sudah terjadi, polio tidak sanggup diobati, tetapi penyakit ini sanggup dicegah dengan imunisasi polio.
Semoga klarifikasi mengenai Sistem Saraf Manusia di atas bisa menambah pengetahuan teman sekalian dan tentunya bermanfaat. Apabila ada kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. Terima kasih... ZONA SISWA | Ikut Mencerdaskan Bangsa

Ayo kirimkan karya teman berupa puisi, informasi unik, cerpen, cerbung, dan lainnya di Mading . Dan jadikan karya teman dibaca oleh ribuan orang setiap harinya. Buruan, kirim yang banyak!!!

Sumber http://www.zonasiswa.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Sistem Saraf Insan (Sel, Susunan, & Kelainan Saraf)"

Posting Komentar