Menganalisis Cerpen Anak



Tiga Cacing
Di suatu halaman rumah seorang saudagar kaya hiduplah tiga ekor cacing.
Cacing-cacing tersebut mendengar sebuah kabar bahwa sang pemilik rumah akan memelihara ayam. Mendengar kabar itu ketiga cacing bagaikan tersambar petir disiang bolong. Tiga cacing itu segera menggali lubang sedalam mungkin semoga ayam sang pemilik rumah tak memakannya. Cacing pertama menggali lubang sedalam 5 cm, sedangkan cacing kedua menggali lubang sedalam 7 cm, dan cacing ketiga menggali lubang sedalam 60 cm.
Saat raja siang bersinar terang, para cacing sudah mulai tegang. Tuan rumah pulang dari membeli ayam di pasar burung, lalu melepas ayam-ayam itu di halaman. Dengan secepat kilat, para cacing segera masuk ke dalam lubang yang mereka buat masing-masing. Ayam milik tuan rumah pun segera menggali tanah di sekitarnya.


Ternyata ayam tersebut bisa menemukan lubang milik cacing pertama dengan gampang bagaikan mencari air dimusim hujan, “Hei Cacing, keluarlah kamu dari persembunyianmu tok, petok, petokk,” ucap si ayam. Cacing pertama mulai cemas alasannya ialah ayam mulai menggali lubang milik cacing pertama. Cacing pertama pun segera menggali tanah menuju lubang cacing kedua. Ternyata ayam melihat hal tersebut, ia pun segera mengikuti cacing pertama menuju lubang cacing kedua. Ayam menemukan lubang milik cacing kedua yang kedalamannya hanya 7 cm. “Haha, saya menemukan lubangmu cacing, jangan kamu kira sanggup lari dariku, tok, petok, petok,” kata ayam sambil menggali-gali lubang milik cacing kedua. Ayam pun menemukan keberadaan kedua cacing sekaligus.
Cacing pertama dan kedua segera melarikan diri dengan menggali tanah menuju lubang milik cacing ketiga yang dalamnya sekitar 60 cm. Ayam tak tinggal diam, ia mengikuti kemana dua cacing tersebut pergi. Dan ayam pun menemukan lubang milik cacing lain yaitu milik cacing ketiga. Ayam beteriak, “Hei cacing-cacing, mau ke mana lagi kalian? Kalian tidak sanggup melarikan diri ke mana-mana lagi tok, petok, petok,” teriak ayam dengan lantang. Ketiga cacing mendengar bunyi ayam dari dalam tanah. “Hei di mana kalian wahai makananku tok, petok, petok!” teriak ayam menggelegar memecah keheningan.
Akhirnya ayam terus menggali-gali tanah untuk menemukan ketiga cacing itu.

Sumber: cerpenmu.com


Sumber http://santikajeng.blogspot.com/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Menganalisis Cerpen Anak"

Posting Komentar