Teori Perubahan Sosial (Evolusioner, Konflik, Fungsional, Siklus)

Teori Perubahan Sosial Perubahan sosial merupakan hal yang masuk akal serta akan berlanjut selama insan berinteraksi serta bersosialisasi. Perubahan sosial terjadi alasannya yaitu adanya perubahan unsur di dalam kehidupan masyarakat, baik materi maupun imaterial, sebagai cara menjaga keseimbangan masyarakat serta mengikuti keadaan dengan perkembangan zaman yang dinamis. Sebagai contoh, unsur geografis, biologi, ekonomi, atau pun unsur budaya.

Sosiolog beropini bahwa perubahan sosial merupakan kondisi sosial utama yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Kondisi tersebut mencakup kondisi ekonomi, teknologi, geografis, atau biologis. Kondisi ini menyebabkan perubahan di dalam aspek kehidupan sosial lainnya. Nah, pada kesempatan kali ini, akan menghadirkan klarifikasi mengenai teori-teori perubahan sosial. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

 Perubahan sosial merupakan hal yang masuk akal serta akan berlanjut selama insan berinteraks Teori Perubahan Sosial (Evolusioner, Konflik, Fungsional, Siklus)
Teori Perubahan Sosial (Evolusioner, Konflik, Fungsional, Siklus) | www.zonasiswa.com

1. Teori Evolusioner

Perubahan sosial mempunyai arah yang mantap yang dilalui masyarakat. Semua masyarakat melewati urutan fase yang sama serta mulai dari tahap perkembangan awal hingga perkembangan terakhir. Bila tahap terakhir sudah tercapai, maka perubahan evolusioner telah berakhir. Prinsip teori evolusi yang paling penting merupakan bahwa tahap-tahap masyarakat berasal dari kelahiran, pertumbuhan, serta kesempurnaan.

Teori ini bertumpu pada teori evolusi Darwin serta dipengaruhi oleh aliran Herbert Spencer. Tokoh yang kuat dari teori ini merupakan Emile Durkheim serta Ferdinand Tonnies.

Durkheim beropini bahwa perubahan evolusioner menghipnotis cara orang mengatur, terutama berkenaan dengan pekerjaan. Sedangkan untuk Tonnies, orang berubah dari masyarakat sederhana dengan kekerabatan bersahabat serta kooperatif, menjadi tipe masyarakat yang besar dengan kekerabatan istimewa serta impersonal. Tonnies tidak yakin bahwa perubahan ini selalu berlanjut. Dia melihat fragmentasi sosial (pembagian di dalam masyarakat), individu menjadi teralienasi, serta perubahan sosio-kultural terhadap individualisasi serta pencarian kekuasaan. Gejalanya sudah terperinci di masyarakat perkotaan.

Paul B. Horton serta Chester L. Hunt mengemukakan bahwa terdapat sejumlah kelemahan di dalam Teori Evolusi yang mestinya menerima perhatian, diantaranya merupakan sebagai berikut.

a. Data yang mendukung penentuan tahapan di dalam masyarakat menjadi serangkaian tahapan yang seringkali tidak hati-hati. Bisa disimpulkan tahapan perkembangan masyarakat ditentukan sesuai dengan tahapan yang paling sesuai dengan teori ini.
b. Urutan di dalam tahap perkembangan tidak sepenuhnya asertif, alasannya yaitu ada beberapa masyarakat yang bisa melampaui tahap tertentu serta eksklusif menuju tahap selanjutnya, dengan kata lain melewati satu tahapan. Beranding terbalik dengan sebelumnya, terdapat juga kelompok orang yang hanya berjalan mundur, tidak berjalan maju menyerupai yang diinginkannya.
c. Pandangan bahwa perubahan sosial akan berakhir pada puncaknya ketika masyarakat telah mencapai
kesejahteraan di dalam arti luas, nampaknya perlu ditinjau ulang. Ini alasannya yaitu kalau perubahan memang hal yang konstan, berarti setiap urutan tahapan perubahan akan mencapai titik akhir.

2. Teori Konflik

Teori konflik memaparkan sebetulnya konflik atau pun perselisihan berasal dari perselisihan kelas antara kelompok yang mengendalikan modal atau pemerintahan dengan kelompok tertindas secara materi, sehingga mengarah pada perubahan sosial. Sumber perubahan sosial yang paling penting di dalam perspektif ini merupakan konflik kelas sosial di masyarakat. Perspektif ini mempunyai prinsip bahwa konflik sosial serta perubahan sosial merupakan hal-hal yang selalu menempel pada struktur masyarakat. Teori ini didasarkan pada aliran Karl Marx bahwa konflik kelas sosial merupakan sumber terpenting serta kuat di dalam semua perubahan sosial.

3. Teori Fungsional

Teori ini menganggap bahwa setiap elemen masyarakat menunjukkan fungsi pada elemen masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di bab masyarakat juga akan menyebabkan perubahan di bab lain.

Konsep kejutan budaya berdasarkan William F. Ogburn mencoba menjelaskan perubahan sosial di dalam kerangka fungsional. Menurutnya, meski unsur masyarakat saling berafiliasi satu sama lain, beberapa elemen bisa berubah sangat cepat, sementara yang lain tidak. Keterlambatan menyerupai itu menciptakan perpecahan sosial serta budaya antara unsur-unsur yang berubah dengan cepat serta unsur-unsur yang lamban. Kesenjangan ini akan menyebabkan goncangan sosial serta budaya ke masyarakat.

4. Teori Siklus

Teori ini mempunyai perspektif yang menarik di dalam melihat perubahan sosial alasannya yaitu mengasumsikan bahwa perubahan sosial tidak sanggup sepenuhnya dikendalikan oleh siapapun, bahkan orang-orang yang terampil sekalipun. Di setiap masyarakat, terdapat siklus yang harus diikuti. Kebangkitan serta penurunan peradaban (budaya) tidak terelakkan serta perubahan sosial tidak selalu baik.

Oswald Spengler mengemukakan teorinya bahwa setiap masyarakat berevolusi melalui empat tahap perkembangan menyerupai pertumbuban manusia, yaitu masa kanak-kanak, remaja, dewasa, serta tua. Oswald beranggapan bahwa masyarakat Barat telah mencapai masa jayanya pada masa dewasa, pada era ke-15 kebangkitan kembali. Sejak dikala itu, peradaban Barat sudah mulai menurun serta menjadi tua. Tidak ada yang bisa menghentikan prosesnya, menyerupai yang terjadi pada peradaban Babilonia di Mesir, Yunani, serta Roma yang terus menurun hingga kesannya ambruk.

Demikianlah klarifikasi mengenai Teori-Teori Perubahan Sosial, agar dari pemaparan di atas kita bisa lebih tahu serta mengerti wacana apa itu perubahan sosial. Apabila ada kesalahan baik berupa penulisan maupun isi, kritik serta saran dari para pembaca sekalian akan sangat berarti. Terima kasih.

Sumber http://www.zonasiswa.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Teori Perubahan Sosial (Evolusioner, Konflik, Fungsional, Siklus)"

Posting Komentar