Penulis Perjalanan

Meskipun traveling telah menjadi gaya hidup gres yang mulai menjamah semua kalangan Penulis PerjalananMeskipun traveling telah menjadi gaya hidup gres yang mulai menjamah semua kalangan, ada satu hal penting yang biasanya diabaikan, yakni menulis. Melakukan traveling tanpa menuangkan catatan perjalanan ke dalam sebuah goresan pena memang bukanlah suatu kewajiban. Siapapun berhak untuk merasa cukup dengan sebuah kenangan dalam ingatan saja. Tetapi, bagi mereka yang berprofesi sebagai penulis perjalanan, tentu menulis menjadi kewajiban yang tak boleh ditinggalkan. Menulis yakni harga mati!


Namun di sisi lain, menulis catatan perjalanan juga bukan milik penulis perjalanan saja. Orang biasa boleh menulis catatan perjalanan yang pernah dilakukannya. Apalagi, mereka yang mempunyai media publikasi sendiri menyerupai sosial media dan blog. Jika Anda bukan pemain usang dalam menulis di blog, tentu tidak perlu minder, justru harus lebih aktif dalam publikasi karya di blog. Jaman kini yang istilahnya Soros yakni jaman Masyarakat Terbuka, siapapun bebas membuatkan informasi melalui jaringan informasi yang makin terbuka. Tentu saja dengan disertai tanggung jawab masing-masing.


Sebuah perjalanan memang akan lebih bermakna bila ditorehkan kedalam sebuah catatan. Selain berfungsi sebagai sarana dokumentasi, juga sanggup menyebarluaskan informasi perjalanan yang dilakukannya. Apalagi bila banyak ide dari kandungan perjalanan yang dilakukannya. Bahkan para penulis perjalanan menyerupai Agustinus Wibowo, Yudasmoro, dll selalu mengingatkan penekanannya pada menulis, bukan perjalanan itu sendiri.


Menulis sebuah catatan perjalanan gotong royong sangat sederhana, cukup mengadopsi prinsip jurnalistik yang paling populer, yakni  5W+1H. Secara definitif sanggup dimaknai sebuah proses peliputan suatu isu untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Adaptasi dari prinsip jurnalistik tak hanya berkaitan dengan konten goresan pena melainkan juga metode mendapat sumber tulisan. Sederhananya, imajinasikan diri Anda sebagai seorang jurnalis.


Saat ini, sepertinya sedang nge-trend buku-buku yang bertemakan wacana catatan perjalanan. Meskipun narasi, gaya bahasa, bahkan angle yang dipakai bervariasi, goresan pena wacana perjalanan mempunyai kemiripan yaitu adanya ide dari sebuah mobilitas. Seiring makin banyaknya orang yang melaksanakan traveling, makin banyak pula buku-buku traveling yang beredar. Entah kebetulan atau tidak, kondisi ini menghipnotis anggapan bahwa traveling telah menjadi trend.


Namun demikian, perjalanan gotong royong yakni acara yang sarat makna. Apabila orang-orang melakukannya hanya atas dasar musim saja, dikhawatirkan akan nihil makna. Perjalanan mestinya menginspirasi bagi orang lain, bukan malah dijadikan ajang festival pengalaman untuk menaikkan status sosial semata. Tulislah catatan perjalanan Anda dengan kemasan yang sarat makna. Jadilah penulis perjalanan yang menginspirasi.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Penulis Perjalanan"

Posting Komentar