Metode Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial yang diulas di sini bersumber dari buku Earl R. Babbie berjudul ”The Practice of Social Reseach”. Metode penelitian kuantitatif memakai data numerik dan menekankan proses penelitian pada pengukuran hasil yang objektif memakai analisis statistik. Fokus metode kuantitatif yakni mengumpulkan data set dan melaksanakan generalisasi untuk menjelaskan fenomena khusus yang dialami oleh populasi.


Mengapa melaksanakan penelitian kuantitatif?


Tujuan dari penelitian kuantitatif yakni untuk memilih korelasi antar variabel dalam sebuah populasi. Desain penelitian kuantitatif ada dua macam yaitu deskriptif dan eksperimental. Studi kuantitatif deskriptif melaksanakan pengukuran hanya sekali. Artinya korelasi antar variabel yang diselidiki hanya berlangsung sekali. Sedangkan studi eksperimental melaksanakan pengukuran antar variabel pada sebelum dan sesudahnya untuk melihat korelasi sebab-akibat dari fenomena yang diteliti. Berikutnya akan dipaparkan karakteristik penelitian kuantitatif.


Baca juga Metode Penelitian Kualitatif






Apa saja karakteristik penelitian kuantitatif?



  • Proses pengumpulan data dilakukan dengan memakai instrumen yang terstruktur, menyerupai kuesioner, lembar survei atau polling.

  • Hasil analisis didasarkan pada sampel yang merupakan representasi dari populasi.

  • Studi yang sama bisa diulangi dikemudian hari untuk mencapai level reliabilitas atau tingkat kepercayaan yang tinggi.

  • Semua aspek yang diharapkan untuk studi telah dipersiapkan secara matang sebelum proses pengumpulan data, termasuk instrumen penelitian.

  • Data berbentuk numerik, angka atau statistik

  • Peneliti memakai alat bantu analisis menyerupai software komputer untuk mengolah data.

  • Orientasi utama dari penelitian kuantitiatif yakni mengklasifikasi, menghitung, dan mengonstruksikan model statistik untuk menjelaskan apa yang sedang ditelitinya.

  • Penelitian kuantitatif mengutamakan objektivitas data dalam mengkaji suatu fenomena sosial.


Dalam penelitian kuantitatif, data set dikumpulkan, diolah dan dianalisis untuk dicari korelasi antar variabel yang diteliti. Variabel yang dipakai bisa dua atau lebih. Dalam ilmu sosial biasanya lebih dari dua lantaran variabel selalu berada dalam setting sosial yang bersifat kompleks. Sebagai contoh, kita akan meneliti korelasi antara kawasan tinggal dengan pendapatan. Hipotesis yang dibangun adalah, lingkungan urban mempunyai peluang pada pendapatan yang lebih tinggi. Pada kenyatannya, pendapatan tinggi tidak ditentukan semata-mata oleh kawasan tinggal. Ada variabel lain yang sangat memungkinkan, misal tingkat pendidikan, keturunan, dan lain sebagainya. Konsekuensi dari penelitian kuantitatif yakni korelasi antar variabel bisa saja signifikan secara statistik, namun secara sosial tidak signifikan. Lalu apa kelebihan metode penelitian kuantitatif dan apa kekurangannya?


Metode penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial yang diulas di sini bersumber dari buku Ea Metode Penelitian Kuantitatif


Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan metode penelitian kuantitatif.


Kelebihan metode penelitian kuantitatif:


◊ Mendukung studi ilmu sosial yang cakupannya makro lantaran bisa melibatkan subjek penelitian dalam jumlah besar. Banyaknya subjek baik individu atau kelompok yang terlibat mendukung proses generalisasi.


◊ Memiliki modal untuk meraih objektivitas hasil penelitian. Secara umum, penelitian kuantitatif didesain untuk menghasilkan klarifikasi yang sifatnya umum atau general dari suatu fenomena. Untuk menerima klarifikasi yang general ini, beberapa variabel digunakan.


◊ Mampu mengaplikasikan angka rata-rata dari suatu perhitungan sehingga desain penelitian bisa direplikasi dan dianalisis relevansinya di kawasan lain.


◊ Mampu melalukan studi perbandingan secara objektif.


◊ Potensi bias yang sifatnya personal bisa dihindari dengan cara peneliti menjaga jarak dengan partisipan yang diteliti dan dengan cara memakai software komputer ketika menganalsis.


Kekurangan metode penelitian kuantitatif:


◊ Seringkali mengabaikan detail konteks sosial yang diteliti.


◊ Pendekatannya statis dan rigid sehingga tidak fleksibel ketika peneliti di lapangan.


◊ Memiliki potensi bias yang sifatnya struktural lantaran rumusan dilema yang dibentuk biasanya merefleksikan kepentingan peneliti tanpa mempertimbangkan permasalahan yang gotong royong dihadapi oleh partisipan.


◊ Hasil penelitian seringkali kurang detail dalam menjelaskan sikap dan motivasi tindakan individu.


◊ Peneliti bisa saja mengumpulkan data yang lingkupnya sempit dan superfisial.


◊ Hasil penelitian mempunyai kualitas klarifikasi yang terbatas pada deskripsi numerik dan kurang detail dalam mengelaborasikan aspek persepsi manusia.


◊ Hasil penelitian cenderung menggambarkan hasil laboraturium ketimbang hasil faktual apa yang terjadi lapangan.


Metode penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial yang diulas di sini bersumber dari buku Ea Metode Penelitian Kuantitatif


Kerangka dasar penelitian kuantitatif


Pada hakikatnya tidak ada kerangka atau desain riset kuantitatif yang dianggap paling benar. Kerangka penelitian selalu luwes, yang terpenting yakni sistematis dan tetap menjaga substansi penelitian. Namun demikian, selalu ada unsur yang menjadi dasar desain penelitian. Misalnya, rumusan masalah. Tidak ada penelitian tanpa rumusan masalah. Berikut ini kerangka dasar yang umum dipakai dalam penelitian kuantitatif yang dikutip dari buku ”Doing Quantitative Research in the Social Sciences: An Integrated Approach to Research Design” goresan pena Thomas R. Black:






Pendahuluan


Pendahuluan dalam riset kuantitatif umumnya berisi latar belakang penelitian. Informasi dalam penelitian juga meliputi:


Rumusan masalah: Pada kepingan ini peneliti menyatakan dengan terang apa dilema yang ingin diinvestigasi. Formulasi rumusan dilema biasanya berbentuk kalimat tanya atau bisa juga pernyataan yang mengandung pertanyaan. Rumusan dilema ketika diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris yakni ”research question”, atau pertanyaan penelitian.


Literatur review: Peneliti mereview beberapa literatur akademik yang dianggap relevan dengan topik, kemudian melaksanakan sintesis. Jika perlu, peneliti mencatat literatur apa saja yang metodologinya menyerupai untuk komparasi dan rujukan kedepannya nanti. Perlu juga dijelaskan pada kepingan ini, bagaimana penelitian yang dilakukan berkontribusi terhadap kekurangan penelitian yang sudah ada sebelumnya.


Kerangka teoritis: Peneliti mendeskripsikan teori yang dipakai atau hipotesis penelitiannya. Jika diperlukan, peneliti juga mendeskripsikan terminologi teoritis yang sulit dipahami untuk membantu pembaca memahami latar belakang penelitiannya. Umumnya penelitian kuantitatif menjelaskan apa hipotesisnya ketimbang apa teorinya.


Baca juga Daftar Lengkap Teori-Teori Sosial






Metodologi


Pada kepingan ini, Peneliti harus menjelaskan tujuan dari penelitiannya dan bagaimana tujuan tersebut bisa dicapai. Penjelasan perihal metodologi yang dipakai akan membantu pembaca melaksanakan evaluasi terhadap kualitas penelitiannya. Semakin detail informasi yang diberikan semakin baik. Bagian metodologi juga meliputi:


Populasi dan sampling: Peneliti menjelaskan darimana memperoleh data yang digunakan. Adakah data yang dibuang atau tidak dilibatkan? Jika ada, mengapa?


Pengumpulan data: Peneliti mendeskripsikan proses pengumpulan data dan mengidentifikasi variabel yang diukur. Perlu ditegaskan apakah data yang diperoleh merupakan data yang sudah tersedia atau peneliti mencari sendiri, contohnya dengan survei. Oleh lantaran tidak ada data set yang sempurna, makan batasan atau limitasi dalam metode pengumpulan data juga perlu dideskripsikan di sini.


Analisis data: Peneliti mendeskripsikan proses analisis data secara jelas. Pada umumnya, dekripsi perihal teknik penghitungan statitstik dan software yang dipakai juga ditampilkan pada kepingan ini.


Hasil atau temuan penelitian


Temuan penalitian harus ditulis secara objektif. Dalam riset kuantitatif, sudah lumrah peneliti menampilkan hasil penelitian secara visual dengan grafik, tabel, atau diagram untuk membantu pembaca memahami data secara mudah. Namun perlu digarisbawahi bahwa data visual merupakan pelengkap dari deskripsi tekstual yang ditampilkan. Pada kepingan ini, peneliti memberikan:


Analisis statistik: Bagaimana data dianalisis dan apa temuannya? Temuan merupakan deskripsi dari data yang ditampilkan secara tekstual dan atau visual. Hati-hati dalam mendeskripsikan, jangan hingga peneliti melaksanakan interpretasi temuan. Interpretasi temuan penelitian disampaikan pada kepingan selanjutnya.


Baca juga Teknik Analisis Data






Diskusi


Berbeda dengan temuan penelitian yang deskriptif, kepingan diskusi harus analitis, logis dan komprehensif. Bagian ini merupakan pertemuan antara data temuan dan data dari literatur yang digunakan. Bagian diskusi meliputi:


Interpretasi data: Peneliti menginterpretasikan data temuannya. Pada dikala melaksanakan interpretasi, peneliti menghadirkan kembali rumusan dilema dan hipotesisnya. Pertanyaan pentingnya yakni apakah interpretasi temuan tersebut menjawab rumusan masalah, dan apakah mendapatkan atau menolak hipotesis yang dibangun sebelumnya. Dua balasan dari pertanyaan itu perlu ditulis di sini.


Deskripsikan tren dan korelasi antar variabel: Peneliti perlu mendeskripsikan tren menurut temuannya. Penjelasan mengenai korelasi statistik yang tidak signifikan juga perlu dideskripsikan.


Implikasi: Peneliti mendeskripsikan apa implikasi dari hasil risetnya. Apa yang menjadi temuan penelitian juga ditampilkan kembali dalam kalimat yang singkat untuk meyakini pembaca bahwa temuannya sangat penting dan bisa menjawab rumusan masalah.


Limitasi: Peneliti mendeskripsikan bias pada kepingan ini lantaran tidak ada penelitian kuantitatif, juga kualitatif yang tepat tanpa bias.


Kesimpulan


Pada kepingan ini, peneliti mengakhiri studinya dengan kesimpulan singkat terkait tema penelitiannya, diikuti dengan komentar dan evaluasi akhir. Bagian kesimpulan meliputi:


Simpulan temuan penelitian: Peneliti mendeskripsikan balasan dari rumusan masalahnya. Perlu diingat bahwa data statistik jangan ditampilkan kembali disini. Namun narasi perihal temuan perlu ditulis kembali dalam versi yang singkat atau pada dasarnya saja.


Rekomendasi: Peneliti menuliskan rekomendasi jikalau penelitiannya berkontribusi bagi formulasi kebijakan. Rekomendasi yang ditulis harus selalu didasarkan pada hasil temuan.


Agenda riset lanjutan: Agenda riset yang ditawarkan harus menurut limitasi studi yang ditulis sebelumnya.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Metode Penelitian Kuantitatif"

Posting Komentar