Dijuluki Sebagai “Hyena”, Lelaki Pengidap Hiv Dibayar Untuk Merenggut Keperawanan

NSJANE – Seorang laki-laki terinfeksi HIV di Malawi yang dijuluki sebagai “Hyena” dibayar 3 poundsterling atau sekitar Rp52 ribu untuk merenggut keperawanan gadis 12 tahun. Anehnya, tindakan asusila itu sebagai bab dari upacara tradisional.

Pria itu berjulukan orisinil Eric Aniva, tinggal di Distrik Nsanje, di wilayah selatan yang terpencil di Malawi. Upacara tradisional “pembersihan” yang beliau jalani itu mewajibkan seorang lelaki yang lebih renta berafiliasi secual dengan anak-anak.

Malawi

Nama Hyena merupakan julukan yang disematkan kepada para laki-laki yang menjalani upacara tradisional tersebut. Anak gadis yang dipaksa ikut upacara aneh itu harus mencapai pubertas.

Tak hanya itu, ritual “pembersihan” yang melibatkan Aniva juga termasuk melaksanakan kekerabatan tubuh dengan istri seorang laki-laki yang meninggal sebelum istri itu dapat menguburnya. Wanita yang melaksanakan pengguguran juga bakal menjalani hal serupa.

Jika gadis-gadis cukup umur di wilayah itu menolak, ada keyakinan penyakit atau petaka dapat menimpa keluarga atau desa mereka. Meski diklaim sebagai ritual “pembersihan”, tetapi upacara itu dapat membuatkan penyakit.

Aniva menyampaikan bahwa beliau tidak menginformasikan orang renta gadis itu bahwa beliau mempunyai penyakit menular secual.

“Sebagian dari mereka yang gadis-gasis telah tidur dengan saya, gadis yang bersekolah. Beberapa gadis hanya berusia 12 atau 13 tahun, tapi saya lebih menentukan mereka yang lebih tua,” kata Aniva kepada BBC, kemarin (21/7/20160).

”Semua gadis-gadis ini menemukan kesenangan mempunyai saya sebagai ‘hyena’ mereka. Mereka benar-benar besar hati dan memberitahu orang lain bahwa orang ini yakni laki-laki sejati, beliau tahu bagaimana untuk menyenangkan seorang wanita,” lanjut Aniva.

Aniva mengaku beliau yakni salah satu dari 10 “hyena” yang menjalani ritual di masyarakat. Dia juga mengaku dibayar 3 hingga 5 poundsterling oleh penduduk setempat untuk melaksanakan ritual.

Para gadis yang jadi korban ritual itu mengaku tak berdaya. ”Tak ada lagi yang dapat saya lakukan. Saya harus melakukannya demi orang renta saya,” kata seorang gadis, yang dikenal sebagai Maria. ”Kalau saya menolak, anggota keluarga saya dapat diserang penyakit—bahkan mengalami kematian—jadi saya takut.”

Sumber https://bacaanku.com/

Berlangganan Informasi Terbaru: