Cerpen: Menepati Kesepakatan Karya Aleesya
Menepati Janji
Karya Aleesya
Sejak awal anggota keluarga gadis itu tidak sependapat hubungannya dengan pria itu. Mengatakan bahwa alasannya ialah latar belakang keluarga, kalau ia bersikeras untuk bersama dengan pria itu, ia akan menderita seumur hidupnya.
Karena tekanan oleh anggota keluarga, ia sering bertengkar dengannya. Gadis itu mengasihi anak itu, ia biasa bertanya kepadanya, "Seberapa besar kau mengasihi aku?" Karena pria itu tidak akil dengan kata-kata, membuatnya marah. Dengan komentar perhiasan dari orang tuanya, suasana hatinya semakin memburuk. Laki-laki itu menjadi 'target pelepasan kemarahannya'. Dan anak pria itu, belakang layar membiarkannya terus melepaskan kemarahannya padanya.
Belakangan, anak itu lulus dari Universitas. Dia berencana untuk berguru lebih jauh ke luar negeri. Tapi sebelum ia pergi, ia mengusulkan kepada gadis itu ... "Aku, memang tidak tahu cara berkata-kata, tapi saya yakin tahu bahwa saya cinta kamu. Jika kau setuju, saya bersedia menjagamu, seumur hidup. Tentang anggota keluarga kamu, saya akan bekerja keras untuk meyakinkan mereka dan menyetujui kekerabatan kita. Menikahlah denganku?"
Gadis itu pun setuju.
Cerpen: Menepati Janji | www.zonasiswa.com |
Melihat perjuangan yang ditunjukkan oleh anak itu, hasilnya orang renta si gadis menyetujui kekerabatan mereka. Sebelum anak pria itu pergi ke luar negeri, mereka bertunangan. Gadis itu tetap tinggal kota halaman dan tetapkan bekerja, sedangkan anak pria melanjutkan studinya ke luar negeri. Mereka mempertahankan kekerabatan mereka melalui telepon dan surat. Meski terasa sangat sulit untuk melewatinya, namun keduanya tidak pernah menyerah.
Suatu hari, gadis itu meninggalkan rumah untuk bekerja ibarat biasa dalam perjalanan menuju halte bus, sebuah kendaraan beroda empat kehilangan kendali dan menabraknya. Saat terbangun dari ketidaksadaran, ia melihat orang tuanya dan menyadari betapa seriusnya ia terluka dan betapa beruntungnya ia alasannya ialah ia masih hidup.
Melihat orangtuanya, dengan wajah mereka yang berair oleh air mata mereka, ia mencoba menghibur mereka. Tapi kemudian, ia tahu bahwa Dia bahkan tidak sanggup mengeja sepatah kata pun, ia mencoba yang terbaik untuk memberi suara, tapi yang ia lakukan hanyalah bernapas tanpa bunyi apa pun. Dia bisu. Menurut dokter, luka itu mensugesti otaknya, dan itu menyebabkannya menjadi bisu sepanjang sisa hidupnya. Mendengarkan klarifikasi orang tuanya, ia tidak sanggup menjawab apa-apa. Hanya membisu dan menangis, sepanjang hari.
Setelah perawatan selesai, gadis itu pulang dari rumah sakit dan kembali ke rumahnya. Semuanya terasa masih ibarat sebelumnya, kecuali teleponnya yang terus berdering. Dering telponnya merupakan mimpi jelek gadis itu. Telpon tersebut tiba dari tunangannya yang kehilangan kabar gadis itu sudah beberapa hari. Dia tetap tidak menjawab panggilan itu. Gadis itu tidak ingin menjadi beban bagi tunangannya, dan menulis surat kepadanya yang menyampaikan kepadanya bahwa ia tidak ingin lagi menunggu, kekerabatan di antara mereka berakhir, dan bahkan mengembalikan cincin pertunangan tersebut kepadanya. Menghadapi surat-surat dan telepon dari tunangannya itu, yang sanggup dilakukan gadis itu hanyalah membiarkan air mata jatuh dari matanya.
Ayahnya tetapkan untuk pindah, sesudah melihat rasa sakit yang dideritanya. Berharap ia sanggup melupakan segalanya dan lebih menyukai lingkungannya yang baru. Gadis itu mulai belajar, perlahan-lahan ia berguru bahasa isyarat dan memulai hidupnya lagi dari awal. Juga menyuruh dirinya untuk melupakan anak pria itu.
Suatu hari, sahabatnya memberitahunya bahwa pria itu sudah kembali. Dia mencari-cari keberadaannya, ia meminta sahabat baiknya untuk tidak menceritakan ihwal ia dan memintanya untuk memberitahu ia untuk melupakannya. Setelah itu selama lebih dari setahun tidak ada kabar ihwal laki-laki. Suatu hari sahabatnya menyampaikan kepadanya, bahwa pria itu akan segera menikah, dan menyerahkan Undangan Pernikahan kepadanya. Dia membuka seruan itu dengan sedih, tapi ia menemukan namanya di seruan tersebut.
Saat ia ingin bertanya pada sahabatnya, pria itu muncul di depannya. Dengan bahasa isyarat yang masih belum sempurna, ia menyampaikan kepadanya bahwa "Saya menghabiskan lebih dari satu tahun, memaksa saya berguru bahasa isyarat, untuk memberi tahu kamu, saya tidak melupakan kesepakatan kita. Berilah saya kesempatan, biarkan saya menjadi suaramu. Aku cinta kamu."
Melihat bahasa isyarat yang masih lambat dari pria itu, dan cincin pertunangan yang ia berikan kepadanya, gadis itu hasilnya tersenyum.
Moral: Jangan menjadi pengecut dan melarikan diri setiap kali ada masalah, ingatlah bahwa setiap duduk kasus mempunyai solusinya, jangan pernah menghancurkan hati seseorang, kau mungkin tidak tahu kapan hal itu akan terjadi pada mu.
Bagi teman-teman yang mempunyai suatu goresan pena unik ihwal apa saja, ataupun puisi, cerpen, cergam, pantun, bahkan profil sekolah/guru favorit; dan ingin dibagikan ke teman-teman lainnya melalui mading zona siswa, silahkan saja kirim karya kalian di Mading . Karya kalian nantinya akan ditampilkan di mading kami dan akan dibaca oleh ribuan pengunjung lainnya setiap hari. Ayoo kirim karya kalian di mading . Terima kasih... ZONA SISWA | Ikut Mencerdaskan Bangsa
Sumber http://www.zonasiswa.com
0 Response to "Cerpen: Menepati Kesepakatan Karya Aleesya"
Posting Komentar