Pengertian Depresiasi, Amortisasi, Deplesi Dan Contohnya
Dalam ilmu akuntansi, kita akan sering mendengar istilah penyusutan. Penyusutan dalam akuntansi berlaku untuk aset tetap. Aset tetap yaitu aset-aset yang dimiliki perusahaan dengan masa manfaat jangka panjang. Dikarenakan manfaat aset tetap ini sifatnya jangka panjang (diatas 1 tahun), maka aset tetap yang dimiliki akan terjadi penyusutan nilai manfaat secara berkala.
Contoh aktiva tetap yaitu tanah, gedung, mesin, kendaraan. Sebagai contoh, kalau perusahaan memakai kendaraan setiap hari untuk mengirim barang, maka niscaya lama-kelamaan kendaraan tersebut akan menurun nilai manfaatnya. Entah mungkin alasannya ada kerusakan, ada reparasi dan sebagainya. Yang jelas, kendaraan tersebut nilainya tidak akan sama dengan ketika ketika pertama kali perusahaan membeli kendaraan yang sama.
Jika anda ingin mengenal lebih jauh wacana aset tetap dan karakteristiknya, anda sanggup baca-baca pos saya disini: Pengertian, Jenis-jenis Aktiva Tetap dan Contohnya.
Di pos tersebut, saya juga menjelaskan bahwa aset tetap dibagi menjadi 2, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud yaitu aktiva yang ada wujudnya menyerupai kendaraan, mesin, bangunan dan lain-lain. Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud yaitu aktiva yang mempunyai manfaat besar dan mempunyai jaminan namun tidak berwujud, menyerupai hak paten, hak cipta, goodwill.
Nah terkait jenis-jenis aset tetap ini, setiap jenis aset tetap ada penyusutannya. Berikut penggolongan jenis-jenis penyusutan:
1. Depresiasi
Depresiasi yaitu penyusutan untuk aset tetap berwujud. Metode perhitungan depresiasi dilakukan dengan cara menyusutkan nilai aset menurut umur manfaatnya. Depresiasi akan kuat terhadap laporan keuangan perusahaan, alasannya depresiasi akan mengurangi nilai aset tetap. Dalam hal ini, depresiasi juga sanggup mengurangi penghasilan kena pajak.
Ada 2 metode untuk menghitung penyusutan depresiasi, yaitu metode garis lurus (straight line) dan metode saldo menurun berganda (double declining method). Cara menghitung depresiasi aset tetap, sanggup anda baca pos-nya disini: Penyusutan Metode Garis Lurus, Penyusutan Metode Saldo Menurun Berganda, Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun.
2. Amortisasi
Amortisasi yaitu penyusutan untuk aset tetap tidak berwujud. Kaprikornus untuk goodwill, hak paten, hak cipta, istilah penyusutannya yaitu amortisasi bukan depresiasi. Aset tetap tidak berwujud juga sanggup berkurang nilai keuntungannya secara sedikit demi sedikit dalam jangka waktu tertentu tiap periode akuntansi.
Contoh perhitungan amortisasi: Ketika perusahaan mempunyai hak paten dari mesin yang dimilikinya selama 5 tahun. Maka ketika perusahaan menghabiskan biaya sebesar Rp50 juta setiap tahun untuk biaya pengembangan produk, maka Rp50 juta inilah yang akan dianggap sebagai biaya amortisasi setiap tahun selama 5 tahun (hak paten yang dimiliki perusahaan).
Berikut yaitu pola soal amortisasi yang lebih lengkap: Pengertian dan Contoh Soal Amortisasi.
3. Deplesi
Deplesi merupakan penyusutan yang terjadi untuk benda yang tidak sanggup diperbaharui dan bersifat alami. Deplesi ini biasanya dipakai untuk perusahaan2 yang bergerak di bidang pertambangan, untuk menyatakan penyusutan pada hasil2 alam yang tidak sanggup diperbaharui menyerupai hasil tambang, bijih besi dan sebagainya.
Untuk menghitung deplesi, tentu saja metodenya akan berbeda dengan ketika anda menghitung penyusutan untuk amortisasi atau depresiasi. Hal ini alasannya deplesi berbeda dengan aset tetap pada umumnya, dan hal in berarti diharapkan akuntansi pertambangan untuk menghitung penyusutan lebih detail dari barang2 yang tidak sanggup diperbaharui.
Itulah pengertian dan perbedaan depresiasi, amortisasi dan deplesi dalam dunia akuntansi. Semoga bermanfaat untuk anda..
Sumber http://bahasekonomi.blogspot.com
Contoh aktiva tetap yaitu tanah, gedung, mesin, kendaraan. Sebagai contoh, kalau perusahaan memakai kendaraan setiap hari untuk mengirim barang, maka niscaya lama-kelamaan kendaraan tersebut akan menurun nilai manfaatnya. Entah mungkin alasannya ada kerusakan, ada reparasi dan sebagainya. Yang jelas, kendaraan tersebut nilainya tidak akan sama dengan ketika ketika pertama kali perusahaan membeli kendaraan yang sama.
Jika anda ingin mengenal lebih jauh wacana aset tetap dan karakteristiknya, anda sanggup baca-baca pos saya disini: Pengertian, Jenis-jenis Aktiva Tetap dan Contohnya.
Di pos tersebut, saya juga menjelaskan bahwa aset tetap dibagi menjadi 2, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud yaitu aktiva yang ada wujudnya menyerupai kendaraan, mesin, bangunan dan lain-lain. Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud yaitu aktiva yang mempunyai manfaat besar dan mempunyai jaminan namun tidak berwujud, menyerupai hak paten, hak cipta, goodwill.
Nah terkait jenis-jenis aset tetap ini, setiap jenis aset tetap ada penyusutannya. Berikut penggolongan jenis-jenis penyusutan:
1. Depresiasi
Depresiasi yaitu penyusutan untuk aset tetap berwujud. Metode perhitungan depresiasi dilakukan dengan cara menyusutkan nilai aset menurut umur manfaatnya. Depresiasi akan kuat terhadap laporan keuangan perusahaan, alasannya depresiasi akan mengurangi nilai aset tetap. Dalam hal ini, depresiasi juga sanggup mengurangi penghasilan kena pajak.
Ada 2 metode untuk menghitung penyusutan depresiasi, yaitu metode garis lurus (straight line) dan metode saldo menurun berganda (double declining method). Cara menghitung depresiasi aset tetap, sanggup anda baca pos-nya disini: Penyusutan Metode Garis Lurus, Penyusutan Metode Saldo Menurun Berganda, Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun.
2. Amortisasi
Amortisasi yaitu penyusutan untuk aset tetap tidak berwujud. Kaprikornus untuk goodwill, hak paten, hak cipta, istilah penyusutannya yaitu amortisasi bukan depresiasi. Aset tetap tidak berwujud juga sanggup berkurang nilai keuntungannya secara sedikit demi sedikit dalam jangka waktu tertentu tiap periode akuntansi.
Contoh perhitungan amortisasi: Ketika perusahaan mempunyai hak paten dari mesin yang dimilikinya selama 5 tahun. Maka ketika perusahaan menghabiskan biaya sebesar Rp50 juta setiap tahun untuk biaya pengembangan produk, maka Rp50 juta inilah yang akan dianggap sebagai biaya amortisasi setiap tahun selama 5 tahun (hak paten yang dimiliki perusahaan).
Berikut yaitu pola soal amortisasi yang lebih lengkap: Pengertian dan Contoh Soal Amortisasi.
3. Deplesi
Deplesi merupakan penyusutan yang terjadi untuk benda yang tidak sanggup diperbaharui dan bersifat alami. Deplesi ini biasanya dipakai untuk perusahaan2 yang bergerak di bidang pertambangan, untuk menyatakan penyusutan pada hasil2 alam yang tidak sanggup diperbaharui menyerupai hasil tambang, bijih besi dan sebagainya.
Untuk menghitung deplesi, tentu saja metodenya akan berbeda dengan ketika anda menghitung penyusutan untuk amortisasi atau depresiasi. Hal ini alasannya deplesi berbeda dengan aset tetap pada umumnya, dan hal in berarti diharapkan akuntansi pertambangan untuk menghitung penyusutan lebih detail dari barang2 yang tidak sanggup diperbaharui.
Itulah pengertian dan perbedaan depresiasi, amortisasi dan deplesi dalam dunia akuntansi. Semoga bermanfaat untuk anda..
0 Response to "Pengertian Depresiasi, Amortisasi, Deplesi Dan Contohnya"
Posting Komentar