Cara Menghitung Irr Beserta Rumus Dan Teladan Soal
Cara Menghitung IRR – Dalam dunia keuangan kita seringkali dihadapkan dengan sederet perhitungan yang harus dicari berapa hasilnya. Entah untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan, laba atau kerugian yang ada dan lain sebagainya. Perhitungan-perhitungan ini tidak sanggup lepas dari suatu perusahaan alasannya menjadi salah satu faktor dalam memilih langkah yang akan diambil suatu perusahaan.
Perusahaan pastinya dihentikan gegabah dalam mengambil keputusan. Terlebih bila keputusan itu sangat mempengaruhi masa depan perusahaan. Oleh karenanya kita mengenal banyak sekali rumus perhitungan yang berkaitan dengan hal tersebut. Salah satunya yakni rumus IRR.
Mungkin ada yang belum tahu pengertian IRR. Atau mungkin Anda ketika ini sedang mencari cara menghitung IRR lengkap. Mulai dari cara menghitung IRR dengan Excel, cara menghitung IRR dari cashflow atau cara menghitung IRR dengan manual.
Pada pembahasan kali ini kami akan membahas bahan mengenai IRR atau merupakan abreviasi Internal Rate of Return. Tidak hanya membahas soal pengertian dan rumus IRR, kami juga akan menawarkan contoh soal IRR beserta perhitungan IRR untuk memudahkan Anda dalam memahami bahan ini. Silakan simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Pengertian IRR
IRR yakni hasil yang diperoleh dari suatu anjuran bisnis, yakni diskonto atau discount rate yang akan menjadi present value dari pedoman kas masuk (cash inflow) sama dengan investasi awal.
Rumus IRR digunakan untuk menciptakan peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai kini dari arus kas masuk proyek yang dibutuhkan terhadap nilai kini biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang menciptakan NPV sama dengan nol.
IRR menjadi indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Sebuah proyek atau investasi sanggup dilakukan bila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari laju pengembalian bila melaksanakan investasi lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain sebagainya).
Fungsi IRR digunakan dalam memilih apakah investasi dilaksanakan atau tidak. Oleh karenanya biasanya digunakan teladan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum Acceptable Rate of Return (MARR). MARR yakni laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh investor.
Untuk sanggup menghitung IRR, terlebih dahulu kita harus mengetahui rumus NPV atau Net Present Value. Sebab perhitungan IRR membutuhkan nilai dari NPV. Mari kita bahas singkat mengenai NPV.
Rumus NPV
NPV yakni selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang memperoleh belahan harga dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai discount factor. Atau juga sanggup disebut sebagai arus kas yang diperkirakan pada masa mendatang yang didiskontokan pada ketika ini.
NPV sendiri merupakan laba higienis menurut jumlah dari Present Value (PV). Untuk cara menghitung NPV sanggup dengan menggunakan rumus di bawah ini.
Keterangan:
- NB : Net Benefit (Benefit – Cost)
- C : Biaya Investasi + Biaya Operasi
- B : Benefit yang telah didiskon
- C : Cost yang telah didiskon
- i : diskon faktor
- n : tahun (waktu)
Di bawah ini yakni kekerabatan antara nilai NPV dalam hubungannya dengan kelayakan suatu proyek/usaha:
Kriteria | Kesimpulan |
---|---|
NPV>0 | Proyek/usaha layak untuk dilaksanakan |
NPV=0 | Proyek/usaha berada di dalam keadaan BEP dimana TR = TC dalam bentuk persent value |
NPV<0 | Proyek/usaha tidak layak untuk dilaksanakan |
Rumus IRR
Pada suku bunga IRR akan didapat NPV = 0. Artinya suku bunga yang sanggup diberikan investasi yang menawarkan NPV = 0. Syarat utamanya yakni IRR > suku bunga MARR.
Untuk memperoleh hasil tamat dari perhitungan IRR, maka kita harus mencari discount rate yang menghasilkan NPV positif. Setelah itu cari discount rate yang menghasilkan NPV negatif. Rumus IRR sanggup Anda simak di bawah ini:
Keterangan:
- IRR = Internal Rate of Return
- i1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV+
- i2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV-
- NPV1=Net Present Value bernilai positif
- NPV2= Net Present Value bernilai negatif
IRR mempunyai tiga nilai dimana masing-masing nilai tersebut mempunyai makna terhadap kriteria investasi. Simak klarifikasi berikut ini untuk lebih jelasnya:
- IRR < SOCC, artinya bahwa perjuangan atau proyek tersebut tidak layak secara finansial.
- IRR = SOCC, maknanya perjuangan atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even point.
- IRR > SOCC, ini menunjukan bahwa perjuangan atau proyek tersebut layak secara finansial.
Baca Juga : Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan
Rumus Aternatif IRR
Masih ada rumus IRR lain yang sanggup Anda manfaatkan. Caranya yakni dengan mencoba suku bunga yang diperkirakan akan menawarkan nilai NPV positif. Contohnya 10% yang akan menawarkan NPV sebesar 382 dan diteruskan dengan perhitungan NPV yang negatif. Misalnya pada 20% akan menawarkan NPV sebesar -429. Rumus IRR alternatifnya adalah:
Atau
Rumus Net B/C (Benefit/Cost)
Net B/C yakni nilai manfaat yang sanggup diperoleh dari proyek atau perjuangan setiap kita mengeluarkan biaya sebesar satu rupiah untuk proyek tersebut. Net B/C merupakan perbandingan antara NPV faktual dengan NPV negatif. Nilai net B/C dibagi menjadi 3, yakni:
- Net B/C > 1, artinya proyek atau perjuangan tersebut layak untuk dijalankan secara finansial.
- Net B/C = 1, maknanya perjuangan tersebut berada dalam keadaan break even poin.
- Net B/C < 1, artinya proyek atau perjuangan tersebut tidak layak dijalankan secara finansial.
Cara menghitung Net B/C yakni dengan menggunakan rumus berikut:
Rumus PV (Present Value)
Dalam cara menghitung IRR, Present Value (PV) juga sering kali disinggung. Maka dari itu kami sertakan pula bagaimana rumus PV.
Keterangan:
- PV = Present value
- CF = Cash flow
- n = periode waktu tahun ke n
- m = periode waktu
- r = tingkat bunga
- Sv = salvage value
Contoh Soal IRR
Agar tidak galau bagaimana mengaplikasikan cara menghitung IRR di atas, kami akan berikan contoh soal beserta perhitungan IRR-nya.
Contoh Soal 1
Pabrik ABC mempertimbangkan usulan investasi senilai Rp 130.000.000 tanpa nilai sisa. Pendapatan arus kas per tahun RP 21.000.000 selama 6 tahun. Diasumsikan RRR sebesar 13%. Hitunglah IRR.
Jawab:
Dicoba dengan faktor diskonto 10%:
NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) – Investasi Awal
NPV = (21.000.000 x 5.8979) – 130.000.000 = Rp 659.000
Dicoba dengan faktor diskonto 12%:
NPV = (21.000.000 x 5,7849 ) – 130.000.000
NPV = Rp – 6.649.000
Karena NPV mendekati nol, yaitu Rp. 659.000,00 dan -Rp. 6.649.000,00
Artinya tingkat diskonto antara 10% hingga 12%, untuk memilih ketepatannya kita perlu melaksanakan interpolasi. Caranya yakni sebagai berikut:
Selisih Bunga | Selisih PV | Selisih PV dengan OI |
---|---|---|
10% | Rp 130.659.000 | Rp 130.659.000 |
12% | Rp 123.351.000 | Rp 130.000.000 |
2% | Rp 7.308.000 | Rp 659.000 |
IRR = 10% + (659.000/7.308.000) x 2%
IRR = 10,18%
Kesimpulannya, proyek investasi tersebut lebih baik ditolak. Alasannya IRR < 13% yang artinya tidak layak secara finansial.
Contoh Soal 2
Perusahaan ABC mempertimbangkan usulan proyek investasi Rp 150.000.000. Umur proyek tersebut diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
Arus kas yang dihasilkan:
- Tahun 1 : Rp 60.000.000
- Tahun 2 : Rp 50.000.000
- Tahun 3 : Rp 40.000.000
- Tahun 4 : Rp 35.000.000
- Tahun 5 : Rp 28.000.000
Bila diasumsikan RRR = 10%
Jawab:
Dicoba dengan faktor diskonto 16%:
- Tahun 1 arus kas : Rp 60.000.000 x 0,8621 = Rp 51.726.000
- Tahun 2 arus kas : Rp 50.000.000 x 0,7432 = Rp 37.160.000
- Tahun 3 arus kas : Rp 40.000.000 x 0,6417 = Rp 25.668.000
- Tahun 4 arus kas : Rp 35.000.000 x 0,5523 = Rp 19.330.500
- Tahun 5 arus kas : Rp 28.000.000 x 0,419 = Rp 17.973.200
Total PV = Rp 100.131.700
Investasi Awal = Rp 150.000.000
NPV = Rp – 49.868.300
Dicoba dengan faktor diskonto 10%:
- Tahun 1 arus kas : Rp 60.000.000 x 0,9090 = Rp 54.540.000
- Tahun 2 arus kas : Rp 50.000.000 x 0,8264 = Rp 41.320.000
- Tahun 3 arus kas : Rp 40.000.000 x 0,7513 = Rp 30.052.000
- Tahun 4 arus kas : Rp 35.000.000 x 0,6830 = Rp 23.905.500
- Tahun 5 arus kas : Rp 28.000.000 x 0,6209 = Rp 17.385.200
Total PV = Rp 167.202.200
Investasi Awal = Rp 150.000.000
NPV = Rp 17.202.200
Perhitungan interpolasi:
Selisih Bunga | Selisih PV | Selisih PV dengan Investasi Awal |
---|---|---|
10% | Rp167.202.200 | Rp167.202.200 |
16% | Rp100.131.700 | Rp150.000.000 |
6% | Rp67.070.500 | Rp17.202.200 |
IRR = 10% + (Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6 %
IRR = 11,5388%
Kesimpulannya, proyek investasi tersebut sanggup diterima. Karena IRR > 10%.
Cara Menghitung IRR dengan Excel
Cara di atas yakni cara menghitung IRR dengan manual. Lantas bagaimana bila kita menghitungnya dengan pemberian aplikasi atau software semacam Microsoft Excel?
Dalam Microsoft Excel, fungsi IRR berfungsi mengembalikan nilai dari Internal Rate of Return untuk sejumlah seri periode pedoman kas. Aliran kas tersebut harus mempunyai interval yang jelas, misalnya setiap bulan atau setiap tahun. Laba tersebut merupakan suku bunga yang diterima selama periode tertentu yang meliputi proses pembayaran (negatif) dan penerimaan (positif).
Argumen untuk sintal-sintal IRR yakni sebagai berikut:
- Value yakni rujukan ke rangkaian sel yang berisi data pedoman kas (berisi data dari nilai investasi dan nilai higienis pendapatan). Mengenai value tersebut setidaknya mempunyai satu nilai negatif dan satu nilai positif. Argumen tersebut wajib ada dalam pemakaian fungsi tersebut.
- Adalah argumen opsional yang sanggup digunakan maupun tidak. Guess yakni nilai asumsi dari IRR itu sendiri. Jika nilai dari Guess tidak dimasukkan, maka secara otomatis nilai yang digunakan yakni 10% atau 0,1.
Supaya Anda lebih gampang dalam memahami cara menghitung IRR dengan Excel, Anda sanggup simak contoh di bawah ini.
Contoh, data investasi awal dan pemasukan dari suatu perusahaan yakni menyerupai berikut:
A | B | |
---|---|---|
1 | Nilai investasi awal | $1.000 |
2 | Pendapatan tahun 1 | $200 |
3 | Pendapatan tahun 2 | $240 |
4 | Pendapatan tahun 3 | $288 |
Untuk menghitung nilai IRR sehabis tahun ketiga, data tersebut perlu kita masukkan ke dalam sintal-sintal dalam fungsi IRR. Berikut yakni penulisannya:
=IRR( B1:B4)
Maka akan diketahui bahwa karenanya yakni -14%. Hal tersebut memperlihatkan bahwa besaran tingkat internal pengembalian investasi (IRR) sehabis jangka waktu 3 tahun masih negatif.
Fungsi di atas biasanya dimanfaatkan oleh hampir semua jenis perjuangan bila ingin melaksanakan penilaian mengenai investasi mereka sehabis jangka waktu tertentu. Jika tidak ingin membuang waktu untuk menghitung IRR secara manual, Anda sanggup memanfaatkan fungsi IRR tersebut. Fungsi ini sanggup diterapkan dalam bisnis skala kecil, menengah maupun besar.
Kelebihan dan Kekurangan IRR
Setelah membahas cara menghitung IRR, baik secara manual maupun dengan Excel ada beberapa hal yang perlu Anda catat. Menggunakan metode ini mempunyai laba dan kekurangan.
Kelebihan metode perhitungan IRR yakni tidak dipertimbangkan time value of Money. Dengan demikian perhitungan sanggup dilakukan lebih sempurna dan realistis dibandingkan dengan metode accounting rate of return.
Sedangkan kekurangan metode ini yakni perlu waktu untuk menghitungnya, termasuk ketika cas inflow tidak terdistribusi secara merata (walaupun kebanyakan kalkulator bisnis sudah dilengkapi dengan aktivitas untuk menghitung IRR). Selain itu metode ini tidak sanggup mengidentifikasi ukuran investasi dalam banyak sekali proyek yang bersaing dan tingkat keuntungannya.
Perbedaan NPV dan IRR
Mungkin ada yang ingin tau apa yang membedakan antara NPV dan IRR. Supaya jelas, berikut yakni perbedaan keduanya:
- NPV yakni proceeds atau cas flows yang didiskontokan atas dasar biaya modal (Coast of Capital) atau rate of return yang diinginkan. Sementara IRR yakni tingkat bunga yang akan menjadi jumlah nilai kini dari proceeds yang dibutuhkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan banyaknya nilai kini dari pengeluaran modal atau PV of Capital outlays).
- Nilai NPV diperoleh dari selisih antara PV dari pengeluaran modal (Capital outlay atau initial Investment). Sementara IRR dicari dengan cara coba-coba atau trial And error.
- NPV tidak mempunyai arti bila digunakan untuk membandingkan proyek yang mempunyai jumlah investasi awal yang berbeda. Sementara IRR gampang untuk dibandingkan dengan proyek yang mempunyai jumlah investasi awal yang berbeda.
- NPV dari proyek yang lebih dari satu sanggup ditambahkan. Lain halnya dengan IRR yang tidak sanggup menambahkan beberapa proyek.
- Pada metode perhitungan NPV diperbolehkan pemakaian tingkat diskon yang berbeda dalam periode yang berbeda. Sementara pada metode IRR hanya memperbolehkan pemakaian satu tingkat diskon pada seluruh periode.
Telah kita bahas bersama bahan perihal cara menghitung IRR. Selain itu kami juga sudah sampaikan pengertian, hal-hal yang berkaitan dengan internal rate of return hingga contoh soal. Rumus IRR mungkin memang terlihat rumit dan sulit.
Akan tetapi bukan berarti cara menghitung IRR tidak sanggup dilakukan dengan mudah. Kuncinya yakni terus berlatih dan mempraktekkannya sehingga Anda sanggup memahaminya. Karena pada prakteknya pengaplikasian IRR sanggup lebih luas dari contoh yang kami sampaikan di atas.
Baca Juga : Cara Menghitung BEP
Sekian isu terkait cara menghitung IRR. Semoga apa yang kami sampaikan di atas terang dan bermanfaat untuk Anda. Jangan lupa untuk selalu berkunjung ke blog kami ini.
Sumber https://www.finansialku.com
0 Response to "Cara Menghitung Irr Beserta Rumus Dan Teladan Soal"
Posting Komentar