Komunikasi Interpersonal : Definisi, Klasifikasi, Tujuan Dan Faktor Yang Menghipnotis Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Dilihat dari jenis Interaksi dalam komunikasi, komunikasi sanggup dibedakan atas tiga kategori yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil dan komunikasi publik.

Apa itu Komunikasi Interpersonal :
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang sanggup eksklusif diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan banyak sekali dampaknya dan dengan peluang untuk memperlihatkan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara mulut atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini yakni komunikasi yang hanya dua orang, menyerupai suami istri, dua sejawat, dua teman dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau sikap seseorang, alasannya yakni sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui jawaban komunikan ketika itu juga. Pada ketika komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara niscaya apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia sanggup memperlihatkan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).

Klasifikasi Komunikasi Interpersonal

Redding yang dikutip Muhammad (2004, p. 159-160) berbagi penjabaran komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau investigasi dan wawancara.
a. Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili, dan orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.
b. Percakapan sosial yakni interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih tolong-menolong dan berbicara wacana perhatian, minat di luar organisasi menyerupai gosip politik, teknologi dan lain sebagainya.
c. Interogasi atau investigasi yakni interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya seorang karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi maka atasannya akan menginterogasinya untuk mengetahui kebenarannya.
d) Wawancara yakni salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya atasan yang mewawancarai bawahannya untuk mencari informasi mengenai suatu pekerjaannya.

Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :

a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal yakni menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita berguru banyak sekali wacana diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memperlihatkan kesempatan kepada kita untuk berbicara wacana apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laris kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memperlihatkan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laris kita.

b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal mengakibatkan kita sanggup memahami lebih banyak wacana diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui tiba dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang tiba kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan karenanya dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.

c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar yakni membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laris orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka menentukan cara tertentu, contohnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain meliputi semua acara yang mempunyai tujuan utama yakni mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai acara kita pada waktu selesai pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan kisah dan kisah lucu pada umumnya hal itu yakni merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melaksanakan komunikasi interpersonal semacam itu sanggup memperlihatkan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, jago psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa wacana mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), tenggang rasa (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).

1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih jelek daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara impulsif terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini yakni mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan yakni memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini yakni dengan pesan yang memakai kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).

2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan tenggang rasa sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu ketika tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain yakni mencicipi bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati yakni mencicipi sesuatu menyerupai orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan mencicipi perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik bisa memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta impian dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita sanggup mengkomunikasikan tenggang rasa baik secara mulut maupun non verbal. Secara nonverbal, kita sanggup mengkomunikasikan tenggang rasa dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur badan yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.

3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif yakni hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak sanggup berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jikalau seseorang mempunyai sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada ratifikasi secara rahasia bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang niscaya ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita mendapatkan dan menyetujui begitu saja semua sikap mulut dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita mendapatkan pihak lain, atau berdasarkan istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memperlihatkan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.


Sumber http://jurnal-sdm.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Komunikasi Interpersonal : Definisi, Klasifikasi, Tujuan Dan Faktor Yang Menghipnotis Efektivitas Komunikasi Interpersonal"

Posting Komentar