Aturan Merancang Basement

 ada beberapa hal yang juga sebaiknya diperhatikan Aturan Merancang Basement
aturan merancang basement


Untuk membangun basement pada bangunan, ada beberapa hal yang juga sebaiknya diperhatikan, yaitu:

Memperhatikan Garis Sempadan

Pada dikala akan mulai membangun, perhatikan posisi garis sempadan basement. Biasanya posisi garis sempadan basement lebih maju dibandingkan Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan mendekati garis sempadan pagar.

Memperhatikan Kondisi di Sekitar Area Terbangun

Pembangunan  basement  perlu  mengetahui  kondisi yang  ada  di  dalam tanah,  mengingat seringkali dipergunakan untuk jalur utilitas ibarat pemipaan (plumbing), jaringan telepon maupun listrik. 

Selain utilitas bangunan, perhatikan pula lingkungan sekitar terutama area yang berbatasan dengan tetangga, mengingat dinding yang dibangun pada basement tidak sanggup semuanya berimpit dengan dinding tetangga alasannya yaitu akan mengganggu kekuatan bangunannya.

Apabila penggalan basement ada yang melekat pada salah satu penggalan dinding tetangga,  maka kita sanggup memakai sheet pile. Sheet pile ini umumnya terbuat dari baja  atau  beton  yang  berfungsi  sebagai  retaining  wall. 

Retaining  wall  berguna  untuk menahan beban tekanan tanah dan air. Apabila hunian tetangga yang bersebelahan dengan area basement  memiliki  dua  lantai,  maka  cara  paling aman  yang bisa  ditempuh  yaitu dengan menciptakan jarak sekitar 1.5 meter dengan penggalan dinding tetangga.

Posisi Muka Air Tanah

Kondisi muka air tanah pada tiap wilayah tentu berbeda-beda. Jika muka air tanah di lahan terbangun cukup tinggi, ada beberapa cara yang sanggup dilakukan. Langkah pertama yaitu dengan mempersiapkan pompa, kemudian mem-blocking area kerja di sekitarnya dengan plastik atau terpal.

Hal ini dilakukan untuk mengatisipasi gangguan genangan air pada dikala proses pengerjaan konstruksi (pengecoran dan perakitan tulangan). Selanjutnya buatlah parit- parit  di  sekitar  area  pembangunan  basement  untuk  mengalirkan  air  di  sekitar  lokasi kemudian memompanya ke luar area kerja. Dengan kondisi area kerja yang kering akan memperlancar pengerjaan konstruksinya.

Antisipasi Terhadap Air

Jika pada bangunan normal, prinsip dasar utilitas pemipaan air memakai metode gravitasi, dimana air dialirkan dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang rendah, namun dalam perancangan basement perencanaan utilitas pemipaannya harus dibantu dengan alat mekanis. 

Misalnya pada penggalan basement dibangun kamar mandi atau toilet jikalau mengacu pada prinsip gravitasi, maka air buangan harus dialirkan ke daerah yang lebih rendah, mengingat area basement mempunyai level lantai yang sudah rendah maka air buangannya harus dipompa ke atas semoga sanggup dikeluarkan.

Cara lain yang sanggup dilakukan yaitu dengan menciptakan septic tank yang lebih rendah dari lantai basement. Mengingat tugas pompa sangat penting maka untuk mengantisipasi kerusakan mekanik pada pompa, disarankan semoga menyediakan pompa cadangan.

Untuk memudahkan sistem utilitasnya, biasanya di sekitar basement dibentuk susukan air (selokan) keliling yang berfungsi mengalirkan air buangan ke dalam daerah penampungan. Dari daerah penampungan inilah air dipompakan ke atas..

Dinding Basement

Dinding pada basement harus dirancang semoga kokoh dan kuat, mengingat fungsinya sebagai retaining wall (penahan beban tekanan tanah dan air). Ketebalan dinding betonnya berkisar antara 15-17.5 cm, bergantung pada kedalaman lantai basement-nya. Sementara untuk mengantisipasi adanya rembesan air,  dinding mutlak diberi lapisan waterproofing.

Material Basement

Masalah utama yang sering muncul pada area basement yaitu kelembaban, mengingat letaknya yang berada di bawah dan prosentase waktu terkena cahaya matahari yang tidak terlalu banyak. Sementara permasalahan air tanah yang tidak teratasi dengan benar dan tuntas dikala pembangunan basement-pun akan menimbulkan kondisi yang lembab.

Selain tidak sehat,  kondisi lembab juga  dapat  merusak ruangan  dan  benda-benda  yang ada  di dalamnya. Dinding basement yang cenderung lembab dan basah  mengakibatkan  proses pengecatan tidak sanggup berlangsung dengan sempurna  dan menciptakan cat menjadi tidak rata. Solusi untuk mengatasinya yaitu memakai cat yang bersifat waterproof untuk melapisi dindingnya.

Jika berencana  melapisi  dinding  basement  dengan  wallpaper  sebaiknya  perlu dipikirkan ulang mengingat musuh utama dari wallpaper yaitu air. Dalam kondisi berair dan lembab, wallpaper akan gampang terjangkit jamur.  Bahan lain yang perlu dihindari pada kondisi basement yang lembab yaitu karpet. Sebab materi karpet  jikalau dipasang pada lantai yang lembab lama-kelamaan akan mengeluarkan amis tidak sedap.

Jika kelembaban basement agak tinggi, hindari perabot yang berbahan kayu, partikel board maupun materi lain yang tidak tahan terhadap kondisi lembab. Lebih baik pilihlah perabot yang berbahan tahan terhadap air, misal yang terbuat dari plastik.

Sirkulasi Udara

Basement yaitu ruangan yang berada di bawah tanah, jadi sangat dimungkinkan kalau mempunyai tingkat kelembaban tinggi. Untuk  menghindarinya rencanakan sistem sirkulasi udara yang baik dan benar. Oleh alasannya yaitu itu perlu dipikirkan perihal sirkulasi udara di dalamnya.



Demikianlah megenai basement, semoga bermanfaat. Terima kasih

Sumber http://www.arsitur.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Aturan Merancang Basement"

Posting Komentar