√ Motif Tabrakan Dari Banyak Sekali Daerah
Indonesia memang sangat kaya akan budaya dan seni yang tersebar luas mulai dari Sabang hingga Merauke dan salah satunya yakni seni ukiran.
Seni ukir atau yang lebih dikenal dengan tabrakan merupakan sebuah gambar hiasan dengan beberapa kepingan yang berbentuk cekung dan beberapa kepingan lagi berbentuk cembung dan menyusun suatu bentuk gambar yang sangat indah.
Ada beberapa tempat di Indonesia yang mempunyai kerajinan seni ukir dari kayu yang setiap wilayahnya mempunyai ciri khas tersendiri.
Misalkan tabrakan kayu Jepara yang ada di Pulau Jawa dan sudah populer hingga ke mancanegara, seni ukir suku Dayak yang ada di Kalimantan, seni ukir Toraja yang ada di Sulawesi dan juga seni ukir suku Asmat yang ada di Papupi.
Untuk mengetahui ciri khas motif tabrakan dari setiap daerah, berikut ada ulasannya khusus buat kamu.
Pada dasarnya, dalam setiap motif tabrakan tradisional yang ada di Indonesia niscaya terdiri dari beberapa motif berikut ini:
- Motif daun pokok, yaitu motif yang menjadi pokok dari keseluruhan motif tabrakan kayu.
- Motif angkup yakni bentuk motif daun yang masih menelungkup pada kepingan punggung daun pokok.
- Motif simbar yakni motif yang dipakai sebagai penghias dari kepingan depan daun pokok.
- Motif endong yakni motif hias yang dipakai untuk menghias kepingan belakang (punggung) dari daun pokok.
- Motif trubusan atau yang disebut juga dengan tunas, merupakan motif tunas yang muncul dari motif daun pokok.
- Motif trubusan biasanya berbentuk beberapa daun kecil yang ada di sekitar daun pokok, motif ini gotong royong hanya sebagai suplemen atau pengisi dari bidang yang kosong.
- Motif pecahan yakni motif yang berbentuk sobekan sebuah daun sehingga motif ini juga membentuk aksara sebuah daun. Motif pecahan merupakan motif pemanis atau untuk menambah luwesnya bentuk daun yang sudah dipecah.
- Motif benangan yakni motif yang berbentuk garis dan terdapat pada pola utama yang mempunyai fungsi sebagai suplemen motif yang berbentuk bidang. Biasanya motif benangan berbentuk miring mulai dari bawah hingga ke atas dan berhenti pada ulir pokok.
Motif Ukiran dari Jawa
Motif Majapahit merupakan salah satu motif tabrakan yang berasal dari Pulau Jawa dan yang paling populer yakni motif tabrakan yang berasal dari Jepara.
Semua bentuk dari motif tabrakan berupa daun, bunga dan buah yang berbentuk melengkung cekung dan cembung. Oleh lantaran itu, ciri-ciri dari motif Majapahit secara umum sanggup dikatakan kombinasi antara bentuk cekung dan cembung.
Motif Ukiran Angkup
Motif angkup yang ada pada motif Majapahit ini berbentuk cekung dengan ujung yang berikal. Bentuk tersebut biasanya terdapat di kepingan atas sedangkan yang ada di ujung angkup terdapat ikal sebagai tanda final dari motif angkup tersebut.
Motif Ukiran Jambul Susun
Jambul Susun biasanya terletak pada kepingan muka daun pokok dengan beberapa kali pengulangan bentuk. Sesuai dengan nama motifnya, motif ini mempunyai bentuk yang tersusun secara berulang-ulang di kepingan depan atas dari motif daun pokok.
Motif Ukiran Daun Trubus
Pada motif Majapahit trubus biasanya terletak di daun pokok. Selain itu, motif trubus ini juga mengalami pengulangan secara berkali-kali dan biasanya tergantung dari selera sang pemahat.
Motif Ukiran Simbar
Motif motif simbar yang pada motif Majapahit ini sama halnya dengan motif simbar yang terdapat di tempat lainnya. Motif simbar ini gotong royong hanya dipakai sebagi pemanis saja dan bukan merupakan motif pokok yang ada pada motif Majapahit.
Motif Ukiran Benangan
Motif ini biasanya mempunyai benangan rangkap dan juga benangan garis. Benangan ini biasanya berada di kepingan daun pokok, tepatnya di kepingan depan yang dimulai dari pangkal daun dan mengikuti alur lengkungan daun pokok dan berakhir dengan ukelan/ulir.
Motif Ukiran Pecahan
Seperti halnya pada motif tabrakan yang ada di tempat lain, motif pecahan yang terdapat pada motif Majapahit mempunyai dua jenis pecahan yaitu pecahan cawen yang terdapat pada tabrakan daun patran dan pecahan garis yang menjalar di daun pokok. Keberadaan dari motif pecahan ini sanggup menambah keindahan pada tabrakan yang dibuat.
Motif Ukiran dari Bali
Motif tabrakan Bali yakni salah satu jenis motif tabrakan tradisional yang berkembang dengan pesat di Nusantara. Motif tabrakan Bali ini menyerupai halnya dengan motif tradisional yang ada di tempat lain dan biasanya penamaan dari motif tabrakan Bali ini menurut dengan nama-nama kerajaan.
Namun secara garis besar, motif tabrakan yang berasal dari Bali ini sama halnya dengan motif tabrakan Majapahit, yaitu adanya motif angkup, simbar, trubus, benangan dan pecahan.
Yang membedakan motif tabrakan Bali dan Jawa yakni adanya motif sunggar dan endong yang merupakan ciri khas dari motif tabrakan yang berasal dari pulau Bali.
Motif Ukiran dari Sulawesi
Salah satu hasil dari seni ukir yang berasal dari Pulau Sulawesi dan juga termasuk yang paling populer yakni tabrakan Toraja.
Sebagai hasil dari warisan budaya, setiap motif tabrakan Toraja menggambarkan makna tertentu dari suatu benda atau bentuk untuk kehidupan masyarakat setempat.
Jika kau merupakan seorang yang mempercayai kekuatan alam, tidak ada salahnya bila kau mengetahui makna dibalik setiap motif yang terdapat pada tabrakan Toraja sebelum kau berniat untuk membelinya.
Motif Ukiran Ne’Limbongan
Bentuk dasar dari motif ini berupa lingkaran yang dibatasi dengan bujur sangkar. Motif tabrakan ini menggambarkan perihal empat arah mata angin utama yang dipercaya oleh masyarakat Toraja sebagai sumber rejeki. Motif Ne’Limbongan juga dipercaya sebagai awal mula dari tabrakan Toraja.
Motif Ukiran Pa’Barre Allo
Motif ini berasal dari dua kata, yaitu “barre” yang mempunyai arti bundaran dan “allo” yang mempunyai arti matahari. Bentuk utama dari motif ini berupa empat buah lingkaran yang ada di dalam bujur sangkar.
Ukiran ini melambangkan akan kebesaran masyarakat Toraja, motif ini juga banyak ditemui pada pucuk rumah tabiat masyarakat Toraja.
Motif tabrakan Pa’Kapuk Baka
Bentuk utama dari motif ini berupa empat buah lingkaran yang saling berpotongan antara yang satu dengan yang lainnya dengan simpul yang rumit.
Pada zaman dulu tabrakan ini dipakai sebagai tanda untuk tempat penyimpanan harta. Simpul motif tabrakan yang rumit ini diartikan sebagai sebuah kesatuan keluarga yang dilarang tercerai-berai demi terciptanya sebuah kemakmuran.
Motif Ukiran Pa’Tangkik Pantung I dan Pa’Tangkik Pantung II
Motif tabrakan ini (Pa’Tangkik Pantung I) mengambil motif dari paku yang dipakai untuk memancang bambu. Motif tabrakan ini merupakan sebuah lambang kebesaran dari para darah biru masyarakat Toraja.
Sedangkan untuk motif Pa’Tangkik Pantung II terdiri dari empat buah lingkaran yang membentuk dua buah angka delapan. Motif ini mempunyai pesan perihal pentingnya sebuah persatuan.
Motif Ukiran Pa’Kadang Pao
Motif yang satu ini berupa arsiran garis yang saling berhubungan. Motif ini melambangkan perihal kerja sama, sedangkan garis-garis lurusnya melambangkan perihal kejujuran dalam mencari rezeki.
Motif Ukiran Pa’ Sulan Sangbua
Motif ini terdiri dari beberapa garis simetris yang saling bersilangan dan menggambarkan sebuah lipatan daun sirih. Motif tabrakan ini melambangkan perihal keanggunan kalangan para darah biru Toraja.
Motif Ukiran Pa’Bulu Landong
Motif tabrakan ini berupa beberapa rangkaian garis yang melengkung dan diartikan sebagai bulu ayam jantan (Landong=Ayam jantan). Motif tabrakan ini melambangkan sebuah keperkasaan, kejantanan dan kebijaksanaan.
Motif Ukiran Pa’Tedong
Sesuai dengan namanya yang mempunyai arti kerbau, motif tabrakan Pa’Tedong ini menggambarkan sebuah kepala kerbau. Mengingat betapa pentingnya kerbau dalam setiap kehidupan dari masyarakat Torajad dan motif tabrakan ini dipercaya sebagai lambang kemakmuran.
Motif Pa’Tanduk Re’pe
Motif tabrakan Pa’Tanduk Re’pe berupa beberapa garis melengkung yang sejajar dan juga merepresentasikan perihal kerbau.
Karena motif menggambar sebuah tanduk kerbau, motif tabrakan ini juga mempunyai makna perihal sebuah usaha hidup yang keras demi untuk mendapat kesejahteraan dan juga status sosial.
Motif Ukiran dari Minangkabau
Salah satu motif tabrakan yang populer di pulau Sumatera yakni motif tabrakan yang berasal dari Sumatera Barat, motif tabrakan dari Sumatera ini biasannya banyak terdapat pada beberapa kepingan dari rumah Gadang. Berikut ini ada beberapa motif tabrakan masyarakat Minangkabau.
Motif Ukiran Lebah Bergayut
Motif tabrakan ini menggambarkan perihal sebuah rumah lebah madu yang biasanya terdapat di dahan pohon. Maksud dari motif tabrakan ini yakni untuk mengingat akan kekayaan bumi Melayu Riau yang dulunya banyak terdapat pepohonan besar yang sering dipakai para lebah untuk menggantungkan rumahnya.
Motif Ukiran Itik Sekawan (Itik Pulang Petang)
Motif tabrakan ini menggambarkan perihal tingkah laris dari binatang Itik yang biasanya selalu berjalan secara beriringan dikala dalam perjalanan pulang ke sangkar di waktu petang.
Tingkah laris berjalan Itik yang selalu beriringan menggambarkan perihal kedisiplinan, keserasian, persahabatan, kekompakan dan kebersamaan, sanggup dijadikan pola untuk insan akan arti sebuah kehidupan.
Hal tersebut yang kemudian dijadikan sebagai wangsit suatu corak motif ukir, tenun, tekat dan juga songket.
Motif Ukiran Kaluk Pakis (kaluk paku)
Motif ukiram ini merupakan sebuah citra dari pohon/tetumbuhan pakis/paku yang meliuk-liuk atau berkeluk-keluk, motif ini juga biasa diaplikasikan dalam kerajinan tenun, tekat maupun barang kerajinan lain sejenisnya.
Semua corak dari motif Melayu dipadukan dengan begitu cermat sehingga balasannya kelihatan harmonis dan saling mengisi.
Motif Ukiran pucuk rebung
Motif tabrakan ini melambangkan perihal sebuah impian baik, hal tersebut diambil menurut corak yang dipakai dalam motif tabrakan ini adlah pohon bambu, yang mana pohon tersebut tidak gampang roboh oleh tiupan angin yang sangat kencang sekalipun.
Motif pucuk rebung biasanya selalu ada di setiap kain songket yang dipakai sebagai tumpal kain atau kepala kain tersebut. Penggunaan dari motif pucuk rebung yang ada pada kain songket dimaksudkan semoga si pemakai selalu mendapat keberuntungan dan impian yang baik dalam setiap langkah hidup.
Motif Ukiran Selembayung
Selembayung merupakan sebuah hiasan yang letaknya saling bersilang di kedua ujung perabung bangunan belah bubung dan rumah lontik. Pada kepingan bawah terkadang diberi juga hiasan tambahan menyerupai tombak yang terhunus yang dipakai untuk menyambung kedua ujung dari perabung (tombak-tombak).
Motif Ukiran Sayap Layang-layang atau Sayap Layangan
Motif tabrakan ini juga merupakan hiasan yang terdapat pada empat sudut cucuran atap dan bentuknya pun hampir sama dengan motif selembayung.
Selain itu, setiap bangunan yang memakai motif selembayung harus memadukannya dengan motif sayap layangan sebagai padanannya.
Letak motif sayap layang-layang yang ada pada empat sudut cucuran atap merupakan sebuah lambang sari dari empat pintu hakiki, yaitu pintu rezeki, pintu budi, pintu hati dan juga pintu Illahi. Selain itu, motif sayap layang-layang juga melambangkan perihal kebebasan, tetapi kebebasan yang tahu diri dan tahu batas.
Motif Ukiran Singap/Bidai
Bagian dari motif ini biasanya dibentuk dengan bertingkat dan diberi sebuah hiasan yang juga berfungsi sebagai ventilas. Sedangkan pada kepingan yang menjorok keluar di beri gambar lantai yang disebut dengan teban layar atau lantai alang buang atau disebut juga dengan Undan-undan.
Motif Ukir Kalimantan
Salah satu motif tabrakan yang paling populer dari Pulau Kalimantan adlah motif tabrakan dari suku Dayak Lundayeh atau yang lebih dikenal dengan masyarakat Lun Bawang yang ada di Kalimantan Timur. Berikut beberapa motif tabrakan yang berasal dari Kalimantan.
Motif tabrakan Arit Linawa dan motif Arit Pawad
Motif ini biasanya diaplikasikan pada tabrakan Buluh atau juga Sarung Parang. Motif ini terdiri dari aneka macam motif tabrakan bunga. Pada masa sekarang, pola dari ini juga banyak dipakai pada aneka macam macam ukiran, lukisan, properti kesenian, interior funitur dan lain-lain.
Motif Ukiran Perisai
motif ini merupakan motif yang berupa sebuah bingkai dan didalamnya terukir perpaduan antara beberapa motif kreasi dengan aneka macam pola motif dasar.
Makna dari motif perisai sendiri melambangkan sebuah pertahanan yang kokoh/kuat dari suku dayak, lantaran intinya perisai sering dijadikan sebagai alat pertahanan oleh masyarakat dayak ketika berperang.
Motif Ukiran Burung Enggang
Motif ini biasa dihubungkan dengan kompilasi motif tabrakan naga. Hal ini disebabkan, lantaran enggang dan naga merupakan simbol dari penguasa alam. Pohotara atau Mahatala yakni penguasa alam atas yang disimbolkan dengan Enggang Gading.
Motif Ukiran Naga
Pola dasar dari motif tabrakan naga ini juga banyak diaplikasikan dalam gambar lukisan suku Dayak. Menurut masyarakat Dayak naga atau yang lebih dikenal dengan sebutan Juata atau Jata dipercaya sebagai simbol penguasa dari alam bawah (air/tanah).
Motif Ukiran Anjing
Motif tabrakan ini biasa diukir pada lukisan yang dipakai sebagai alat untuk pengenalan kehidupan suku dayak. Dalam sebuah dongeng rakyat dari suku Dayak, anjing merupakan binatang jelmaan dari yang kuasa yang diusir dari alam kahyangan dan diturunkan ke dunia sebagai penjaga manusia.
Suku Dayak sendiri menciptakan motif anjing sebagai kepingan dari aneka macam hal, sebagai rasa terimakasih mereka kepada binatang peliharaan yang selalu menemani dan menjaga mereka ketika mereka sedang berburu dan juga lantaran kesetiaannya kepada tuannya.
Motif Ukiran Papua
Bagi masyarakat suku Asmat, seni ukir kayu merupakan kepingan kehidupan sehari-hari mereka yang sudah bebuyutan dan jadi suatu kebudayaan yang tidak hanya dikenal di Papua dan Indonesia saja, tetapi sudah ke mancanegara juga.
Setiap turis yang tiba berkunjung ke Papua, rasanya kurang lengkap bila tidak mengenal dan pastinya membeli cenderamata karya ukir dari suku Asmat dalam aneka macam ukuran.
Ciri khas dari motif tabrakan suku Asmat ada pada bentuk polanya yang natural dan berbentuk unik, yang mana dari beberapa pola tersebut akan terlihat betapa rumitnya proses pembuatan.
Tak heran bila karya ukir dari suku Asmat bernilai sangat tinggi, namun seni ukir dari suku Asmat ini juga banyak diminati oleh para turis yang sedang berkunjung terutama bagi mereka yang cinta karya seni..
Dari sisi model tabrakan yang dibentuk oleh suku Asmat juga mempunyai pola yang sangat beragam, mulai dari bentuk patung model manusia, perahu, binatang, panel, tifa, perisai, telur kaswari serta tabrakan tiang.
Dalam menciptakan sebuah karya seni, biasanya suku Asmat mengadopsi dari pengalaman yang mereka sanggup dari lingkungan hidup sehari-hari yang kemudian mereka gunakan sebagai pola ukiran.
Sumber https://carajuki.com
0 Response to "√ Motif Tabrakan Dari Banyak Sekali Daerah"
Posting Komentar