Indonesia Darurat Zina


Siapa yang tidak tahu akan gang Dolly?. Kompleks perzinahan terbesar di Asia Tenggara yang berada di Surabaya. Akan tetapi, potret suram gang Dolly kini telah tinggal sejarah, lantaran wali kota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini telah menutupnya.

Dulu perzinahan di negeri ini berada di daerah remang-remang mirip di gang Dolly. Para pegawai sec komersial (PSK) bersolek dan berjejer untuk menunggu para pelanggannya. Kini, di zaman gadget ini para PSK tidak lagi mangkal di kompleks remang-remang, tinggal unggah foto-foto anggun mereka di media sosial, BBM, dan WhatsApp untuk menarik pelanggannya.

Bisnis prostitusi online kini mulai tumbuh subur di negeri ini. Sebagai rujukan yang diberitakan oleh Liputan 6 Petang, Kamis (30 April 2015), dengan digrebeknya bisnis prostitusi online oleh Polrestabes Bandung dengan menangkap 3 orang laki-laki dan 2 dari 50 orang PSK yang menjadi anak asuhnya. Dan wanita-wanita muda yang diasuh oleh para pelaku berusia antara 18 hingga 25 tahun.

Berbeda dengan kasus di Bandung yang bertarif 1,5 – 2,5 juta. Dalam pemberitaan Jawa Pos (Minggu, 10 Mei 2015), pegawanegeri polisi Jakarta Selatan mengungkap prostitusi online dengan tarif super mahal, sekali booking 3 jam minimal Rp. 80 Juta. Bisnis yang dimucikarii oleh RA ini tidak hanya memperlihatkan jasa bermain dengan PSK di dalam negeri, tetapi hingga ke luar negeri (Boston, Singapura, Thailand, dan Malaysia). Dari penangkapan ini, RA mengaku bahwa ia memiliki 200 PSK sebagai anak buahnya, salah satunya yakni AA, seorang artis yang kerap membintangi film-film Indonesia.

Sungguh ironi melihat fakta bisnis prostitusi online yang terjadi di negeri ini, seorang artis yang berhonor jutaan rupiah sekali tampil di layar televisi, bisa-bisanya masih kurang dan bekerja sebagai PSK. Ya… semua ini lantaran gaya hidup glamor (hedonisme). Ketika sudah menganut paham hedonisme, yang ada dalam orientasi hidupnya hanyalah untuk kenikmatan dan kesenangan belaka. Dan tak jarang, untuk memenuhi kenikmatan itu hingga melacurkan diri (zina). Hedonisme dan sec bebas (zina) merupakan budaya barat, dan kini negara ini sudah tertular virus ini, tak sedikit cukup umur di negeri ini melaksanakan zina dengan sang pacar hanya atas dasar suka sama suka.

Melihat dua bencana di atas, kasus perzinahan di negeri ini sudah dalam kondisi darurat, bila diibaratkan sebuah penyakit sudah mencapai stadium empat, anak masih busuk kencur (15 tahun) sudah melaksanakan zina. Semuanya ini disebabkan lantaran lunturnya nilai-nilai keyakinan dan agama yang dimiliki, bahkan sudah ada yang hilang. Lantas sekarang, yang perlu dilakukan yakni pengawasan dan penanaman nilai-nilai agama yang berpengaruh pada diri remaja. Dan yang perlu ditanamkan yakni bahwa kesenangan dan kenikmatan di dunia hanyalah bersifat sementara, lantaran masih ada kehidupan yang awet yakni akhirat.

يقوم انما هذه الحيوة الد نيا متع وان الأ خرة هى دار القرار

“Hai kaumku, gotong royong kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan gotong royong alam abadi itulah negeri yang kekal.” (Qs. Al-Mu’min: 39)

************* 

Sumber http://geoenviron.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Indonesia Darurat Zina"

Posting Komentar