Kumpulan Rumus Kimia Dan Fisika Kelas 7, 8, 9 Yang Gampang Dihafalkan
Kumpulan Rumus Kimia dan Fisika Kelas 7, 8, 9 yang gampang dihafalkan
RUMUS KIMIA
1. Rumus kimia untuk molekul unsur monoatomik.
Rumus kimia ini merupakan lambang atom unsur itu sendiri.
Contoh : Fe, Cu, He, Ne, Hg.
2. Rumus kimia untuk molekul unsur diatomik.
Rumus kimia ini merupakan penggabungan dua atom unsur yang sejenis dan saling berikatan.
Contoh : H2, O2, N2, Cl2, Br2, I2.
3. Rumus kimia untuk molekul unsur poliatomik.
Rumus kimia ini merupakan penggabungan lebih dari dua atom unsur yang sejenis dan saling berikatan.
Contoh : O3, S8, P4.
4. Rumus kimia untuk molekul senyawa ion
Merupakan rumus kimia yang dibuat dari penggabungan antar atom yang bermuatan listrik, yaitu ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Ion positif terbentuk alasannya ialah terjadinya pelepasan elektron (Na+, K+, Mg2+), sedangkan ion negatif terbentuk alasannya ialah penangkapan elektron (Cl-, S2-, SO42-).
Penulisan rumus kimia senyawa ion sebagai berikut.
-Penulisan diawali dengan ion positif (kation) diikuti ion negatif (anion).
-Pada kation dan anion diberi indeks, sehingga didapatkan senyawa yang bersifat netral (jumlah muatan (+) = jumlah muatan (-)).
-Bentuk umum penulisannya sebagai berikut.
Contoh :
Na+ dengan Cl- membentuk NaCl.
Mg2+ dengan Br- membentuk MgBr2.
Fe2+ dengan SO42- membentuk FeSO4.
5. Rumus kimia untuk senyawa biner nonlogam dengan nonlogam.
Penulisan rumus kimia ini berdasarkan kecenderungan atom yang bermuatan positif diletakkan di depan, sedangkan kecenderungan atom bermuatan negatif diletakkan di belakang berdasarkan urutan atom berikut ini.
B – Si – C – S – As – P- N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Contoh : CO2, H2O, NH3.
6. Rumus kimia /rumus molekul senyawa organik.
Rumus ini juga menunjukkan jenis dan jumlah atom penyusun senyawa organik yang berdasarkan gugus fungsi masing – masing senyawa.
Contoh :
CH3COOH : asam asetat
CH4 : metana (alkana)
C2H5OH : etanol (alkohol)
7. Rumus kimia untuk senyawa anhidrat.
Anhidrat merupakan sebutan dari garam tanpa air kristal (kehilangan molekul air kristalnya) atau H2O.
Contoh :
CaCl2 anhidrous atau CaCl2.2H2O.
CuSO4 anhidrous atau CuSO4.5H2O.
8. Rumus kimia untuk senyawa kompleks.
Penulisan rumus senyawa dan ion kompleks ditulis dalam kurung siku [...].
Contoh :
Na2[MnCl4]
[Cu(H2O)4](NO3)2
K4[Fe(CN)6]
RUMUS EMPIRIS
Rumus empiris merupakan rumus kimia yang menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana (bilangan bundar terkecil) dari atom – atom penyusun senyawa.
Contoh :
C12H22O11 (gula)
CH2O (glukosa)
C2H6O (alkohol)
CHO2 (asam oksalat)
RUMUS STRUKTUR
Rumus struktur merupakan rumus kimia yang menggambarkan posisi atau kedudukan atom dan jenis ikatan antar atom pada molekul.
Rumus struktur secara singkat dituliskan :
CH3CH3
CH3COOH
FISIKA
A. Massa Jenis
ρ = m/v, m = massa (kg)
v = volume (m3)
ρ = massa jenis ( kg/m3)
ρ = m/v, m = massa (kg)
v = volume (m3)
ρ = massa jenis ( kg/m3)
B. Suhu dan Pemuaian
B.1. Suhu
tC = (5/4.tR), tR = (4/5.tC),
tC = 5/9(tF-32), tF = (9/5.tC+32),
tR = 4/9(tF-32), tF = (9/4.tR+32),
tK = (tC+273), tC = (tK-273),
B.1. Suhu
tC = (5/4.tR), tR = (4/5.tC),
tC = 5/9(tF-32), tF = (9/5.tC+32),
tR = 4/9(tF-32), tF = (9/4.tR+32),
tK = (tC+273), tC = (tK-273),
B.2. Pemuaian
*) Pemuaian panjang
ΔL = Lo.α.Δt
Lt = Lo + Lo.α.Δt
*) Pemuaian luas
ΔA = Ao.β.Δt
At = Ao + Ao.β.Δt
*) Pemuaian volume
ΔV = Vo.γ.Δt
Vt = Vo + Vo.γ.Δt
Dimana: Lt : panjang selesai (m)
Lo : panjang mula-mula (m)
ΔL : pertambahan panjang (m)
α : koefisien muai panjang (/oC)
At : luas selesai (m2)
Ao : luas mula-mula (m2)
ΔA : pertambahan luas (m2)
β : koefisien muai luas (/oC)
Vt : volume selesai (m3)
Vo : volume mula-mula (m3)
ΔV : pertambahan volume (m3)
γ : koefisien muai volume (/oC)
Hubungan α, β, γ :
β = 2 . α
γ = 3 . α
C. Kalor
Q = m . c . Δt
Q = m . U
Q = m . L
Dimana:
Q = kalor (joule)
m = massa (kg)
c = kalor jenis benda (J/kgoC)
U = kalor uap (J/kg)
L = kalor lebur (J/kg)
*) Pemuaian panjang
ΔL = Lo.α.Δt
Lt = Lo + Lo.α.Δt
*) Pemuaian luas
ΔA = Ao.β.Δt
At = Ao + Ao.β.Δt
*) Pemuaian volume
ΔV = Vo.γ.Δt
Vt = Vo + Vo.γ.Δt
Dimana: Lt : panjang selesai (m)
Lo : panjang mula-mula (m)
ΔL : pertambahan panjang (m)
α : koefisien muai panjang (/oC)
At : luas selesai (m2)
Ao : luas mula-mula (m2)
ΔA : pertambahan luas (m2)
β : koefisien muai luas (/oC)
Vt : volume selesai (m3)
Vo : volume mula-mula (m3)
ΔV : pertambahan volume (m3)
γ : koefisien muai volume (/oC)
Hubungan α, β, γ :
β = 2 . α
γ = 3 . α
C. Kalor
Q = m . c . Δt
Q = m . U
Q = m . L
Dimana:
Q = kalor (joule)
m = massa (kg)
c = kalor jenis benda (J/kgoC)
U = kalor uap (J/kg)
L = kalor lebur (J/kg)
D. Gerak
D.1. gerak lurus beraturan (GLB)
S = V . t
D.2. gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Vt = Vo + a . t
S = Vo . t + ½. a . t2
Vt2 = Vo2 + 2 . a . s
Dimana :
S = jarak (m)
Vt = kecepatan selesai (m/s)
Vo = kecepatan mula-mula (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (detik)
V = kecepatan (m/s)
D.1. gerak lurus beraturan (GLB)
S = V . t
D.2. gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
Vt = Vo + a . t
S = Vo . t + ½. a . t2
Vt2 = Vo2 + 2 . a . s
Dimana :
S = jarak (m)
Vt = kecepatan selesai (m/s)
Vo = kecepatan mula-mula (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (detik)
V = kecepatan (m/s)
E. Tekanan
E.1. tekanan pada zat padat
P = F/A
Dimana:
P = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas bidang sentuh (m2)
E.2. tekanan pada zat cair
Ph = ρ . g . h
Dimana:
Ph = tekanan hidrostatis (N/m2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)
F1/A1 = F2/A2
Dimana:
F1 = gaya pada penghisap kecil (N)
F2 = gaya pada penghisap besar (N)
A1 = luas penampang penghisap kecil (m2)
A2 = luas penampang penghisap besar (m2)
ρ1 . h1 = ρ2 . h2
Dimana:
ρ1 = massa jenis zat cair 1 (kg/m3)
ρ2 = massa jenis zat cair 2 (kg/m3)
h1 = tinggi permukaan zat cair 1 (m)
h2 = tinggi permukaan zat cair 2 (m)
FA = ρ . g . V
Dimana:
FA = gaya tekan keatas (N)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
V = volume benda yang tercelup (m3)
E.1. tekanan pada zat padat
P = F/A
Dimana:
P = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas bidang sentuh (m2)
E.2. tekanan pada zat cair
Ph = ρ . g . h
Dimana:
Ph = tekanan hidrostatis (N/m2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)
F1/A1 = F2/A2
Dimana:
F1 = gaya pada penghisap kecil (N)
F2 = gaya pada penghisap besar (N)
A1 = luas penampang penghisap kecil (m2)
A2 = luas penampang penghisap besar (m2)
ρ1 . h1 = ρ2 . h2
Dimana:
ρ1 = massa jenis zat cair 1 (kg/m3)
ρ2 = massa jenis zat cair 2 (kg/m3)
h1 = tinggi permukaan zat cair 1 (m)
h2 = tinggi permukaan zat cair 2 (m)
FA = ρ . g . V
Dimana:
FA = gaya tekan keatas (N)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
V = volume benda yang tercelup (m3)
F. Usaha
W = F . S atau
W = Δ EK atau
W = ΔEP
Dimana :
W = perjuangan (J)
S = jarak (m)
Δ EK = perubahan energi kinetik (J)
ΔEP = perubahan energi potensial (J)
W = F . S atau
W = Δ EK atau
W = ΔEP
Dimana :
W = perjuangan (J)
S = jarak (m)
Δ EK = perubahan energi kinetik (J)
ΔEP = perubahan energi potensial (J)
G. Energi
Energi kinetik (EK) = ½ . m . v2
Energi potensial (EP) = m . g . h
Dimana:
EK = energy kinetik (J)
EP = energy potensial (J)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s2)
h = ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Energi kinetik (EK) = ½ . m . v2
Energi potensial (EP) = m . g . h
Dimana:
EK = energy kinetik (J)
EP = energy potensial (J)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s2)
h = ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
H. Daya
P = W/t,
Dimana:
P = daya (watt)
W = perjuangan (J)
t = waktu (detik)
P = W/t,
Dimana:
P = daya (watt)
W = perjuangan (J)
t = waktu (detik)
I . Pesawat sederhana
*) Bidang miring
KM = W/F = S/h
*) Bidang miring
KM = W/F = S/h
*) Tuas
KM = W/F = LK/LB
KM = W/F = LK/LB
*) katrol
Katrol tunggal KM = W/F = 1
Katrol tunggal bergerak KM = W/F = 2
Katrol beragam KM = W/F = n
Dimana :
KM = laba mekanik
W = berat (N)
F = gaya (N)
LK = lengan kuasa (cm)
LB = lengan beban (cm)
n = banyak katrol
J. Getaran
f = n/t, T = t/n, f = 1/T, T = 1/f
Dimana :
f = frekuensi (Hz)
T = periode (detik)
n = banyaknya getaran
Katrol tunggal KM = W/F = 1
Katrol tunggal bergerak KM = W/F = 2
Katrol beragam KM = W/F = n
Dimana :
KM = laba mekanik
W = berat (N)
F = gaya (N)
LK = lengan kuasa (cm)
LB = lengan beban (cm)
n = banyak katrol
J. Getaran
f = n/t, T = t/n, f = 1/T, T = 1/f
Dimana :
f = frekuensi (Hz)
T = periode (detik)
n = banyaknya getaran
K. Bunyi
V = λ/T, atau V = λ . f
V = λ/T, atau V = λ . f
S = V.t/2
Dimana :
V = kecepatan (m/s)
T = periode (detik)
f = frekuensi (Hz)
S = jarak (m)
t = waktu (detik)
Dimana :
V = kecepatan (m/s)
T = periode (detik)
f = frekuensi (Hz)
S = jarak (m)
t = waktu (detik)
L. Optik n = 360/α – 1
1/f = 1/Si + 1/So
P = 1/f
Dimana :
n = banyaknya bayangan yang dibentuk
α = sudut antar 2 buah cermin datar (derajat)
f = focus cermin / lensa (cm)
Si = jarak bayangan (cm)
So = jarak benda (cm)
P = kekuatan lensa (dioptri)
1/f = 1/Si + 1/So
P = 1/f
Dimana :
n = banyaknya bayangan yang dibentuk
α = sudut antar 2 buah cermin datar (derajat)
f = focus cermin / lensa (cm)
Si = jarak bayangan (cm)
So = jarak benda (cm)
P = kekuatan lensa (dioptri)
M. Listrik
Kuat arus listrik:
i = Q/t
W = V . Q
Hukum Ohm:
V = I . R
Hambatan jenis:
R = ρ . l/A
Kuat arus listrik:
i = Q/t
W = V . Q
Hukum Ohm:
V = I . R
Hambatan jenis:
R = ρ . l/A
Hambatan hubungan seri:
RS = R1 + R2 + R3 +……….+ Rn
Hambatan hubungan paralel:
1/RP = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +……….+ 1/Rn
Energi listrik : daya listrik:
W = V . I . t
W = I2. R . t
W = V2/R . t
Daya listrik:
P = V . I
P = I2 . R
P = V2/R
Biaya pemakain energy listrik:
Biaya : KWh . waktu . biaya per KWh
Gaya Lorentz:
F = B . I . l
RS = R1 + R2 + R3 +……….+ Rn
Hambatan hubungan paralel:
1/RP = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +……….+ 1/Rn
Energi listrik : daya listrik:
W = V . I . t
W = I2. R . t
W = V2/R . t
Daya listrik:
P = V . I
P = I2 . R
P = V2/R
Biaya pemakain energy listrik:
Biaya : KWh . waktu . biaya per KWh
Gaya Lorentz:
F = B . I . l
Transformator
NP/NS = VP/VS = IS/IP
NP/NS = VP/VS = IS/IP
η = PS/PP x 100%
Dimana :
I = berpengaruh arus (A)
Q = muatan (C)
t = waktu (detik)
V = tegangan (V)
R = kendala (ohm)
l = panjang penghantar (m)
ρ = kendala jenis (Ω. m2/m)
W = energy listrik (J)
P = daya (watt)
F = gaya (N)
B = berpengaruh medan magnet (T)
NP = lilitan primer
NS = lilitan sekunder
VP = tegangan primer (V)
VS = tegangan sekunder (V)
IS = arus sekunder (A)
IP = arus primer (A)
η = efisiensi
Dimana :
I = berpengaruh arus (A)
Q = muatan (C)
t = waktu (detik)
V = tegangan (V)
R = kendala (ohm)
l = panjang penghantar (m)
ρ = kendala jenis (Ω. m2/m)
W = energy listrik (J)
P = daya (watt)
F = gaya (N)
B = berpengaruh medan magnet (T)
NP = lilitan primer
NS = lilitan sekunder
VP = tegangan primer (V)
VS = tegangan sekunder (V)
IS = arus sekunder (A)
IP = arus primer (A)
η = efisiensi
0 Response to "Kumpulan Rumus Kimia Dan Fisika Kelas 7, 8, 9 Yang Gampang Dihafalkan"
Posting Komentar